RADARBEKASI.ID, BEKASI – Harga telur merangkak naik dalam dua pekan terakhir. Tingginya permintaan pasar pasca hari raya Idul Fitri membuat harga jual telur naik, sementara persediaan pasar mengalami penurunan.
Hasil pemantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi di sejumlah pasar tradisional menyebut kenaikan terjadi sejak 26 April 2023, pekan pertama pasca lebaran. Pemantauan harga kebutuhan pokok ini dilakukan setiap hari, terutama di dua pasar tradisional di Kota Bekasi, yakni Pasar Baru Bekasi Timur dan Pasar Kranji.
“Harga telur ayam broiler mengalami kenaikan dari tanggal 26 April sebesar Rp 28 ribu, hingga sekarang mencapai Rp 32 ribu per kilogram,” kata Kepala Disperindag Kota Bekasi, Robert TP Siagian, Selasa (23/5).
Beberapa hal diidentifikasi menjadi faktor melonjaknya harga telur di pasaran. Diantaranya kenaikan harga pakan ayam, tingginya permintaan pasar untuk kebutuhan hajatan warga, serta kebutuhan untuk program penurunan stunting balita.
“Karena demand tinggi, supply menurun. Ada kenaikan permintaan masyarakat pada musim hajatan, dan hari raya besar,” ungkapnya.
Mengatasi fluktuasi harga kebutuhan pokok dewasa ini kata Robert, pihaknya telah menggelar operasi pasar, baik dalam bentuk bazar maupun pasar murah. Operasi pasar tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan Bulog dan distributor.
Setelah pelaksanaan tahap satu menjelang lebaran beberapa waktu lalu, Disperindag Kota Bekasi berencana untuk kembali menggelar operasi pasar murah pada bulan September dan November mendatang.
Harga telur di salah satu agen di kawasan Kelurahan Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan per tanggal 23 Mei kemarin Rp31 ribu per kilogram. Harga saat ini disebut lebih tinggi dibandingkan harga normal Rp 25 sampai Rp 26 ribu per kilogram.
“Sekarang Rp31 ribu, kenaikan itu mulai sekitar hampir dua Minggu. Sehabis lebaran kita masih Rp 26 ribu,” kata pemilik agen telur, Antaro (50).
Untuk telur jenis Omega, harganya mencapai Rp 33 sampai Rp 34 ribu per kilogram.
Kemarin pasokan telur disebut masih normal. Meskipun ada sedikit keterlambatan pasokan, Antaro menilai masih dalam batas normal. Sebagai bagian dari bahan pokok sehari-hari, kenaikan harga belum banyak berpengaruh pada sisi penjualan. Ia berharap harga telur bisa kembali stabil.
“Harapan ke pemerintah ya stabil aja, peternak senang, masyarakat senang, pedagang senang,” tambahnya. (sur)











