RADARBEKASI.ID, BEKASI – Moncernya elektabilitas Prabowo Subianto sebagai salah satu bakal calon presiden (Capres) akhir-akhir ini, berhasil mengamankan laju Partai Gerindra di tren positif. Pelan tapi pasti, tingkat keterpilihan partai nomor urut tiga ini terus naik sejak Desember 2022 hingga Juni 2023 dengan angka terakhir 13,6 persen. Sementara, Partai Golkar sedang mengalami situasi sebaliknya. Elektabilitas penguasa Orde Baru itu kini tinggal satu digit.
Fakta tersebut merupakan sedikit gambaran dari hasil survei yang dilaksanakan Indikator Politik Indonesia pada 20-24 Juni 2023 dengan cara wawancara tatap muka.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan kemerosotan elektabilitas tengah melanda Partai Golkar. Meski sempat mendapatkan elektabilitas 16 persen suara pada 2020 dan 15 persen pada 2020, dukungan Golkar merosot tajam pada 2023. Burhan mengatakan, elektabilitas Golkar yang semula dua digit kini tinggal satu digit.
“Terakhir tinggal 9,2 persen, tinggal 1 digit,” ujar Burhan.
Burhan mengatakan, berdasarkan hasil survei melalui wawancara via telepon, elektabilitas Golkar lebih rendah yakni sekitar 6-7 persen. “Tapi juga lupa survei telepon hanya mewakili kelompok yang punya Hp,” tutur Burhan.
Burhan menuturkan, wawancara tatap muka merupakan “golden standard” karena responden tidak terbatas pada kelompok masyarakat yang memiliki handphone. Meski demikian, sekalipun menggunakan wawancara tatap muka pada kenyataannya elektabilitas Golkar tetap merosot.
“Berdasarkan survei tatap muka sekalipun di mana yang tidak punya Hp juga terekrut dalam sampel kita elektabilitas Golkar juga menurun,” kata Burhan.
BACA JUGA: Partai Golkar Terancam Kehilangan Swing Voters
Sementara tiga posisi teratas diduduki PDI-P, Gerindra, dan Golkar, posisi keempat diduduki PKB dengan suara 7 persen. Diikuti Demokrat pada urutan kelima dengan suara 6,5 persen; PKS 5,2 persen; Nasdem 5 persen; dan PAN 3,1 persen. Kemudian, Perindo 2,8 persen dan PPP 2,8 persen.
“Sementara partai lainnya kurang dari 1 persen, dan sekitar 17,4 persen belum menunjukkan pilihan,” ujar Burhan. Survei dilakukan terhadap 1.220 responden dari seluruh provinsi dengan usia minimal 17 tahun atau sudah bisa mengikuti pemilu. Responden dipilih dengan metode simple random sampling. Margin of error dari survei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Menyikapi itu, pengurus Golkar di daerah merasa was-was dengan situasi yang ada. Mereka berharap, para petinggi partai mampu “bermain cantik” dalam menentukan arah koalisi Pilpres. Sebab, manuver pilpres diharapkan mampu menciptakan efek ekor jas pada Pemilihan Legislatif di Kabupaten Bekasi.
“Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh DPP, bahwa keputusan terkait dengan dukungan politik pencapresan itu akan dilakukan bulan Agustus 2023. Kita tunggu bulan Agustus, keputusannya seperti apa. Itu yang akan kita sosialisasikan dan menangkan di daerah,” ujar Wakil Ketua Bapilu DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi, Son Haji, kepada Radar Bekasi. (pra)
Survei Elektabilitas Parpol
PDIP 25,3%
Partai Gerindra 13,6%
Partai Golkar 9,2%
PKB 7,0%
Partai Demokrat 6,5%
PKS 5,2%
Partai NasDem 5,0%
Parliamentary Threshold (PT) 4%
PAN 3,1%
Partai Perindo 2,8%
PPP 2,8%
Partai Hanura 0,7%
Partai Garuda 0,3%
PBB 0,3%
Partai Ummat 0,2%
PSI 0,2%
PKN 0,2%
Partai Buruh 0,1%
Partai Gelora 0,0%
TT/TJ 17,4%
Sumber: Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia