RADARBEKASI.ID, BEKASI – Atlet Taekwondo asal Kota Bekasi, Nicholas Armanto harus puas dengan raihan medali perak di ajang SEA Games 2023, Kamboja.
Bertanding di nomor Under 78 kilogram, atlet peraih medali emas Porprov Jawa Barat 2022 ini kalah poin dengan atlet asal Filipina, Samuel Thomas Harper.
Nicholas tercatat mengumpulkan 11 poin selisih tipis dengan atlet Filipina yang berhasil meraih 13 poin. Kerugian dialami Nicholas setelah adanya pengurangan poin akibat copotnya tali pelindung kaki saat bertanding.
“Skor di final 11 (Nicholas) atlet Filipina 13 (poin), tipis. Filipina unggul karena ada pemotongan poin untuk Nico. Bila tidak dipotong sebenarnya Nico unggul 1 poin,”ujar Ketua Taekwondo Indonesia (TI) Kota Bekasi Arwani kepada Radar Bekasi (14/5).
Arwani menilai dari segi teknik Nico unggul, namun faktor non teknis mempengaruhi hasil Nico di final hingga harus puas dengan raihan medali perak.
“Secara teknik Nico unggul, namun faktor non teknis yang berpengaruh terhadap kekalahan (Nicholas) di final,”tambah pria yang juga Sekretaris Umum KONI Kota Bekasi ini.
Lanjut Arwani, prestasi Nico di level Asean sudah terlihat sejak sebelum SEA Games. Nicholas sempat tampil di Kejuaraan Taekwondo tingkat Asean di Filipina, bertanding di kelas yang sama Nicholas mampu meraih medali emas.
“Padahal saat kejuaraan Taekwondo Asean di Filipina, Nico di kelas yang sama memperoleh medali emas sebelum SEA Games,”jelasnya.
Pihaknya mengapresiasi kerja keras dan hasil yang sudah diraih atlet muda kelahiran 20 April 2000 itu. Berharap dengan hasil yang diraih, atlet nasional andalan Kota Bekasi ini juga dapat memperkuat Indonesia di Asian Games 2023 Guangzhou China.
“Pengcab Kota Bekasi mengucapkan terimakasih atas dukungan semua pihak, termasuk Plt Wali Kota yang juga merupakan Ketua KONI Kota Bekasi,”pungkasnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menargetkan agar tim Indonesia bisa meraih minimal 69 medali emas di SEA Games Kamboja. Nah, target itu sudah terealisasi. Tadi malam, per pukul 20.45 WIB, kontingen Indonesia menambah koleksi 11 medali emas. Total, Indonesia membukukan 69 medali emas, 59 perak, dan 79 perunggu. Hasil ini juga membuat Indonesia berhasil menggeser posisi Kamboja di urutan ketiga. Kamboja saat ini mengoleksi 65 medali emas, 61 perak, dan 100 perunggu.
Hasil yang sudah didapat tim Indonesia terbilang apik. Sebab, sebelumnya ada kekhawatiran prestasi Indonesia bakal merosot. Pasalnya, banyak cabang olahraga andalan di SEA Games lalu yang tidak dipertandingkan. Seperti menembak, panahan, dayung, dan catur.
Namun, beberapa cabor kali ini sukses juara umum. Di antaranya silat, wushu, dan terbaru tenis lapangan dengan 4 emas, 2 perak, dan 3 perunggu. Emas terakhir direbut M. Rifqi Fitriadi di nomor tunggal putra dengan mengalahkan atlet Vietnam Hoang Nam Ly (6-4, 6-1).
Indonesia masih berpotensi panen medali. Sebab, masih ada badminton yang berpeluang menambah lima medali emas nomor perorangan. Lalu, angkat besi, gulat, jet ski, basket putra, hingga sepak bola putra.
Pelatih tenis tim Indonesia Wynne Prakusya menuturkan, hasil yang diraih timnya sudah optimal. Namun, pihaknya tak ingin lengah. Pemain akan langsung persiapan mengikuti Billie Jean King Cup pada akhir Juli dan Asian Games Hangzhou. ’’Kami siap untuk terus memberikan prestasi untuk Indonesia,’’ ucap Wynne kepada Jawa Pos kemarin.
Selain itu, salah seorang atlet yang tampil mencolok kemarin adalah Rizki Juniansyah. Lifter yang tampil di kelas 73 kg itu berhasil menggondol medali emas dengan memecahkan tiga rekor SEA Games. Meraih emas di ajang SEA Games merupakan yang pertama bagi atlet kelahiran 2003 itu. Apalagi, dia tampil di kelas 73 kg yang sekarang menjadi andalannya.
Atlet asal Banten itu berhasil mengangkat snatch seberat 156 kg sekaligus memecahkan rekor SEA Games yang semula tercatat 155 kg atas nama rekan senegaranya, Rahmat Erwin Abdullah. Rekor itu diciptakan di SEA Games Vietnam 2021.
Rekor SEA Games atas nama Rahmat juga berhasil dipertajam oleh Rizki seberat 1 kg pada angkatan clean and jerk. Yakni, dari 190 kg menjadi 191 kg. Begitu juga di total angkatan. Rizki berhasil melampaui capaian Rahmat dari 345 kg menjadi 347 kg.
Nah, prestasi yang ditorehkan Rizki di ajang SEA Games yang notabene sebagai sasaran antara terbilang luar biasa. Sebagai perbandingan, pada Olimpiade edisi terakhir alias di Tokyo 2020, atlet Venezuela Julio Mayora meraih medali perak dengan mencatatkan total angkatan seberat 346 kg alias masih 1 kg di bawah catatan Rizki di SEA Games ini. Sedangkan medali emas ketika itu diraih atlet Tiongkok Shi Zhiyong yang memecahkan rekor dengan total angkatan 374 kg.
Nah, setelah di SEA Games Kamboja, target tinggi langsung dicanangkannya. ’’Target saya selanjutnya adalah meraih prestasi Asian Games Hangzhou dan bahkan meraih tiket Olimpiade Paris di kelas 73 kg,’’ tutur Rizki dalam keterangannya.
Untuk kualifikasi Olimpiade Paris, Rizki harus bersaing ketat dengan Rahmat di kelas 73 kg. Pada ajang Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kolombia, Desember 2022, Rahmat masih unggul dengan total angkatan 352 kg (152 snatch dan 200 kg clean and jerk). Sedangkan Rizki berada di bawahnya dengan total angkatan 347 kg (snatch 155 kg dan clean and jerk 192 kg).
Sementara itu, lifter 55 kg Juliana Klarisa berhasil meraih emas dengan angkatan snatch seberat 81 kg, clean and jerk 105 kg, dan total angkatan 186 kg. Dia menyingkirkan lifter Filipina Rosalinda Baclas Faustino yang harus puas meraih perak dengan total angkatan 184 kg dan lifter Kamboja Try Sopheacreach (84 kg) meraih perunggu.
Hasil yang dicapai atlet kelahiran Jambi, 29 Juli 2002, itu sudah diprediksi sejak awal. Dalam latihan sehari-hari di Pelatnas Kwini, angkatannya mencapai 82 kg untuk snatch dan 108 kg untuk clean and jerk. (one/raf/c17/bas)