Berita Bekasi Nomor Satu

20 Ribu Siswa Gagal Seleksi PPDB

Illustrasi : Sejumlah siswa saat mengikuti ujian akhir semester hari pertama, Senin (6/6). ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online SMA/K dan SLB Provinsi Jawa Barat sudah berakhir 10 Juni kemarin, disusul berakhirnya masa sanggah pada 12 Juni. Tercatat lebih dari 40 ribu pendaftar, merebutkan 20 ribu kursi SMA/K Negeri yang ada di wilayah Kantor Cabang Dinas (KCD) wilayah III.

Tahap satu ini, calon peserta didik tingkat SMA mendaftar lewat jalur afirmasi, perpindahan tugas, dan prestasi. Menyediakan kuota masing-masing 3.867 untuk SMA negeri di Kota Bekasi dan 7.938 di Kabupaten Bekasi.

Sentra untuk calon peserta didik SMK, pendaftaran tahap pertama dibuka lewat jalur afirmasi, prioritas jarak terdekat, perpindahan tugas, prestasi kejuaraan, dan persiapan kelas industri. Masing-masing menyediakan kuota 4.084 untuk SMK negeri di Kota Bekasi, dan 4.496 untuk Kabupaten Bekasi.

Kemarin, ada 10.671 dan 13.858 pendaftar SMA negeri di Kota dan Kabupaten Bekasi. Sedangkan pendaftar di SMK negeri ada 8.295 dan 8.110 di kota dan Kabupaten Bekasi.

Karena jumlahnya melebihi kuota yang tersedia di tahap satu, otomatis ada 12.727 siswa yang akan tergusur di tingkat SMA. Serta 7825 di tingkat SMK.

Jumlah ini dinilai tidak tetap atau terus bertambah setelah masa pendaftaran ditutup pada tanggal 10 Juni lalu. Diperkirakan terjadi lantaran ada pendaftar yang tertahan, belum terverifikasi oleh operator PPDB sehingga namanya belum muncul hingga masa pendaftaran ditutup.

Pengamat pendidikan, Imam Kobul Yahya menduga yang terjadi adalah sekolah masih menerima pendaftaran secara manual, atau nama pendaftar masih tertahan lantaran belum terverifikasi oleh operator PPDB.

Sistem PPDB ini dinilai rawan kecurangan. Menurut Imam, sistem PPDB SMA/K kurang pas untuk diterapkan.”Tapi menurut saya kalau begitu sistem verifikasinya, telat, kan orang was-was jadinya. Harusnya online saja 100 persen ketahuan, kalau seperti ini rawan terjadi permainan,” katanya.

Lebih lanjut, menurutnya verifikasi pendaftaran seharusnya tidak lagi dilakukan pada saat jadwal PPDB memasuki masa pemetaan afirmasi KETM dan uji kompetensi jalur prestasi kejuaraan. Sistem PPDB juga tidak berlangsung real-time, semakin menunjukkan bahwa website PPDB hanya difungsikan sebagai tempat penampungan data.

“Pokoknya kalau saya lihat itu (jumlah pendaftar bertambah) tiga ribu kurang lebih. Tapi karena verifikasinya manual, bisa saja sih ada yang tertahan, belum muncul namanya pada saat masa pendaftaran,” ungkapnya.

Jumlah pendaftar terbanyak di setiap sekolah SMA Negeri mayoritas berada di jalur nilai rapor, selisih antara kuota yang tersedia dan jumlah pendaftar terpaut sangat jauh. Kelemahan siswa maupun orang tua memahami petunjuk teknis juga disebut menentukan keberhasilan pelaksanaan PPDB.

“Kalau sosialisasinya masif, 80 persen keberhasilan PPDB itu, kalau sosialisasinya benar. Kalau nggak benar ya banyak gagalnya,” tambahnya.

Berbeda dengan SMA, jumlah pendaftar paling banyak di tiap SMK negeri mayoritas ada di jalur persiapan kelas industri, disusul KETM. Sesuai alokasi kuota tiap sekolah dintahap satu ini, jumlah pendaftar paling besar ada di kedua jalur pendaftaran tersebut.

Seperti di SMK Negeri 1 Kota Bekasi, jumlah pendaftarnya paling banyak dibandingkan SMK Negeri lainnya. Jumlah pendaftar mencapai 1.286, mayoritas mendaftar di jalur kelas persiapan industri.

“Persiapan kelas industri yang paling besar,” kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kota Bekasi, Boan.

Boan yang juga menjabat sebagai Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kota Bekasi mengakui bahwa jalur ini jumlah pendaftarnya terbanyak. Beberapa faktor yang melatarbelakangi diantaranya kuota yang disediakan cukup besar, hingga standar pendidikannya mengikuti standar dunia industri.

Perjanjian kerjasama sekolah selama ini telah mencakup beberapa hal, diantarnya sinkronisasi pendidikan dan kebutuhan dunia industri, serta guru tamu. Kedepan, pihaknya berencana mendorong nomenklatur penyerapan tenaga kerja, meski saat ini diakui masih relatif berat.

“Misalkan seperti SMK 1, ada delapan jurusan kita sudah siapkan dengan presentase 38 persen,” ungkapnya.

Setiap sekolah kuotanya tidak sama, sangat bergantung pada kerjasama yang dibangun antara sekolah dengan dunia industri.

Terkait dengan tahapan PPDB, saat ini sekolah tengah melaksanakan verifikasi pendaftar jalur prestasi. Dalam tahap ini, verifikasi dilakukan pada dokumen sertifikat prestasi kejuaraan siswa.

Verifikasi juga dilakukan di jalur lain, salah satunya prioritas jarak terdekat.”Jalur-jalur lain mungkin tinggal finishing data, kalau ada data yang meragukan kita panggil orang tuanya. Seperti prioritas jarak terdekat, nanti tinggal sistem yang merangking,” tambahnya.

Perjalanan PPDB tingkat SMK kata Boan, berjalan semakin baik. Tahun ini, tidak lagi dijumpai pendaftar berbondong-bondong ke sekolah tujuan.

Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat mencatat, tidak semua sekolah terpenuhi jumlah pendaftarnya pada beberapa jalur penerimaan. Hal ini disebabkan oleh adanya penyesuaian kondisi sekolah dengan lingkungan sekitarnya.

Meskipun demikian, ada sekolah yang jumlah pendaftar setiap jalurnya terpenuhi, bahkan lebih. Total ada 317.531 siswa yang mendaftar pada tahap pertama, pendaftar paling banyak ada di lingkungan KCD wilayah III.

“Jumlah yang paling banyak itu di Kantor Cabang Dinas (KCD) Disdik Jabar 3 yaitu Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi,” Kata Kepala Disdik Provinsi Jawa Barat, Wahyu Wijaya.

Usai masa pendaftaran dan melalui masa verifikasi, peserta tinggal menunggu pengumuman tanggal 20 Juni mendatang.

Tahap kedua dimulai pada tanggal 26 Juni mendatang, pendaftar SMA menggunakan jalur zonasi dengan kuota 50 persen, sementara SMK menggunakan jalur prestasi rapor umum dengan kuota 25 persen dari kuota jalur prestasi rapor. (Sur)