Berita Bekasi Nomor Satu

Warga Kembali Blokade Tol Jatikarya

SALAT BERJAMAAH : Ahli waris melaksanakan salat magrib berjamaah di lokasi Tol Jatikarya. Mereka memblokade tol menuntut pembayaran lahan mereka, Senin (10/4). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Puluhan warga Jatikarya ahli waris pemilik tanah kembali melakukan aksi blokade Tol Cimanggis-Cibitung di ruas Tol Jatikarya, Jatisampurna, Kota Bekasi, Senin (10/4). Mereka menuntut lahan ahli waris yang sudah dioperasikan jalan tol tersebut segera dibayarkan.

Salah satu ahli Waris, Gunun bersama warga lainnya mengungkapkan kekecewaannya, setelah mereka hanya dijanjikan proses pencairan dana namun faktanya hingga kini belum juga terealisasi

“Kalau sudah seperti ini, para oknum pejabat betul betul merampas hak kami.

Kami sebagai ahli waris pemilik tanah yang sah, tegas disini tidak akan toleransi sampai tanah kami dibayar,” tegas dia

Sebelumnya mereka dapat informasi, bahwa beberapa instansi dari kementerian PUPR ada giat persoalan mempercepat pembangunan jalan tol, sehingga sebagai pemilik lahan yang sah sesuai pengadilan seharusnya dilibatkan ataupun di undang pada kegiatan pertemuan tersebut

“Bahwa ini tanah kami, bahwa tidak ada itikad baik karena tidak ada yang menghampiri kami seperti itu. Jadi kami tegas disini, kami tidak menutup jalan tol dan kami tidak mengganggu proyek strategis pemerintah,” kata Gunun

Penutupan jalan tol tersebut, kata Gunun sampai hak para ahli waris dibayar tuntas, “Yang jelas kami sebagai pemilik tanah menguasai tanah kami, kalo ditanya sampai kapan?, sampai dibayar,” tegas dia.

Pantauan Radar Bekasi di lokasi para ahli waris berkumpul di KM 26+600 Tol Cimanggis-Cibitung, tepat di lokasi blokade jalan sambil mendirikan gubuk di tengah ruas tol yang belum difungsikan.

Penutupan akses Tol Jatikarya dimulai pukul 14.51, sebelum melakukan blokade mereka sebelumnya melaksanakan doa bersama.

Lalu lintas dialihkan dan pengemudi tol rela berputar balik lantaran akses sudah ditutup menggunakan barier oleh ahli waris. Mereka juga melakukan buka puasa bersama, dan salat magrib dan tarawih berjamaah di lokasi Tol Jatikarya.

Dilokasi yang sama, Salah satu ahli waris Sulaiman menyampaikan bahwa para ahli waris tidak ada niat untuk mengganggu fasilitas negara, melainkan hanya ingin menuntut hak mereka yang selama ini dizalimi dan tidak pernah dibayar sedikit pun.

“Jalur hukum yang sudah kami jalani sepertinya tidak digubris sama sekali, kami sudah ikuti jalur pengadilan sampai kami menang di pengadilan sampai inkrah,” katanya

“Kami pun ikuti jalur peninjauan kembali (PK) kedua mulai dari Mahkamah Agung sampai PK dua kami menang, itu pun tidak dihiraukan,” jelasnya.

Lanjut Sulaiman semua instansi sudah didatangi mulai dari BPN Bekasi, BPN pusat, Menteri bahkan dirinya sampai menghadap ke panglima TNI, dan sampai datang ke Sekretaris Negara, namun sampai sekarang hasilnya belum pernah dirasakan oleh ahli waris.

“Makanya ini hadir dari hati, masyarakat datang sendiri bahwa kami harus menduduki tanah kami sendiri, agar pemerintah sadar, para pengelola tol sadar dan seluruh instansi pemerintah sadar, bahwa masyarakat Jatikarya ini belum dibayar haknya,” bebernya

Lanjut Sulaiman lantaran sudah terlalu lama dijanjikan dan terakhir pada Februari 2023 lalu oleh pihak-pihak terkait kekesalan warga dirasa sudah memuncak.

“Maka ini mungkin titik terakhir jenuhnya masyarakat. Kami berkomitmen seluruh masyarakat tidak akan melangkahkan kaki kami sebelum hak kami dibayar,” jelasnya

“Ya, sampai sekarang ini janjinya, hanya janji belaka. Pepesan kosong. Angin surga yang kenyataannya adalah angin neraka,” katanya

Hingga hari ini pihaknya, kata Sulaiman tidak lagi bisa menerima janji, hanya ingin menerima bukti dan baru akan meninggalkan tanah miliknya.

“Bukti kami tidak dibayar, kami akan menempati. Walaupun nanti sampai subuh, sahur, kami disini, kami akan tarawih disini, salat subuh disini, dan terus kami akan disini, sampai dibayar,” tutupnya (rez).