RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kustini (46) sudah lima hari menunggu kabar keberadaan Dirno yang menghilang diduga tenggelam di Kali Bekasi, tepatnya di Taman Hutan Bambu, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Dirinya pasrah saat ditemui di bantaran Kali Bekasi, menunggu kabar baik keberadaan pamannya yang hilang sejak Jumat, (12/5).
Ia menceritakan, sempat tidak percaya kalau pamannya itu menghilang, lantas Kustini mencari kabar pamannya itu ke kampung halamanya yakni, di Brebes, Jawa Tengah.
“Dapat info dari malam Sabtu jam 1 malam, kabarnya hilang, dikirain pulang kampung, udah di cek emang gak pulang kampung,” ujar Kustini saat ditemui sembari melamun di bantaran Kali Bekasi, Selasa (16/5).
Kustini menceritakan, kalau korban kesehariannya seorang penjaga eretan di Kali Bekasi, yang menyeberangi dua wilayah Margajaya Bekasi Selatan dan Margahayu Bekasi Timur.
Pekerjaanya itu ia tekuni selama 30 tahun, sejak adanya jembatan gantung di kawasan itu pendapatan pamanya yang hilang itu berkurang, akhirnya ia mencoba mencari bisnis tambahan dari menjual cacing sutra.
“Mata pencahariannya emang disini, itu perahunya ada, cuman disambi ngambil cacing sutra buat dijual lagi,” ungkap Kustini.
Dirinya masih berharap pamannya masih bisa ditemukan dalam kondisi selamat. “Harapannya secepatnya lah ketemu, kasian yang di kampung juga, disini udah berhari-hari,” ujar Kustini sambil berkaca-kaca.
Terpisah, Koordinator Unit Siaga SAR Bekasi, Rizky Dwianto mengatakan, operasi SAR sudah dibuka selama tiga hari. Kalau untuk kejadiannya sendiri sudah memasuki hari kelima.
“Untuk pelaksanaan operasi SAR itu sendiri, pada hari ketiga untuk tim dimulai pada pukul 07.30 WIB. Untuk seluruh tim gabungan dibagi menjadi tiga tim,” ujar Rizky saat ditemui di lokasi pencarian.
Rizky menjelaskan, pencarian hari ketiga ini pihaknya mencari hingga radius 15 km dari dilaporkanya korban menghilang, serta dilakukan pencarian dengan pembagian tiga tim.
“Untuk tim pertama kita menggunakan aqua eye dan dilanjutkan penyelaman di lokasi kejadian, Kemudian pada tim kedua, penyisiran darat dari pintu air Prisdo sampai warung ayu Kebalen,” jelas Rizky.
“Kemudian tim ketiga, kita melakukan pencarian dengan menggunakan perahu karet dari warung Ayu hingga pintu air CBL. Kurang lebih jarak mencapai 15 kilometer pencarian,” tambahnya.
Di hari kelima hilangnya korban, pihaknya menemukan sejumlah kendala, diantaranya mulai dari saksi mata yang melihat bahwa korban pergi membawa tanggok (tas selempang untuk mengumpulkan cacing) itu tidak ditemukan.
“Itu masih tersangkut di badannya, kalau itu posisi tanggoknya penuh sehingga sulit untuk timbul ke permukaan air,” ungkapnya
Kemudian, kata Rizky yang kedua pintu air Prisdo sampai Warung ayu ada beberapa titik yang dipenuhi tumpukan sampah.
“Kemungkinan tersangkut dan tertutup tumpukan sampah, sehingga membutuhkan waktu lama untuk dilakukan pembongkaran,” jelas dia.
Selain itu, tim SAR juga kesulitan lantaran informasi yang didapat terakhir korban menghilang tidak didapatkan. Karena memang pada saat pukul 17.00 saksi yang melihat korban sedang mencari cacing.
“Bukan pada saat korban tenggelam, kalau itu kita mendapatkan informasi keberadaan korban tenggelam bisa dimaksimalkan untuk melakukan penyelaman,”ucap dia.
Lanjut Rizky, pihaknya terus memaksimalkan pencarian hingga hari ke 7 di sekitar lokasi dengan penyelaman dan dilakukan pencarian dengan perahu karet.
Adapun tim yang terlibat dalam pencarian, kolaborasi dari BPBD Kota Bekasi, Tagana Kota Bekasi dan unsur dari relawan serta potensi SAR. (rez).