Berita Bekasi Nomor Satu

Sepi Pembeli, Pedagang Buah Impor Menjerit

LAYANI PEMBELI: Salah seorang pedagang buah melayani pembeli di Pasar Induk Cibitung,Kabupaten Bekasi. IST/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Selama bulan suci Ramadan, pedagang buah di Pasar Induk Cibitung (PIC) mengeluhkan sepinya pembeli. Kondisi ini berbanding terbalik pada ramadan tahun 2022 lalu.

Selain harga buah impor mengalami kenaikan, kondisi pasar yang tidak tersedia lahan parkir, juga sangat mempengaruhi minat masyarakat untuk berbelanja ke PIC.

“Penurunannya mencapai 60 persen. Kalau tahun lalu, pada saat bulan suci Ramadan seperti ini, omset penjualan saya lumayan tinggi. Tapi sekarang malah stagnan,” kata salah satu pedagang buah di PIC, Jauhari, kepada Radar Bekasi, Selasa (4/4).

Ia menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan pembeli sepi. Pertama, harga buah impor yang mengalami kenaikan, dan kedua tidak adanya tempat parkir. Sehingga masyarakat lebih memilih untuk belanja ke pasar lain. Sedangkan pada tahun lalu, kondisi PIC masih proses revitalisasi, sehingga tempat parkir masih luas. Tapi sekarang, revitalisasi sudah hampir selesai, namun tidak ada tempat parkir.

“Sekarang nggak ada tempat parkir buat para pembeli,” sesal Jauhari.

Kata Jauhari, kenaikan harga buah impor ini sudah mulai sejak beberapa pekan jelang bulan suci Ramadan, seperti anggur, apel, kelengkeng, jeruk, dan masih banyak lainnya.

“Kalau buah impor, semuanya mengalami kenaikan harga,” ungkapnya.

Kenaikan harga dipicu oleh tingginya permintaan buah di negara asal yang meningkat selama bulan suci Ramadan. Buah impor ini berasal dari China, Thailand, Australia, Amerika, Afrika, dan negara lainnya.

Ia memperkirakan, kenaikan harga mencapai 30 persen dari sebelumnya.

Biasanya Jauhari mengaku, pelanggan di lapak miliknya mampu memborong empat hingga lima dus buah impor. Namun saat ini dengan kondisi harga yang naik, hanya mampu membeli satu hingga dua dus saja.

Otomatis, berdampak pada omset penjualan para pedagang buah di pasar tersebut. Selain diterpa kenaikan harga buah impor, pedagang juga harus merasakan penurunan harga jual buah lokal. Salah satunya pisang.

“Buah lokal cenderung turun, terutama pisang, karena biasanya perusahaan katering itu menyerap untuk makan siang di pabrik-pabrik, sekarang tidak lagi menyiapkan makan siang untuk karyawannya karena bulan puasa, sehingga buah pisang ini stoknya menumpuk, dan harganya terus turun,” bebernya.