Berita Bekasi Nomor Satu

Masalah Pengangguran Masih jadi PR Pemkab Bekasi

ILUSTRASI: Buruh pulang bekerja di Jalan Diponegoro Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, Kamis (16/3). Masalah pengangguran masih menjadi PR hingga kini bagi Pemerintah Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Masalah pengangguran masih menjadi pekerjaan rumah (PR) hingga kini bagi Pemerintah Kabupaten Bekasi. Hal itu diakui oleh Penjabat (Pj) Bupati Bekasi Dani Ramdan.

“Pengangguran ini memang masih menjadi pekerjaan rumah kita, karena memang pengangguran itu banyak. Berbagai langkah terus diupayakan, termasuk pemberian insentif ini,” kata Dani Ramdan, Kamis (16/3).

Meski diklaim memiliki kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, angka pengangguran di Kabupaten Bekasi terbilang tinggi (lihat grafis). Untuk menekan angka pengangguran tersebut, lanjut Dani, pihaknya melakukan berbagai inovasi. Di antaranya memberikan insentif berupa diskon untuk pajak daerah, termasuk retribusi.

Penerapan inovasi ini tengah dikaji agar penentuan potongan harga dan syarat lainnya tidak menyalahi aturan. “Saya sedang memikirkan tentang insentif lain, di antaranya berkaitan dengan diskon pajak daerah dan juga retribusi. Ini sedang kami konsultasikan ke pusat. Tujuannya supaya lebih memotivasi penyerapan tenaga kerja lokal,” kata Dani.

Pemberian insentif ini merupakan langkah lanjutan dari berbagai upaya yang telah dilakukan sebelumnya. Dani mengatakan, pemerintah daerah proaktif membuka komunikasi dengan berbagai perusahaan agar memprioritaskan tenaga kerja lokal. Nota kesepahaman pun telah ditandatangani untuk menguatkan komitmen bersama.

Namun demikian, menurut Dani, komitmen itu tidak berarti jika tenaga kerja tidak memiliki kompetensi yang mumpuni. Dani mengatakan, pemerintah daerah turut fokus pada peningkatan kompetensi para pencari kerja. Soalnya, salah satu persoalan tingginya pengangguran yakni tidak sinkronnya kompetensi yang dimiliki pencari kerja dengan lapangan kerja yang tersedia.

Akan tetapi, penekanan angka pengangguran lokal tidak akan mudah lantaran masifnya warga pendatang dari berbagai daerah ke Kabupaten Bekasi.

“Jawaban konkrit adalah, meningkatkan daya saing pekerja lokal, tetapi sebenarnya itu juga tidak menjawab pengangguran ketika dari luar akan terus datang. Artinya begini, tenaga kerja lokal terserap, dari luar nambah terus, ya artinya angka pengangguran akan selalu ada. Hanya bagaimana, ada prioritas bagi tenaga kerja lokal,” pungkasnya.

Sementara, Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi Andi Akbar menambahkan, warga yang mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) tidak otomatis terserap ke dunia kerja.

“Orang-orang yang mengikuti pelatihan tidak semua bisa diserap. Karena perusahaan punya hak untuk mengetes lagi. Berdasarkan data di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi, pencari kerja terdaftar rata-rata 28 ribu per tahunnya,” ucapnya. (and/pra)