Berita Bekasi Nomor Satu

Ramadan, Tawuran Merajalela

Illustrasi Tawuran

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Aksi tawuran di Bekasi belakangan ini marak terjadi, beberapa kali video aksi tawuran tersiar di media sosial. Petugas kepolisian juga beberapa kali telah menghalau kelompok remaja di pusat kota. Untuk mengantisipasi dampak merugikan hingga jatuhnya korban, dibutuhkan kerjasama seluruh elemen masyarakat.

Tangkapan video tawuran di awal ramadan nampak di media sosial, terjadi di kawasan Perumahan Vida, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Minggu (26/3). Tangkapan video tersebut bernarasi dua kelompok remaja tanggung saling serang, diantaranya menggunakan petasan.

Tangkapan video lain menggambarkan aksi tawuran yang terjadi di Kawasan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Senin (27/3). Aksi tawuran terjadi di ruas jalan umum.

Sementara itu, tepat menjelang hari pertama umat muslim melaksanakan ibadah puasa di hari pertama, Tim Patroli Perintis membubarkan kelompok remaja yang diduga akan melaksanakan balap liar dan Sahur On The Road (SOTR) di Jalan Hasibuan. Berselang 1,5 jam setelahnya, tim patroli dari Polres Metro Bekasi Kota mengamankan sembilan remaja yang diduga telah terlibat aksi tawuran berikut dengan barang buktinya.

Dini hari kemarin, petugas kembali menghalau 300 remaja yang akan melaksanakan SOTR sekitar pukul 03:00 WIB di Jalan Letnan Arsyad, Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Petugas meminta ratusan remaja tanggung tersebut membubarkan diri lantaran dikhawatirkan terjadi keributan saat mereka melintas di lokasi rawan tawuran.

Kepada petugas, kelompok remaja ini mengaku ingin membangunkan warga untuk santap sahur.

“Dalam rangka bulan puasa, mau berkontribusi membangunkan sahur, kemudian menyemarakkan bulan puasa. Tapi kan kalau sambil live Instagram kemudian dari sana memantau bisa terjadi crash, makanya kita tahan jangan sampai ke jalan protokol,” ungkap Kasat Samapta Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Imam Syafii, Selasa (28/3).

Diketahui kelompok remaja tersebut dalam perjalannya menabuh drum dan menyalakan kembang api atau Flare. Hal ini dinilai berpotensi memicu hal-hal tidak diinginkan jika berpapasan dengan kelompok lain.

Dalam peristiwa tersebut petugas tidak menemukan senjata tajam.Setiap wilayah saat ini tengah bekerjasama untuk mencegah aksi tawuran, termasuk Pemerintah Kecamatan Bantargebang, lokasi yang sempat didapati terjadi aksi tawuran di awal ramadan tahun ini. Camat Bantargebang, Cecep Miftah Farid mengatakan bahwa pihaknya meningkatkan pengawasan bekerjasama pengurus RT dan RW, sekolah, orang tua, serta tiga pilar.

“Juga kepada pihak sekolah kita himbau agar siswa-siswanya dilakukan pembinaan, sekalipun kejadiannya di luar jam sekolah,” ungkapnya.

Terkait dengan peristiwa beberapa waktu lalu, Cecep mengatakan bahwa sebelumnya potensi tawuran telah dideteksi dan diantisipasi.

Tepat pada Sabtu malam (25/3) telah dilakukan patroli di sekitar lokasi hingga waktu subuh. Namun demikian kejadian di luar kendali dugaan, di Minggu pagi kejadian sekitar pukul 06:00 WIB peristiwa tersebut terjadi,” tambahnya.

Lebih lanjut Cecep mengatakan aksi tawuran terjadi di wilayah yang berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan lain, yakni Kecamatan Mustikajaya. Pada waktu-waktu tertentu, seperti waktu peristiwa aksi tawuran terjadi relatif sepi.

Situasi baru berangsur ramai menjelang siang, mulai pukul 07:00 WIB. Dimana lokasi tersebut menjadi tempat untuk warga beraktivitas seperti berolahraga, serta ada beberapa pelaku usaha kecil.

Menanggapi maraknya aksi tawuran akhir-akhir ini, Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Dani Hamdani berharap banyak pada kerjasama seluruh elemen masyarakat, disamping pihaknya meningkatkan intensitas patroli oleh petugas kepolisian. Selain Tim Patroli Presisi, juga lewat polisi RW.

“Polres Metro Bekasi Kota sangat berharap banyak dengan sinergi yang akan dilakukan oleh berbagai pihak, dalam hal ini dengan masyarakat, dengan pihak sekolah, keluarga, maupun tiga pilar yang lain,” katanya.

Ia meminta setiap peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat bisa segera diinformasikan kepada pihak kepolisian. Pihaknya berkomitmen akan segera merespon setiap informasi yang masuk, terutama terkait dengan aksi tawuran di bulan Ramadan ini.

Menjelang Ramadan kata Dani, telah dikeluarkan maklumat bersama antara kepolisian, pemerintah kota, hingga Kodim 0507 Bekasi. Terdapat beberapa larangan dalam maklumat tersebut, diantaranya balap liar dan tawuran.

Merespon keterlibatan siswa sekolah dalam kerumunan remaja hingga aksi tawuran, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi akan mengambil langkah lebih lanjut. Diantaranya menindaklanjuti deklarasi anti tawuran yang beberapa waktu lalu dilaksanakan di tingkat SMA/K ke tingkat SMP, serta menbangun komunikasi lebih intens dengan orang tua.

Sekretaris Disdik Kota Bekasi, Deded Kusmayadi mengatakan pihaknya akan mengedepankan upaya pembinaan terhadap siswa yang bertindak di luar batas. Meskipun aksi tawuran dewasa ini tidak dilakukan di jam sekolah, pihaknya akan bertanggung jawab.

“Terhadap siswa yang melakukan aksi tawuran akan diberikan sanksi bertahap ya, tergantung berat tidaknya yang dilakukan para pelajar itu sendiri. Mungkin saja, jika tindakannya melampaui batas, kita akan mengambil tindakan tegas terhadap para pelajar,” ungkapnya.

Sanksi mengeluarkan siswa dari sekolah merupakan opsi terakhir yang akan diambil oleh sekolah. Bagaimana kata Deded, setiap anak harus dipertahankan untuk tetap mendapatkan hak pendidikan.

“Bilamana sudah melebihi batas baru tindakan pengeluaran dari sekolah pasti dilakukan,” tambahnya.

Dalam sambutannya pada apel awal pekan kemarin, Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto juga meminta pimpinan tiap wilayah untuk membuat jadwal sidak di waktu-waktu tertentu, seperti usai salat tarawih dan menjelang waktu sahur. Hal ini mesti dilakukan untuk menekan aksi tawuran remaja, termasuk pelajar. (Sur)