Berita Bekasi Nomor Satu

Menghawatirkan, Kualitas Udara Diuji Secara Berkala

KEPULAN ASAP: Warga melakukan aktivitas di bawah kepulan asap, di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Senin (19/6). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kualitas udara di Kabupaten Bekasi semakin mengkhawatirkan, apalagi di daerah ini banyak pabrik dan kendaraan yang keluar masuk kawasan industri, salah satu penyumbang polusi.

Polusi udara menjadi salah satu dampak gangguan kesehatan yang sedang diuji di laboratorium. Sebagaimana diketahui, pengujian dilakukan untuk mengetahui dampak bagi manusia, hewan dan tumbuhan.

Jika mengacu pada tahun lalu, dari pengamatan kualitas udara metode pasif sampler tahun 2022, diperoleh nilai Indeks Kualitas Udara (IKU) Kabupaten Bekasi sebesar 69,62, dan masuk kategori sedang.

Artinya, dengan nilai tersebut, tingkat kualitas udara tidak berpengaruh terhadap kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, Doni Sirait mengungkapkan, pihaknya sedang melakukan pengendalian polusi udara dengan menggunakan metode sampling di beberapa lokasi.

“Untuk mengetahui kualitas udara Kabupaten Bekasi, kami mengambil sampling di beberapa kecamatan untuk diuji secara berkala,” ujarnya.

Ia menyampaikan, penyebab terjadinya polusi udara, ada beberapa aspek. Diantaranya, emisi sumber bergerak (transportasi), emisi sumber tidak bergerak (cerobong industri dan pembangkit listrik), serta faktor meteorologi (angin dan hujan).

Dengan kondisi tersebut, kata Doni, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberi perhatian bagaimana menjaga kualitas udara dalam konteks pengendalian.

Belum lama ini, kerjasama yang dilakukan adalah, melakukan uji emisi akbar kendaran bermotor, atas perjanjian kerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta dalam rangka pengendalian pencemaran udara, dan komitmen bersama perbaikan kualitas udara di Jabodetabek bersama KLHK.

“Memang untuk kualitas udara dari hasil yang ditinjau tahun lalu, masih baik terhadap kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan. Kalau tahun ini sedang diuji melalui laboratorium,” terang Doni.

Pihaknya pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Setidaknya jangan membakar sampah yang dapat merusak kualitas udara. (and)