RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Kabupaten Bekasi diminta waspada terhadap penularan leptospirosis atau penyakit kencing tikus yang mewabah di wilayah Jawa Barat. Caranya, dengan selalu menjaga pola hidup bersih di sekitar tempat tinggal.
Penyakit kencing tikus pada Januari dan Februari telah ditemukan di Kabupaten Tasikmalaya dan Pangandaran, hingga mengakibatkan dua warganya meninggal.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Barat, tercatat ada 189 orang yang terjangkit kasus wabah kencing tikus selama 2022. Sebanyak 33 kasus di antaranya mengakibatkan warga Jawa Barat meninggal.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Masrikoh memastikan, belum ada laporan dari rumah sakit maupun puskemas mengenai kasus penyakit kencing tikus.
“Kaga ada laporan kasus penyakit kencing tikus. Coba nanti kita cari data validnya dari puskesmas maupun rumah sakit,” ujar Masrikoh kepada Radar Bekasi, Senin (13/3).
Kendati belum ada laporan, kata perempuan yang disapa Ikoh ini, secara spesifik ada yang terkena penyakit tersebut. Namun, karena tidak terlalu menonjol kasusnya sehingga tidak dilaporkan ke Dinas Kesehatan.
“Jadi secara spesifik mungkin kejadiannya nggak banyak, masih bisa diidentifikasi. Kalau misalnya ada yang menonjol lebih spesifik, bisa muncul,” ungkapnya.
Saat ini, kata Ikoh, yang marak terjadi di masyarakat penyakit kulit, seperti gatal-gatal. Kemungkinan, penyakit gatal-gatal itu salah satunya merupakan kencing tikus, mengingat pada saat bannjir tikus pada keluar dari lubangnya. Hanya saja ketika berobat ke puskesmas maupun rumah sakit tidak dilaporkan.
“Penyakitnya kecing tikus itu, penyakit kulit, gatal-gatal salah satunya. Ya kemungkinan kalau misalnya di laporkan dan berobat ada. Karena tikus itu ada dimana-mana, dia adanya di tempat-tempat kotor,” tuturnya.
Sepengetahuannya, penyakit kulit seperti gatal-gatal dan sebagainya itu menular. Faktornya, karena adanya kontak kuman misalkan bekas cucian pakaian maupun lainnya.
Oleh karena itu dirinya mengimbau, agar masyarakat bisa lebih waspada dengan menjaga pola hidup bersih di lingkungan rumah. Misalkan ada keluhan atau gejala gatal-gatal yang tidak normal saat dalam kondisi sakit, lebih baik warga langsung berkonsultasi ke dokter.
“Hidup bersih itu yang utama, misalkan banjir dan ketika surut harus cepat-cepat dibersihkan rumahnya. Wabah ini memang perlu deteksi dini, karena penemuan kasus dini bisa langsung dilakukan pemberian antibiotik bisa lebih cepat,” katanya. (pra)











