RADARBEKASI.ID, BEKASI – Seorang lansia bernama Yongki (70) menjadi korban jambret di Jalan Nusa Indah, Jakasetia, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Rabu (19/7) sekitar pukul 10.00. Akibatnya, tas berisikan ponsel, dompet uang Rp 700 ribu dan sejumlah dokumen lainya raib.
Berdasarkan rekaman CCTV yang diterima Radar Bekasi berdurasi 7 detik, korban bersepeda seorang diri, tiba tiba dari belakang pelaku langsung menarik tas hingga korban terjatuh.
Yongki menceritakan kejadian tersebut terjadi saat dirinya sedang bersepeda menuju ke kediamannya usai berolahraga di wilayah Bekasi Selatan.
“Mau pulang habis dari lagoon muter muter (olahraga) saya mau pulang tapi dari Nusa Indah 5 saya ga langsung belok, saya mau lihat toko bakmi udah buka belum, belum sampe toko bakmi situ, didepan galingga saya di jambret,” ungkap Yongki saat ditemui di kediamannya Jakasetia, Kamis (20/7).
Sebelumnya kata Yongki, dirinya sudah diikuti oleh pelaku di jalan, namun karena kondisinya ramai pelaku belum berani beraksi.
“Jadi kalau menurut cctv saya sudah di kuntit (diikuti) sejak dari Jalan Nusa Indah 5 karena di wilayah Nusa Indah 5 itu belum memungkinkan untuk mereka bereaksi,” jelasnya.
“Kemungkinan dia cari tempat yang sepi ternyata depan Kopi Galingga itu saya dijambret, setelah dijambret saya sempat rebahkan sepeda saya sempat tarik menarik kemudian saya salah set, karena dia tancap gas lalu kabur,” sambungnya.
Saat itu juga, Yongki meminta tolong berteriak, namun tidak ada satupun warga yang mendengar.
“Saya langsung teriak, itu tidak ada orang satupun di jalan situ, yang namanya saya sudah teriak, mudah mudahan ada yang mendengar saya, bisa dikejar ternyata nihil begitu,” ungkapnya.
Menurutnya, daerah situ rawan dan kerap terjadi tindak kejahatan, ia berharap lingkungan di kawasan itu ditingkatkan lagi keamananya.
“Kalo saya sendiri lebih fokus ke lingkungan lah, karena saya juga sebagai anggota pokdar kamtibmas polres metro Bekasi Kota, saya termasuk pengurus, dengan kejadian seperti ini saya betul betul merasa terpukul,” bebernya. Akibat kejadian itu dirinya langsung melapor ke Polsek Bekasi Selatan.
Terpisah, Kapolsek Bekasi Selatan, Kompol Jupriono mengatakan pihaknya sudah mendapat laporan dari korban terkait jambret di Jakasetia yang korbanya seorang lansia.
“Jadi kemarin itu sudah datang ke kantor, hanya minta surat pengantar karena isinya dompet itu kartu identitas. Ada handphone, tapi dia gak mau bikin laporan kehilangan,” ungkapnya saat dihubungi wartawan, Kamis (20/7).
Namun kata dia, penyelidikan akan tetap dilanjutkan meski korban hanya melaporkan sebagian kehilangannya saja seperti dokumen.
“Ini jadi catatan kita, tetap anggota untuk melakukan penyelidikan karena itu tindak pidana tetap kita ke TKP untuk memperjelas apakah ada cctv lain yang bisa kita ambil rekamannya, kalaupun nanti tertangkap, tetap akan kita proses,” jelasnya.
Tidak ada luka pada diri korban, dan korban pun, kata Jupriono ke Polsek Bekasi Selatan hanya minta surat pengantar.
“Gak ada sih, tadi sudah saya telepon. Itu pokdar kamtibmas kita pada kenal, jadi langsung ke kantor kemarin, gak mau bikin laporan malah, minta surat pengantar saja,” katanya
“Tapi hari ini saya suruh ke kantor lagi, Mempertegas kalo mau buat laporan yasudah kita terima juga,” bebernya.
Adapun kata dia, meski sering terjadi di wilayah itu, pihaknya meminta kepada warga untuk segera melapor jika ada tindak pidana yang merugikan. “Jadi ini terimakasih juga informasinya, karena selama ini tidak ada yang mau melapor. Melapor itu kan kita perlukan, laporan dari warga itu kita perlukan supaya kami bisa mendapat informasi bahwa di satu tempat itu memang ada terjadi peristiwa tertentu,” tuturnya.
“Kalau tidak ada yang memberikan informasi, tidak ada yang melapor, ya kami juga gak akan tau, gak punya data di satu lokasi itu ada peristiwa, atau nanti dibilang sering terjadi tindak pidana jambret,” sambungnya.
Lanjut Jupriono, jika memang ada informasi seperti itu, pihaknya akan melakukan manajemen operasional agar data yang masuk dari laporan masyarakat nantinya akan ditempatkan anggota untuk berpatroli.
“Lagi lagi berdasarkan data yang masuk ke kita, supaya kita tau di satu titik ini, ada kerawanannya ini, akhirnya saya ambil kebijakan untuk manajemen anggotanya oh ini harus ditempatkan di sana, di hari Minggu contohnya, atau di hari Sabtu disaat yang ada penggowes melintas,” tandasnya. (rez)