Oleh: Benni James Stepen Silaban
Mahasiswa Magister Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA), IPB University
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Banyak sistem pangan yang ada saat ini tidak berkelanjutan karena menyebabkan penipisan sumber daya yang signifikan dan dampak lingkungan yang tidak dapat diterima. Masalah ini sangat parah, bahkan dapat dikatakan bahwa makanan yang dimakan saat ini setara dengan sumber daya fosil.
Transisi menuju sistem pangan berkelanjutan akan membutuhkan banyak perubahan, tetapi yang paling penting adalah pemanfaatan teknologi internet, dalam bentuk ‘Internet of Food’, yang menawarkan kesempatan untuk menggunakan sumber daya global secara lebih efisien, di bidang pertanian dan pangan. Teknologi Internet of Food (IoF) dapat digunakan untuk memfasilitasi transisi ke sistem pangan yang lebih berkelanjutan.
IoF merupakan istilah untuk menggambarkan jaringan perangkat terhubung yang digunakan dalam produksi, distribusi, dan konsumsi makanan. IoF dapat membantu meningkatkan efisiensi produksi pangan, meningkatkan keamanan pangan, mengurangi limbah pangan, dan meningkatkan keterlibatan konsumen dalam memilih pangan yang lebih berkelanjutan.
Teknologi (Internet of Food) IoF dapat membantu menyatukan ketersediaan, produksi, dan pasokan pangan yang ada, serta membantu mengurangi pemborosan dan penggunaan sumber daya yang tidak efisien.
Hal tersebut dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah keberlanjutan sistem pangan dan memberikan panduan bagi pembuat kebijakan, akademisi, dan pemangku kepentingan terkait untuk mencapai tujuan keberlanjutan sistem pangan.
Adanya IoF ini mampu menstimulasi mata pencaharian di pedesaan, untuk mengembangkan sistem ketahanan dan untuk memfasilitasi tata kelola yang bertanggung jawab melalui komputasi, komunikasi, pendidikan, dan perdagangan tanpa batas pengetahuan dan akses.
Diperlukan analisis yang tersistematis untuk mengukur dampak produk pangan, dengan menggabungkan data di seluruh sistem dari pertanian ke manusia yang dibutuhkan dalam merancang sistem pangan berkelanjutan.
Internet of Food, sebagai platform prakompetitif, seperti halnya internet yang saat ini kita kenal, akan membutuhkan kosa kata dan ontologi dalam jumlah besar untuk melihat dan memperhitungkan seluruh data dalam jumlah besar. Kemampuan untuk menghitung data dalam jumlah besar akan mengubah cara sistem pangan dianalisis dan dipahami sehingga memungkinkan transisi ke sistem pangan berkelanjutan.
Berikut beberapa cara untuk memfasilitasi transisi menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan melalui penggunaan teknologi Internet of Food: Peningkatan efisiensi produksi: IoF dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi pangan, dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air, energi, dan pupuk.
Teknologi seperti penggunaan sensor dan robot dapat membantu mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan, sehingga proses produksi dapat dioptimalkan. Meningkatkan keamanan pangan dengan membantu meningkatkan keamanan pangan dengan memantau dan melacak produk pangan dari produksi hingga konsumsi.
Dengan menggunakan teknologi seperti rantai pasok, konsumen dapat melacak asal-usul produk makanan mereka dan memastikan bahwa produk tersebut berasal dari sumber yang terpercaya. Mengurangi limbah makanan dengan cara membantu mengurangi limbah makanan dengan memantau pasokan dan permintaan pasar yang lebih cepat dan transparan.
Hal ini dapat membantu produsen untuk menghasilkan pasokan yang sesuai dengan permintaan pasar, sehingga mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Meningkatkan keterlibatan konsumen, IoF dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan konsumen dalam memilih makanan yang lebih berkelanjutan.
Misalnya, aplikasi seluler dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang ketersediaan dan asal produk pangan yang lebih berkelanjutan, sehingga konsumen dapat membuat keputusan yang lebih baik.
Disamping manfaat yang diberikan oleh IoF terdapat beberapa risiko dan tantangan yang terkait dengan implementasi IoF, seperti masalah privasi data, keamanan siber, dan akses tidak merata terhadap teknologi. Penulis menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, bisnis, dan konsumen, untuk memastikan bahwa manfaat IoF didistribusikan secara adil dan berkelanjutan.
Dengan memanfaatkan teknologi IoF, kita dapat memfasilitasi transisi menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan, dengan demikian menjaga keberlanjutan produksi pangan, kesehatan manusia, dan lingkungan yang mampu membantu peneliti, pembuat kebijakan, dan profesional dalam industri pangan dan teknologi yang tertarik pada sistem pangan yang berkelanjutan. (adv)
Referensi:
Holden NM, White EP, Lange MC, Oldfield TL. 2018. Review of the sustainability of food systems and transition using the Internet of Food. Npj Science of Food, 2(1). https://doi.org/10.1038/S41538-018-0027-3.
Raheem D, Shishaev M, Dikovitsky V. 2019. Food system digitalization as a means to promote food and nutrition security in the barents region. Agriculture (Switzerland), 9(8), 1–19. https://doi.org/10.3390/agriculture9080168.