RADARBEKASI.ID, BEKASI – Katarak menjadi penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Penyandang katarak secara global hingga 2020 telah mencapai lebih dari 100 juta orang, dengan 17 juta di antaranya sampai alami kebutaan.
Sementara di Indonesia, data terakhir Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) pada 2017 menyebut sekitar 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan (termasuk 1,6 juta kasus kebutaan). Dari angka kebutaan tersebut, sekitar 81,2 persen (1,3 juta orang) disebabkan oleh katarak.
Terdorong situasi katarak yang masih mengkhawatirkan tersebut, JEC Eye Hospitals and Clinics selaku eye care leader di Indonesia melanjutkan aksi sosial tahunannya dengan menggelar kembali Bakti Katarak – yakni tindakan operasi katarak gratis kepada kalangan yang membutuhkan.
Gelaran tahun ini dilaksanakan dalam rangka hari jadi JEC ke-39, dengan melibatkan 140 penerima tindakan operasi katarak yang berasal dari berbagai daerah. Inisiatif ini juga merupakan upaya JEC mendukung pemerintah yang menargetkan penurunan gangguan penglihatan sebesar 25 persen pada 2030.
Pelaksanaan tindakan operasi berlokasi di empat cabang JEC, yaitu Klinik Utama Mata JEC-Orbita @Makassar, Klinik Utama Mata JEC-Bali @Denpasar, dan RS Mata JEC-Candi @Semarang, dengan penutupan rangkaian Bakti Katarak 2023 dilangsungkan di Klinik Utama Mata JEC @Bekasi pada 29-30 Maret 2023. Khusus pelaksanaan 40 tindakan operasi katarak di Klinik Utama Mata JEC-Orbita @Makassar dan Klinik Utama Mata JEC @Bekasi, JEC mendapat dukungan penuh dari Samudera Indonesia Peduli.
“Penglihatan yang hilang akibat katarak menyebabkan turun bahkan lenyapnya produktivitas seseorang. Sebab, penderitanya harus bergantung pada orang lain untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Padahal kebutaan lantaran katarak tergolong kondisi yang dapat direhabilitasi. Banyak orang yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan tindakan memadai.
Bakti Katarak menjadi realisasi nyata atas kepedulian JEC kepada mereka agar kembali mendapatkan penglihatan dan hidup yang produktif. Inisiatif Bakti Katarak ini juga wujud kontribusi aktif JEC dalam mendukung pemberantasan kebutaan di Indonesia,” ujar dr. T. Kusumo S. selaku Vice Director Operation Jabodetabek JEC Group.
BACA JUGA: JEC Umumkan Studi Terbaru, DME jadi Penyebab Utama Gangguan Penglihatan Pasien Diabetes
Selain dampak kesehatan, gangguan penglihatan – termasuk katarak, berpengaruh besar pada ekonomi. World Health Organization mendapati bahwa gangguan penglihatan menimbulkan beban keuangan global dengan kerugian produktivitas setara USD 411 miliar per tahun. Sebab, penderitanya cenderung memiliki tingkat partisipasi kerja yang rendah. Di Indonesia, menurut Kementerian Kesehatan , diperkirakan, penurunan kualitas hidup akibat gangguan penglihatan (salah satunya katarak), memberikan dampak ekonomi sebesar Rp84,7 triliun.
Bahkan, angka ini terus meningkat setiap tahunnya (dalam 5 tahun akan menjadi Rp611,2 triliun) bila tidak ada intervensi untuk penurunan prevalensi kebutaan melalui operasi katarak. Operasi katarak pada satu mata akan meningkatkan produktivitas dua kali, dan operasi katarak pada kedua mata akan meningkatkan produktivitas hampir lima kali.
Dampak lebih lanjut dari gangguan penglihatan juga menjadi concern Samudera Indonesia. Karenanya, perusahaan melalui Samudera Indonesia Peduli (program tanggung jawab sosial dari Samudera Indonesia) turut berperan serta dalam Bakti Katarak 2023.
“Salah satu dari enam fokus program tanggung jawab sosial dari Samudera Indonesia Peduli adalah bidang kesehatan. Kesehatan mata adalah hal yang penting, karena mata adalah indra penglihatan yang dibutuhkan seseorang untuk dapat hidup lebih baik. Inilah yang menguatkan kami untuk sepakat berkolaborasi dengan JEC Eye Hospitals and Clinic melalui Bakti Katarak 2023. Harapan kami, pelaksanaan tindakan operasi katarak yang berlangsung di bulan Ramadan ini, dapat meringankan beban dan meningkatkan kualitas hidup serta produktivitas penderita dan keluarganya,” ungkap Rismeita Fitri Setiyanti selaku Manager CSR Samudera Indonesia Peduli.
Menanggapi dukungan Samudera Indonesia Peduli, dr. Nashrul Ihsan, SpM(K) selaku Kepala Klinik Utama Mata JEC @ Bekasi menyampaikan, penderita katarak di Indonesia tergolong tinggi, bahkan terbanyak di Asia Tenggara dan ketiga tertinggi di dunia.
“Sayangnya masih banyak masyarakat yang belum berani atau mampu untuk melakukan operasi katarak. Untuk mengatasi itu, upaya pengentasan kebutaan akibat katarak perlu melibatkan partisipasi oleh sebanyak mungkin pihak. Karenanya, atas nama Klinik Utama Mata JEC @ Bekasi, kami mengapresiasi kontribusi Samudera Indonesia Peduli yang berandil mendukung tindakan operasi katarak kepada kalangan yang membutuhkan,” ujar dr. Nashrul.
BACA JUGA: Pertama di Indonesia, JEC Luncurkan Inisiatif Sosial 100 Operasi Implan Glaukoma Gratis
Kepada seluruh penerima Bakti Katarak 2023, JEC melalui keempat cabangnya memberikan skrining dan pemeriksaan pra operasi (seperti pengecekan gula darah dan HBsAG, darah rutin, juga tes swab antigen) serta prosedur pascaoperasi yang komprehensif hingga mereka dinyatakan sembuh sepenuhnya. Untuk implementasi operasi, JEC menerapkan metode Phacoemulsifikasi – sebagai tindakan penanganan katarak yang digunakan secara luas di dunia.
JEC telah secara konsisten menjalankan aksi sosial Bakti Katarak selama nyaris empat dekade terakhir. Sejak berdiri pada 1984, JEC telah memberikan tindakan operasi katarak gratis kepada sekitar 3.000 orang dari kalangan yang membutuhkan.
Selain Bakti Katarak, JEC telah mempelopori berbagai inisiatif sosial berkelanjutan guna mencapai visi perusahaan: optimalisasi penglihatan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Baru-baru ini, memperingati World Glaucoma Week 2023 (berlangsung 12-18 Maret 2023), JEC melakukan tindakan operasi implan glaukoma secara gratis kepada 100 penderita – menjadi inisiatif sosial pertama di Indonesia.
Sebelumnya, pada November 2022, JEC meluncurkan “Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC” untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang strabismus di Indonesia. Inisiatif ini menjadi aksi sosial perdana yang berfokus pada penanganan mata juling di Indonesia. (*)