RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tepat hari ini Kota Bekasi genap berusia 26 tahun. Pemerintah Kota Bekasi terus menggenjot pembangunan di berbagai sektor, yang sebelumnya sempat melemah karena pandemi covid 19. Kini, geliat pembangunan mulai tumbuh mulai dari infrastruktur, ekonomi hingga Indek Pembangunan manusia (IPM).
Situasi sulit beberapa waktu lalu membuat pencapaian kinerja dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tidak maksimal. Meskipun, semua kembali merangkak positif mulai tahun 2021.
Tahun 2020, pertumbuhan ekonomi anjlok dari angka 5,41 persen menjadi -2,55. Begitu juga dengan pendapatan domestik regional yang mengalami penurunan, serta peningkatan jumlah pengangguran di tengah terus meningkatnya jumlah penduduk usia kerja. Kondisi terburuk dalam lima tahun terakhir.
Tahun 2022 kemarin, meskipun perlahan-lahan pulih dari dampak Pandemi Covid-19, kondisinya belum bisa lebih baik dibandingkan satu tahun sebelum Pandemi.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 tercatat 4,96, lebih kecil dibandingkan 5,41 di tahun 2019. Begitu juga dengan tingkat pengangguran, tahun 2022 kemarin berada di angka 8,81, lebih besar dibandingkan 8,30 di tahun 2019.
Kondisi ini mempengaruhi pertumbuhan pembangunan infrastruktur. Pemerintah Kota (Pemkot) beberapa kali menyebut lambatnya pembangunan di sektor infrastruktur belakangan ini disebabkan situasi Pandemi Covid-19.
Disamping angka-angka statistik dan pembangunan infrastruktur, pembangunan manusia tidak boleh luput dari perhatian. Ekonomi yang terus bertumbuh, infrastruktur yang terus menjadi fokus pembangunan, mesti memberikan dampak positif juga bagi kualitas manusia.
Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto menyebut hampir seluruh indikator kinerja telah dikerjakan oleh Pemkot Bekasi. Hanya saja, belum semua tercapai, atau sempurna.
Sisa waktu periode pemerintahan 2018-2023 akan dimaksimalkan untuk menuntaskan pembangunan daerah, berdasarkan skala prioritas.”Karena tentunya, implikasi dari Covid-19 juga cukup berpengaruh. Karena hampir dua, tiga tahun, kemudian kita konsentrasi dengan kesehatan,” katanya.
Pemerintah Kota Bekasi masih berkutat pada pembangunan sektor infrastruktur untuk menuntaskan banjir, pendidikan, dan memulihkan pertumbuhan ekonomi. Ia mengklaim, Infrastruktur dan pelayanan di sektor kesehatan sudah cukup baik hasil dari jajak pendapat yang dilakukan.
Tahun ini, Kota Bekasi membangun tiga gedung Puskesmas, sehingga total Kota Bekasi memiliki 53 Puskesmas untuk melayani masyarakat di 56 kelurahan.
Pada sektor pendidikan, harapan lama sekolah di Kota Bekasi belum maksimal, masih di angka 11,8 tahun. Belum meratanya infrastruktur pendidikan di tingkat SMP dan SMA menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
“Jadi artinya masih ada 0,2 persen warga masyarakat yang tidak lulus SMA. Ini saya kira menjadi PR kita, dimana wajib belajar 12 tahun sampai dia lulus SMA harus bisa kita capai,” ungkapnya.
Kewenangan pemerintah kota hanya sampai di tingkat SMP. Untuk itu, pemerintah kota perlu bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat guna menambah jumlah sekolah tingkat atas atau kejuruan, salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menyediakan lahan untuk pembangunan gedung sekolah.
Selain penambahan sekolah baru, sekolah-sekolah dengan cakupan siswa yang relatif dalam jumlah banyak juga memerlukan penambahan ruang kelas. Hal ini juga memerlukan lahan untuk menambah kapasitas gedung.
Tema Bekasi Bangkit Bekasi Keren diusung untuk memberi semangat mengembalikan semua indikator kinerja kembali pulih seperti sebelum Pandemi Covid-19. Salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan Kota Bekasi harus kembali ke angka di atas lima persen.”Karena sebelum Covid-19 itu kita di 5,5 sampai 5,9. Makanya harus bangkit,” tambah nya.
Lima tahun kebelakang, total ada 26 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang harus dicapai oleh Pemkot Bekasi. Semua sudah dilaksanakan, 11 diantaranya dipastikan sudah tercapai, bahkan melebihi target.
Didalamnya, ada 271 indikator program yang telah disusun. Sebanyak 207 indikator program sudah tercapai, sisa 64 indikator program lagi yang harus dikejar pencapaiannya oleh Pemkot Bekasi.
Plt Sekretaris Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kota Bekasi, Bobby Yustian mengatakan, sebagian besar indikator pembangunan infrastruktur sudah tercapai. Seperti peningkatan jalan dan perhubungan.
Sementara itu, di sektor perumahan dan permukiman masih ada aspek sanitasi, lingkungan kumuh, hingga rumah tinggal layak huni yang masih harus diselesaikan. Perumahan dan permukiman menjadi salah satu fokus yang akan diselesaikan, saat ini Pemkot tengah mendata rumah tidak layak huni.
“Pak Plt saat ini sedang fokus itu, pokoknya sampai target seribu nih gimana caranya bisa terselesaikan. Kita masih mendata berapa sebenarnya rumah tidak layak huni ini, karena data ini dinamis,” ungkapnya.
Target pada aspek pembangunan manusia kata Bobby, angka IPM Kota Bekasi terus mengalami kenaikan pasca pandemi Covid-19.
Salah satu tantangan ekstra dalam IKU ini adalah di sektor lingkungan hidup. Perkembangan kehidupan perkotaan, keberadaan pembuangan akhir, serta tingginya mobilitas masyarakat menyebabkan pencemaran udara tidak bisa dihindari.
Sementara untuk kualitas air, kondisi daerah sekitar Kota Bekasi sangat mempengaruhi kualitas air yang mengalir ke Kota Bekasi, air tersebut juga digunakan sebagai sumber air baku perusahaan air minum milik daerah. Pemerintah kota telah berupaya membangun kerjasama dengan pemerintah di daerah sekitar seperti Pemerintah Kabupaten Bogor, sampai Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Indeks kinerja utama yang lain seperti indeks kualitas lingkungan hidup, ini yang agak susah kita,” tambahnya.
Saat ini, Pemkot Bekasi tengah melakukan konsolidasi capaian hasil pembangunan. Dengan potensi jumlah penduduk dan luas wilayah Kota Bekasi, Pemkot disebut optimis dapat merampungkan target pembangunan yang dirancang lima tahunan ini.
“Jadi hasil indikator kinerja tahun-tahun sebelumnya dihimpun, mana yang belum tercapai, mana yang sudah. Yang belum tercapai ini jadi fokus, antara lain untuk pembangunan di tahun berikutnya,” tandasnya.
Perekonomian dengan pembangunan infrastruktur dan pembangunan manusia tentu saling berkaitan. Pendapatan yang diterima oleh masyarakat digunakan untuk belanja dan mendongkrak sisi konsumsi, hal ini juga berpengaruh kepada pendapatan pemerintah.
Dia tahun terakhir dalam masa pandemi Covid-19 melahirkan fenomena ekonomi, dimana sebagian masyarakat kehilangan pekerjaan lantaran dirumahkan, bahkan sebagian kecil perusahaan gulung tikar. Di sisi lain, pemerintah harus memikirkan kesehatan masyarakat, juga menjaga perekonomian tetap berjalan.
Pengamat Ekonomi STIE Mulia Pratama, Andi Muhammad Sadli mengatakan, pertumbuhan ekonomi sebagian besar ditopang oleh belanja konsumsi masyarakat, mencapai 50 persen. Untuk menjaga sisi konsumsi, pemerintah telah memberikan bantuan langsung tunai kepada masyarakat.
Saat ini, semua sektor kehidupan masyarakat mulai berangsur pulih. Namun, tidak semua sektor ekonomi bisa pulih dalam waktu cepat.
Untuk tetap mempertahankan tren positif pertumbuhan ekonomi dua tahun belakangan, salah satu yang mesti mendapat perhatian adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sektor UMKM tertentu bahkan perlu mendapat perhatian penuh.
“Kira-kira UMKM mana yang menimbulkan efek berganda di dalam perekonomian. Tentu saja tidak semua, ini butuh pengkajian, misalnya di Bekasi apa yang bisa memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat,” paparnya.
Fokus belanja pemerintah pada sektor infrastruktur tidak bisa memberikan dampak langsung pada pertumbuhan perekonomian. Sementara kunci pertumbuhan ekonomi ada pada sisi konsumsi masyarakat.
Disamping itu, industri sekalian menengah dan besar juga perlu untuk tetap didorong tumbuh, sehingga dapat kembali menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Berbagai kebijakan pimpinan daerah, dalam hal ini walikota dibutuhkan untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
“Saya kira pak Tri juga harus memiliki legacy, kebijakan-kebijakan yang mungkin bisa diingat. Entah berupa peraturan-peraturan di tingkat walikota, itu speknya kecil tapi saya kira kalau itu bisa berdampak kenapa tidak,” tambahnya.
Selama tahun 2021 kemarin, beberapa sektor ekonomi memberikan sumbangan besar pada peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bekasi. Tiga sektor ekonomi terbesar adalah industri pengolahan, perdagangan dan reparasi, serta konstruksi. (Sur)