RADARBEKASI.ID, BEKASI – Harga telur dan ayam mengalami lonjakan yang cukup tinggi, hingga dirasa memberatkan pedagang makanan khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Mereka harus merogoh kocek lebih supaya usahanya tetap berjalan dan pasrah jika pemasukannya berkurang karena khawatir sepi pembeli jika ikut menaikan harga.
“Harga telur lagi tinggi banget saya bisa beli 1 Kg Rp 27 ribu, sekarang bisa 32 perkilonya,” ujarnya pedagang makanan keliling, Sakri kepada Radar Bekasi.
Telur menjadi bahan utama yang ia gunakan sehingga mau tidak mau harus tetap membeli meski harga melambung tinggi.
“Gimana ya namanya juga jualan telur gulung, kalo telurnya gak dibeli kita gak dagang ya mau gak mau harus tetep beli walaupun balik modalnya jadi sedikit,” jelasnya.
Meskipun harga jauh lebih tinggi ia mencoba tetap mempertahankan rasa dan kualitas sehingga tetap menggunakan bahan baku telur sesuai takaran.
“Gak bisa dikurangin walaupun mahal saya harus tetap jaga kualitas dagangan saya,” tuturnya.
Dia berharap harga telur bisa kembali normal dan terjangkau utamanya untuk pedagang kecil. “Pengennya harga telur turun biar keuntungan yang disimpan normal lagi,” terangnya.
Terpisah, Ketua UMKM Cluster Makanan dan Minuman Kota Bekasi, Afif Ridwan menyampaikan, peningkatan harga bahan pokok menjadi persoalan yang kerap ditemukan oleh para pelaku UMKM.
“Naik turun harga bahan pokok pastinya akan dirasakan oleh para pelaku UMKM,” ucapnya.
Namun demikian dalam hal ini para pelaku UMKM harus bisa menangani persoalan-persoalan tersebut, sehingga usahanya bisa tetap berjalan.
“Pastinya UMKM terkait hal ini bisa menangani, karena sudah menjadi persoalan yang kerap terjadi. Hanya saja pemerintah dalam hal ini harus tetap hadir, untuk membantu para pelaku UMKM di tengah meningkatnya sejumlah harga bahan pokok,” pungkasnya. (dew)