RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tuti Nurcholifah Yasin akhirnya buka-bukaan terkait alasan dirinya hengkang dari Partai Golkar. Mantan Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi tersebut memilih pergi lantaran sudah tidak nyaman. Itu setelah tak lama ketika Akhmad Marjuki memegang kendali partai.
“Dulu mungkin Partai Golkar tidak sebesar sekarang, tapi saat itu nyaman. Kenyamanan itu yang memang saya utamakan,” ujar perempuan kelahiran 3 Mei 1994 ini kepada Radar Bekasi, usai menghadiri konsolidasi DPD Partai NasDem Kabupaten Bekasi, Minggu (18/6/2023).
Tuti mengaku, dirinya tidak memiliki masalah dengan para pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi. Hanya memang, dalam struktur kepengurusan DPD Golkar saat ini, nama Tuti tak lagi memangku jabatan apa pun.
“Sebenarnya di Golkar nggak ada masalah. Kakak saya juga masih di Golkar, abang ipar saya juga masih di Golkar. Jadi sebetulnya nggak ada masalah, hanya memang ada kesamaan visi misi saja di Partai NasDem, yang mungkin juga ibu saya lihat NasDem ini tempat yang cocok untuk saya agar bisa berkembang,” katanya.
Kini, Tuti yang notabene merupakan adik kandung mantan bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, telah resmi bergabung di Partai NasDem. Tuti mengungkapkan, kepindahannya ke Partai NasDem melalui proses yang tidak singkat. Sebelumnya Ia melakukan istikharah dan meminta arahan kepada orangtua.
Tuti merasa memiliki kesamaan visi dan misi dengan partai besutan Surya Paloh ini. Terlebih di Partai NasDem, Tuti menemukan kenyamanan yang tidak didapatkan saat dirinya berseragam Golkar. “Mudah-mudahan di NasDem ini saya bisa berkembang, bisa memperlihatkan potensi yang mungkin bisa saya tuangkan di partai,” ungkapnya.
BACA JUGA: Tuti – Marjuki Adu Bukti
Pada Pemilu 2024, Tuti memilih mencalonkan diri sebagai wakil rakyat di tingkat pusat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jabar VII, yang meliputi Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Di internal partai, Tuti akan bertarung dengan Saan Mustopa yang notabene sebagai petahana. Berbekal pengalaman pada Pemilu 2019, Tuti berambisi Partai NasDem bisa meraih dua kursi DPR RI dari Dapil Jabar VII.
“Pada 2019 saya maju di RI dengan Dapil yang sama dari Partai Golkar. Sekarang saya berusaha untuk membesarkan suara partai terlebih dulu, mudah-mudahan rezekinya NasDem di DPR RI bisa dua kursi dan presidennya Anies Baswedan,” ucapnya.
Sebagai politikus yang berasal dari keluarga yang identik dengan Partai Golkar, Tuti mengaku, memang ada kesulitan saat melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan seragam partai yang berbeda. Hanya saja dirinya menyakini, para pemilih sekarang sudah banyak yang mengerti, sehingga tidak akan salah pilih.
“Kalau kesulitan pasti ada. Nggak mungkin nggak ada. Hanya saja mungkin makin kesini SDM semakin bagus, semakin meningkat. Terus kemudian 50 persen lebih anak-anak muda semua, yang Insya Allah nggak akan saya pilih, nggak akan salah baca. Jadi itu juga menjadi peluang besar untuk NasDem kedepannya,” tuturnya. (pra)