RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dua meriam kuno yang terletak di gerbang lama Markas Kodim (Makodim) 0507/Bekasi sebelum proses revitalisasi kemungkinan besar bakal dipertahankan. Terlihat dua meriam itu sudah terpasang kembali dengan penyangga tembok beton dibalut marmer berwarna hitam.
RAIZA SEPTIANTO
Bekasi Selatan
Meriam berwarna emas itu berada persis di depan Markas Komando Distrik Militer 0507/Bekasi Jalan Veteran, Kelurahan Margajaya, Bekasi Selatan. Lokasinya kini masih dalam proses perbaikan.
Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Bekasi, akan melakukan kajian terhadap dua meriam kuno yang diduga benda peninggalan sejarah tersebut.
Ketua TACB Kota Bekasi, Ali Anwar mengatakan dalam waktu dekat ini pihaknya bersama tim akan melakukan peninjauan awal di lokasi objek diduga cagar budaya (ODCB).
“Saya katakan ODCB, karena saya dan teman-teman Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Bekasi belum melakukan kajian terhadap dua meriam tersebut,” ujar Ali saat dihubungi, Senin (24/7).
Setelah dilakukan peninjauan bersama TACB, pihaknya akan melakukan rapat koordinasi bersama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi, Plt Wali Kota Bekasi dan Komandan Kodim 0507/Bekasi. “Setelah TACB ke lokasi. Insya Allah pekan ini,” katanya.
Ali Anwar mengaku sejak tahun 1970-an dirinya mengagumi kedua meriam tersebut setiap melintas di depan Makodim, Namun sejak pertengahan 2000-an benda ODCB itu tidak lagi dilihat bahkan dikiranya menghilang.
“Dalam obrolan ringan dengan teman-teman TACB kadang saya ingatkan lagi dua meriam yang “raib” entah ke mana. Saya tanya ke tukang yang sedang merenovasi, meriam dipindahkan dari sudut kiri depan markas Kodim ke tempat asalnya dalam bulan Juli ini. Kalau meriam ini seperti dulu alias bukan replika, alhamdulillah,” katanya.
Saat melakukan penelitian tentang Bekasi Dibom Sekutu pada 1984, dirinya sempat bertanya kepada beberapa pejuang Bekasi, terutama M. Husein Kamaly di Bekasi Timur dan Muhammad bin H Rijan di Kampung Dua Kranji.
Kamaly yang pernah menjadi Ketua Tim Penelusuran Sumber Sejarah Bekasi, mengatakan meriam tersebut awalnya berada di Kampung Dua, Kranji. Muhammad membenarkan.
Kamaly menduga meriam tersebut sisa peninggalan tentara VOC atau Hindia Belanda. Sedangkan Muhammad meyakini meriam digunakan tentara Sekutu atau Belanda (NICA) untuk menyerang pasukan Republik Indonesia di Bekasi pada masa perang kemerdekaan 1945.
“Untuk memastikan seluk-beluk dua meriam yang baru nongol lagi itu, semua pihak harus bersabar menunggu hasil kajian TACB Kota Bekasi,” pungkasnya.(*)











