RADARBEKASI.ID, BEKASI – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengunjungi Sekolah Tinggi Ekonomi (STEI) SEBI di Desa Pasirtanjung, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi Sabtu (8/4).
Dalam kunjungan itu, Sandi mendengarkan keluhan penyandang disabilitas, yaitu para, tuna netra. Diakuinya, penyandang disabilitas selalu dihadapkan dengan keterbatasan untuk mencari atau membuat lapangan pekerjaan baru.
“Tadi disampaikan oleh komunitas (penyandang disabilitas), agar pemerintah juga berpihak kepada pelaku UMKM sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945 dan berpihak kepada penciptaan lapangan kerja,” ucap Sand.
Dalam hal ini, Kemenparekraf menyiapkan sejumlah program pelatihan dan pendampingan kepada orang berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas untuk mengembangkan kemampuan di bidang ekonomi digital.
“Seperti yang saya sampaikan tadi, salah satu contohnya adalah bisnis processing outsourcing, di mana anak-anak muda yang berkebutuhan khusus, tapi mereka bisa mengartikulasikan sesuatu, seperti call center, tanpa harus melihat. Ini yang nanti akan kami coba kembangkan untuk pelatihan dan pendampingannya,” ujar Sandi.
Selain itu, pelatihan tersebut nantinya akan dikolaborasikan dengan Sekolah Tinggi Ekonomi (STEI) SEBI guna mengembangkan mata kuliah di bidang ekonomi digital dan kreatif kepada para penyandang disabilitas khususnya tuna netra.
Lanjut Sandi, program Kemenparekraf berkomitmen untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru sebanyak 4,4 juta di Indonesia yang di dalamnya melibatkan orang berkebutuhan khusus.
Sementara itu, Anggota DPR RI fraksi PKS, Ahmad Syaikhu, berharap agar pemerintah pusat dan daerah bisa berkolaborasi untuk lebih memperhatikan nasib penyandang disabilitas khususnya tuna netra.
“Kami mengharapkan ada terobosan dari Pak Menteri dan Pak Pj Bupati Bekasi agar bersinergi dan melakukan terobosan agar mereka tidak sekedar bisa survive saja, namun juga bisa membuat lapangan kerja baru” sarannya.
Sedangkan Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan, mengaku penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bekasi bukan berasal dari sektor industri, namun penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai upaya menciptakan lapangan kerja baru serta penguatan ekonomi kreatif, seperti aplikasi BEBELI toko daring milik Pemerintah Kabupaten Bekasi yang menyediakan ruang bagi para pelaku UMKM di Kabupaten Bekasi.
“Seperti yang disebutkan Pak Menteri, serapan tenaga kerja terbesar bukan dari sektor industri, meski kami kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, tapi dari sektor UMKM. UMKM kami sangat luar biasa untuk menjaga stabilitas perekonomian di Kabupaten Bekasi. Saat ini kami sudah punya toko daring sendiri, yakni BEBELI yang isi nya semua adalah UMKM khas Kabupaten Bekasi,” tutur Dani.
Di sisi lain, salah satu tunanetra yang menjadi peserta, Dede meminta agar pemerintah pusat maupun daerah agar lebih memperhatikan nasib masyarakat penyandang disabilitas yang selama ini tersisihkan dan sulit mencari pekerjaan.
“Selama ini, pelatihan untuk tuna netra hanya sebatas pijat dan refleksi. Selain itu, saingan kami pun banyak di luar sana. Jadi kami berharap ada pelatihan lain yang bisa kami lakukan sehingga kami bisa lebih sejahtera,” saran Dede. (ris)