RADARBEKASI.ID, BEKASI – Hari ini ruas tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu) dibuka, tol ini sebelumnya juga dioperasikan pada masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) kemarin. Infrastruktur jalan nampaknya menjadi hal penting, hasil survei menunjukkan mayoritas pemudik menggunakan kendaraan roda empat atau mobil.
Potensi pergerakan orang pada masa lebaran 2023 sebanyak 123,8 juta orang, 106 juta orang diantaranya bergerak mudik ke kampung halaman. Total pemudik yang akan bergerak dari Jabodetabek nanti sebanyak 18,3 juta orang.
Beberapa momen lebaran dan Nataru, ruas tol yang masih dalam proses kontruksi dioperasikan fungsional, termasuk Tol Becakayu seksi 2A ujung pada momen Nataru kemarin. Ruas tol yang dioperasikan bertujuan menjadi alternatif bagi pengguna mobil.
Pada masa lebaran nanti, potensi moda transportasi paling banyak digunakan adalah mobil, 27,32 juta orang dengan mobil pribadi, plus 9,53 juta orang dengan mobil sewa. Selebihnya, masyarakat menggunakan kendaraan roda dua atau motor, kereta api, hingga bus.
Pada masa lebaran nanti, pemudik yang melintas di ruas tol Becakayu seksi 2A dan 2A ujung nampaknya tidak lagi geratis. Awal ramadan ini, ruas tol tersebut diujicoba, dengan tarif 14 ribu untuk pengguna kendaraan golongan satu.
Izin pengoperasian jalan tol telah diterima oleh PT Waskita Toll Road (WTR) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), lewat anak perusahaannya PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM).
“Jalan Tol Becakayu merupakan alternatif bagi pengguna jalan yang ingin menghindari kepadatan lalu lintas bagi pengguna jalan dari Jakarta menuju Bekasi maupun sebaliknya. Melalui Jalan Tol Becakayu, pengguna jalan dapat memangkas waktu tempuh perjalanan yang sebelumnya dapat mencapai 60 menit, kini dapat ditempuh dalam kurun waktu 20 – 30 menit,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko PT. WTR Edie Rizliyanto.
Ujicoba yang dimulai hari ini merupakan rangkaian sosialisasi penyesuaian tarif tol Becakayu, semula dengan sistem terbuka satu tarif menjadi sistem terbuka dengan sistem empat zonasi tarif.
Pengguna tol dari arah Bekasi lewat Gerbang Tol (GT) Pondok Kelapa 2 dan GT Jatiwaringin 2 menuju Jakarta dikenakan zona tarif dua dan satu. Sedangkan pengguna tol dari arah sebaliknya, keluar di GT Jatiwaringin 1, Pondok Kelapa 1, Bintara Jaya 1, dan Margajaya 1 masing-masing akan dikenakan tarif zona 1, 2, 3, dan 4.
Edie mengklaim pengoperasian ruas tol Jakasampurna sampai Margajaya tersebut akan memberikan dampak positif kepada masyarakat.
Sementara itu, Direktur Utama PT KKDM, Aris Mujiono mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah perbaikan dan pemeliharaan sebelum tol beroperasi hari ini.
“kami melakukan sejumlah persiapan antara lain perbaikan marka jalan, perbaikan dan pembersihan concrete barrier serta melakukan upaya penghijauan di sekitaran Jalan Tol Becakayu,” ungkapnya.
Tol Trans Jawa Menjadi Favorit Pilihan Pemudik
Setelah terhubungnya Tol Trans Jawa pada 2019, penggunaan Tol Trans Jawa masih akan menjadi pilihan utama selama mudik Lebaran. Masyarakat masih menganggap tol akan melancarkan perjalanan. Alasan kelancaran, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan menjadi pertimbangan masyarakat menggunakan jalan tol.
Karena itu, makin banyaknya memilih jalan tol sudah barang tentu kemacetan lalu lintas akan terjadi pada saat mudik Lebaran. Sementara memilih jalan alternatif harus berhati-hati dengan sepeda motor. Kemudian, jika malam hari masih ada jalan alternatif yang belum dilengkapi dengan rambu dan lampu penerangan.
“Kemacetan saat mudik tidak bisa dihindari atau dihilangkan. Yang perlu dilakukan adalah mengendalikan kemacetan lalu intas yang terjadi dan fokus pada keselamatan,” ungkap Pengamat Transportasi sekaligus Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno kemarin (23/3).
Tol Trans Jawa, dikatakan Djoko, masih akan menjadi jalur favorit untuk arus mudik Lebaran 2023. Jalur tol tersebut diproyeksikan akan dilintasi sekitar 9,2 juta orang. Namun, pemudik diimbau tidak hanya mengandalkan jalan tol, tetapi juga memilih jalur-jalur alternatif untuk menekan risiko kemacetan panjang di ruas tol.
“Jalur utama yang dipilih pengguna mobil dan sepeda motor itu didominasi Tol Trans-Jawa. Yakni 9,2 juta orang,” jelasnya.
Karena itu, dikatakan Djoko, pemerintah dinilai perlu mengantisipasi peningkatan arus mudik Lebaran dengan menambah fasilitas di reat area. Di antaranya yakni toilet, khususnya toilet untuk perempuan. Di samping itu juga penambahan tempat-tempat istirahat di luar tol yang masih berdekatan dengan pintu tol.
“Sehingga tidak terjadi pemanfaatan bahu jalan tol untuk beristirahat yang memicu kemacetan. Bahu jalan tol harus bersih dari lalu lintas kendaraan yang tidak diijinkan. Bahu jalan tol digunakan untuk aktivitas darurat,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pengguna kendaraan pribadi roda empat menjadi pilihan tertinggi masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik. Di mana, jumlah kendaraan yang akan melintas di empat gerbang tol utama (Cikupa, Ciawi, Cikampek Utama, dan Kalihurip utama) pun diprediksi lebih tinggi dari sebelumnya.
Melihat tingginya prediksi lonjakan kendaraan di jalur Tol ke arah Semarang, Budi Karya pun akan terus berkoordinasi intensif dengan Korlantas Polri, PUPR, Badan Pengelolaan Jalan Tol, Jasa Marga, dan unsur terkait lainnya. Yakni untuk menyiapkan manajemen rekayasa lalu lintas seperti, contra flow, one way, dan pembatasan angkutan barang.
“Kami bekerja kompak sebagai tim dan tengah menyiapkan berbagai hal. Termasuk Surat Keputusan Bersama (SKB) untuk menentukan waktu pelaksanaan rekayasa lalu lintas,” terangnya.
Upaya lainnya yang juga dilakukan, lanjut Budi Karya, yakni menambah dan meningkatkan fasilitas prasarana jalan. Di antaranya perbaikan dan pelebaran jalan, penambahan rest area, penambahan marka jalan, dan fasilitas jalan lainnya. Termasuk mengimbau masyarakat untuk mengatur waktu perjalanan dengan baik.
“Pilih waktu mudik lebih awal dan hindari waktu puncak arus mudik dan balik. Sehingga diharapkan, penyebaran pergerakan kendaraan lebih merata dan tidak terjadi suatu puncak lonjakan di satu hari tertentu yang sangat tinggi,” bebernya. (sur/gih)