Berita Bekasi Nomor Satu

Forkopimda Sidak Pasar Jelang Ramadan, Pedagang Keluhkan Daya Beli Menurun

SIDAK : Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto bersama Forkopimda melakukan inspeksi mendadak di Pasar Baru, Bekasi, Senin (20/3). Hal itu dilakukan untuk memastikan kebutuhan bahan pokok selama bulan ramadan aman. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Menjelang bulan suci ramadan tahun 2023 ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi memantau persediaan barang dan harga pangan di Pasar Baru, Bekasi Timur.

Pada sidak itu ditemukan sejumlah komoditas yang pergerakan harganya harus diantisipasi, pedagang juga mengeluh penjualan menurun akibat turunnya daya beli masyarakat.

Sidak awal pekan menjelang Ramadan kemarin dilakukan di beberapa titik, salah satunya Pasar Baru, Bekasi Timur. Sidak dilakukan langsung oleh Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto bersama dengan Kapolres Metro Bekasi Kota, dan Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bekasi.

Beberapa kios pedagang kebutuhan pokok, seperti beras, daging ayam, hingga daging sapi. Keluhan diterima dari pedagang, salah satunya adalah naiknya harga beras, terjadi pada semua jenis beras.

Salah satunya adalah beras pera atau beras IR 42, beras dengan tekstur lebih kering ini biasanya dijual keteng Rp11 ribu per liter. Saat ini, pedagang menjual beras jenis tersebut hingga Rp 14 ribu per liter.

“Biasanya (harga beli dari agen) Rp520 ribu, sekarang saya beli beras itu Rp750, kadang Rp770 yang kualitas bagus,” kata salah satu pedagang, Via (32) saat berbincang dengan Plt Walikota Bekasi, Senin (20/3).

Harga beras di semua distributor atau agen naik. Walaupun berpindah pasokan beras, tidak ada perbedaan signifikan.

“Cuma paling bedanya Rp10 ribu antara agen satu dengan agen dua selisihnya,” tambahnya.

Usai mengunjungi pedagang, Tri Adhianto mengatakan, pemantauan kemarin dilakukan guna memastikan persediaan dan harga barang terkendali menjelang Ramadan hingga hari raya. Dari sisi ketersediaan, ia menyebut persediaan barang pokok di Kota Bekasi aman.

Hanya saja, ada beberapa harga komoditas yang harus diantisipasi.

“Terkait dengan beras tadi menurut pedagang, kemudian juga ayam, dan cabai. Jadi saya kira ini masih menjadi komoditas yang seksi, dan diminati oleh warga masyarakat Kota Bekasi,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga menerima keluhan turunnya penjualan pada pedagang. Hal ini disebabkan oleh turunnya daya beli masyarakat.

Pihaknya akan mencoba untuk bekerjasama dengan salah satu BUMD, yakni Bank Syariah Patriot lewat dana bergulir untuk permodalan.

“Ya, mereka mengeluhkan karena kemudian daya beli masyarakat menurun, sehingga daya jualnya mereka berkurang,” ungkapnya.

Selama beberapa waktu kedepan, Pemkot Bekasi akan memantau ketat persediaan dan harga bahan pokok di pasar. Sebagai langkah antisipasi jika terjadi lonjakan harga yang tinggi, pihaknya berkomunikasi dengan setiap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Kota Bekasi.

Pasar murah kata dia, sudah terprogram di tiap kecamatan di Kota Bekasi. Tri juga mengingatkan kepada masyarakat untuk berbelanja sesuai dengan kebutuhan, tidak menimbun barang dalam jumlah banyak.

“Beli sesuai kebutuhan, untuk kemudian tidak menumpuk barang-barang tertentu, karena kita pastikan Ramadan nanti barang-barang tersedia,” tambahnya. (sur)