Berita Bekasi Nomor Satu

Buka Peluang Investor Seluas-luasnya

LAHAN KOSONG: Foto udara fasilitas olahraga lapangan mini soccer berada di tengah lahan yang masih kosong, di Desa Ciantra, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Senin (1/5). ASEAN.ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sebagai daerah yang memiliki kawasan industri terbesar se Asia Tenggara, Kabupaten Bekasi membuka pintu selebar-lebarnya bagi para investor untuk berinvestasi bagi negara-negara anggota ASEAN, bahkan berharap bisa lebih bersinergi dalam kemitraan strategis.

Penjabat (Pj) Bupati Bekasi Dani Ramdan mengungkapkan, sebagai daerah pemilik kawasan industri terluas, negara-negara anggota ASEAN bisa menjadi mitra strategis, baik tujuan ekspor produk industri manufaktur maupun menjadikan kawasan-kawasan industri di wilayahnya sebagai tujuan investasi.

“Potensi investasi di Kabupaten Bekasi ini masih sangat terbuka luas bagi investor, baik dalam maupun luar negeri,” ucapnya.

Dani mengatakan, keketuaan Indonesia di ASEAN saat ini menjadi peluang untuk lebih meningkatkan kemitraan pembangunan, serta potensi kerja sama ekonomi dengan kota-kota di negara-negara ASEAN.

Dirinya berharap, isu kemitraan strategis di sektor investasi ini, akan dibahas secara dalam saat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN, di Labuan Bajo, pada Mei 2023 mendatang.

Ia menilai, peningkatan kemitraan ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan realisasi capaian investasi, seiring kondusifitas iklim penanaman modal di masa pemulihan ekonomi nasional.

Berdasarkan data investasi sepanjang tahun 2021, Kabupaten Bekasi masih menjadi daerah primadona bagi para investor, dengan capaian hingga Rp 42 triliun dan menyumbang 31,78 persen total penanaman modal Provinsi Jawa Barat.

Setahun berselang atau sepanjang tahun lalu, realisasi investasi di Kabupaten Bekasi bertambah menjadi Rp 47 triliun, sekaligus menobatkan daerah itu sebagai langganan peringkat pertama nasional, dengan jumlah penanaman modal terbesar.

Pemkab Bekasi memastikan iklim investasi tetap kondusif, sehingga investor tertarik membuka bisnis baru. Kondisi itu juga diperlukan untuk menjaga 11 kawasan industri besar, serta sedikitnya 7.339 perusahaan yang sudah eksisting, agar bisa terus menjalankan produksi hingga jangka panjang.

Kemudian, sejumlah inovasi pelayanan untuk mempermudah proses perizinan bagi investor, seperti menempatkan perangkat-perangkat daerah terkait dalam satu atap, memperbarui layanan perizinan secara daring, hingga pendampingan Kopsurgah KPK, agar seluruh tahapan perizinan berjalan sesuai prosedur dan ketentuan perundangan.

Lanjut Dani, pihaknya juga membuka peluang kemitraan strategis di sektor lain, seperti pertanian, energi terbarukan, ketenagakerjaan, lingkungan hidup, pariwisata, pengembangan UMKM, hingga kerja sama bidang sosial dan kebudayaan.

“Hal ini penting, karena kehidupan di Kabupaten Bekasi sudah multikultural, bukan saja beragam suku yang ada di Indonesia, tetapi juga beragam kebangsaan dari seluruh dunia,” pungkas Dani. (and)