RADARBEKASI.ID, BEKASI – Harga telur dan ayam di pasaran masih relatif tinggi. Kondisi ini diduga dipicu beberapa faktor mulai dari permintaan yang meningkat hingga mahalnya pakan ternak.
Kepala Seksi Perdagangan pada Disperindag Kota Bekasi, Eko Wijatmiko menjelaskan selain memenuhi kebutuhan masyarakat, distribusi telur saat ini juga dibutuhkan untuk program stunting dan lainnya sehingga permintaan terus meningkat.
“Karena kebutuhan untuk program stunting itu menggunakan telur dan beras sph bulog, jadi telur itu masih jadi favorit harga nya,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Senin (29/5).
Sementara untuk saat ini komoditas telur ayam di Pasar Baru Bekasi, masih dikisaran Rp 32 ribu, namun di beberapa pasar seperti Kranji Baru Rp 31 ribu.
“Penurunan terjadi namun memang belum signifikan, hanya ada penurunan 1000 rupiah per kilo di beberapa pasar Kota Bekasi,” jelasnya.
Tidak hanya telur, lonjakan harga juga terjadi pada komoditas ayam, yang saat ini harganya mencapai Rp 40 ribu per kilogram. “Harga ayam sekarang mencapai Rp 40 ribu,” ucapnya.
Padahal kata dia, harga normal ayam di pasaran hanya berkisar Rp 34 ribu per kilogram. Peningkatan ini terjadi karena jumlah permintaan meningkat.
“Selain permintaan yang cukup banyak, harga pakan ayam yang meningkat juga berpengaruh pada harga ayam saat ini,” tuturnya.
Saat ini pihak Disperindag Kota Bekasi masih mengawasi harga pada beberapa komoditas bahan pokok di sejumlah pasar Kota Bekasi.
“Kami terus awasi dan terus melakukan pengawasan di lapangan, untuk melihat perkembangan sejumlah harga bahan pokok ,” ucapnya.
Selain itu peningkatan pada sejumlah harga bahan pokok sendiri terjadi secara fluktuatif, sehingga pihaknya belum bisa prediksi kapan penurunan signifikan akan terjadi. (dew)