Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Siap – Siap Ganti Profesi

Illustrasi : Sejumlah pencari kerja mengantre mengikuti pameran bursa kerja di Cevest BBVP, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Rabu (7/9). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dunia bergerak sangat cepat pasca Pandemi Covid-19 tiga tahun belakangan, termasuk dunia ketenagakerjaan. Lowongan pekerjaan bagi lulusan mayoritas jurusan, baik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Perguruan Tinggi (PT) di Bekasi terancam punah.

Penyesuaian terhadap kebutuhan tenaga kerja sudah mulai dilakukan oleh pemerintah, dimana satu dari empat arah kebijakan dalam rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah mengurangi jabatan yang akan terdampak oleh transformasi digital. Kekuatan teknologi informasi makin nyata menggusur manusia, kemajuan teknologi menciptakan robot, mesin, dan Artificial Intelligence (AI).

Sementara itu, jumlah angkatan kerja terus bertambah, seiring munculnya lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA/K), maupun Perguruan Tinggi (PT). Tahun 2022, jumlah angkatan kerja di Kota Bekasi mencapai 1.592.545 jiwa.

Diantara 1,5 juta jiwa angkatan kerja tersebut, 8,81 persennya tidak bekerja atau menganggur. Meskipun jumlahnya terus menunjukkan penurunan satu tahun terakhir, kedepan perkembangan teknologi mengancam lowongan pekerjaan bagi mereka.

Tuntutan perubahan zaman sempat disinggung oleh Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto pada peresmian Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) belum lama ini. Tri menyebut pola interaksi kedepan sudah berbasis digital, tidak ada lagi pertemuan antara masyarakat dengan petugas secara langsung, semua berbasis digital hingga ke sistem pembayaran.

“Dunianya ini terus bergerak, dunianya terus dinamis, dunianya meminta kita untuk kemudian bergerak dengan cepat,” katanya dalam sambutan peresmian gedung PKB.

Kondisi riil tidak bisa dibohongi, banyak pencaker masih berdesak-desakkan untuk mendapatkan pekerjaan yang diramal akan hilang dalam beberapa tahun kedepan. Perbandingan pencari kerja dengan lowongan yang tersedia, pendaftar dalam bursa kerja 100 persen lebih banyak.

Analisis World Economic Forum (WEF) menyebut, ada 85 pekerjaan yang akan digantikan oleh mesin. Namun, disisi lain ada 97 jenis pekerjaan baru yang muncul pada tahun 2025.

Ada beberapa jenis pekerjaan yang banyak dibutuhkan pada masa depan. Beberapa diantaranya Data Analyst and Scientists, AI and Machine Learning Specialist, Big Data Specialists, Digital Marketing and Strategy Specialists, Process Automation Specialists, (lihat grafis).

Untuk Kota Bekasi, Digital Marketing bisa menjadi pekerjaan yang banyak dibutuhkan. Kota yang struktur ekonominya identik dengan jasa dan perdagangan ini diprediksi akan banyak membutuhkan sumber daya manusia di bidang tersebut.

“Tentu, sangat mungkin. Ada sektor-sektor yang bermunculan setelah revolusi teknologi, revolusi pendidikan, dan segala macam. Maka, banyak masyarakat yang akhirnya bisa tersalurkan bakatnya kepada digital marketing,” terang Pengurus Dewan Pendidikan Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata.

Hasil analisis dari potensi dan kebutuhan dunia tenaga kerja ini kata Aryanto, bisa menjadikan digital marketing sebagai salah satu jurusan di tingkat pendidikan SMA/K. Terlebih, ia melihat ada pergerakan tren dunia usaha di Indonesia, termasuk Bekasi mulai mengurangi jumlah pegawai, bukan sebaliknya.

Untuk merespon setiap pergerakan ini, dibutuhkan peran dari pemerintah daerah untuk menyesuaikan kebutuhan dunia kerja di masa yang akan datang. Konsep Link And Match antara dunia pendidikan dengan dunia tenaga kerja diajukan sebagai salah satu konsep untuk mempersiapkan kebutuhan tenaga kerja.

“Kita dihadapkan dengan persoalan yang sangat empirik dan sangat riil di masyarakat kita, yaitu adanya fenomena lulusan sekolah menengah atas dan kejuruan kita yang tidak bisa bekerja. Artinya angka pengangguran di usia produktif kita itu tinggi loh,” tambahnya.

Pemerintah Kota Bekasi harus bisa berkomunikasi dengan dunia kerja, guna mengetahui kebutuhan tenaga kerja mereka, juga bisa mendorong kebutuhan tenaga kerja dipenuhi dari Kota Bekasi.

Tapi disisi lain, ada keterbatasan sejak kewenangan pendidikan di tingkat SMA/K dipegang oleh pemerintah provinsi. Perubahan kebijakan ini kata dia, meninggalkan banyak Pekerjaan Rumah (PR).

Meskipun demikian, Dewan Pendidikan Kota Bekasi memiliki kewenangan untuk memberikan rekomendasi peningkatan mutu dunia pendidikan sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Kita Bekasi dengan kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap perkembangan teknologi perlu menjadi perhatian.

“Kita hanya merekomendasikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam hal ini KCD,” tambahnya.

Persoalan tingginya jumlah pengangguran terbuka terus ditekan, Pemerintah Kota Bekasi memfasilitasi para pencari kerja lewat bursa kerja. Total ada 151 lowongan jabatan, ditambah 3.749 lowongan pekerjaan di 34 perusahan, meliputi perusahaan otomotif, pembiayaan, maupun perbankan.

Sebanyak 7.500 pencari kerja yang akan berkompetisi dalam mengisi ribuan lowongan pekerjaan tersebut. Mulai dari lulusan SMA, SMK, MA, Paket C, D3, maupun S1 semua jurusan.

“Saya masih berharap sampai hari pelaksanaan untuk memberi kesempatan para perusahaan yang masih mau menyiapkan lowongan dan bergabung pada Job Fair ini, untuk para pencari kerja masih diberikan kesempatan,” Kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bekasi, Ika Indah Yarti.

Jumlah pencaker yang mendaftar dan berkompetisi memperebutkan lowongan pekerjaan hari ini, Kamis (16/3) masih mungkin bertambah. Pendaftaran langsung di lokasi di buka mulai pukul 16.00 WIB hari ini.

Selain lowongan pekerjaan, di area bursa kerja hari ini menyediakan beberapa Booth yang diisi oleh lembaga pelatihan kerja, diantaranya Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBVPLK) Cevest Bekasi, serta Balai Latihan Kerja Kompeten (BLKK) Provinsi Jawa Barat. Di tempat ini, pencari kerja bisa mendapatkan informasi pelatihan kerja gratis guna meningkatkan kapasitas. (Sur)