Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Kontingen Bekasi Sempat Tumbang

Hadapi Cuaca Ekstrem hingga Demam

ISTIMEWA/RADAR BEKASI FOTO BERSAMA – Kontingen asal Kota Bekasi saat foto bersama dalam kegiatan Jambore Internasional di Korea Selatan.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Korea Selatan tetap melanjutkan pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia 2023, meskipun Organisasi Gerakan Pramuka Dunia (WOSM) meminta untuk dihentikan karena cuaca ekstrem. Sejumlah kontingen asal Kota Bekasi dilaporkan sempat tumbang, namun kini kondisinya sudah stabil lagi hingga hari pertukaran budaya kemarin, Minggu (6/8).

Ya, kontingen Kota Bekasi menjadi yang terbanyak dibandingkan dengan kota dan kabupaten lain di Indonesia, total ada 101 peserta dan sembilan pembina pendamping dalam Jambore Pramuka Dunia kali ini. Kondisi kesehatan kontingen dari Kota Bekasi sempat menurun lantaran terkilir pada saat mengikuti kegiatan, hingga menderita demam.

Kondisi kesehatan ratusan kontingen tersebut terus dipantau oleh Pengurus Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Bekasi lewat komunikasi langsung hingga memantau unggahan mereka via media sosial.

“Kondisi terakhir yang sampai hari ini kita update, cuaca disana cukup luar biasa panas. Tapi kondisinya sehat-sehat semua, itu bisa dilihat dari update media sosial mereka,” kata Pengurus Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Bekasi Bidang Organisasi dan Hukum, Endar Hifdzuddin.

Jambore dunia diikuti oleh anggota Pramuka tingkat Penggalang sampai Penegak dan Pandega. Ratusan kontingen yang ikut serta dalam Jambore dunia diharapkan dapat bertukar informasi tentang kebudayaan dan kearifan lokal tiap negara, menambah teman, hingga memperkenalkan wajah Indonesia kepada dunia lewat gerakan Pramuka.

“101 peserta ini diikuti anak-anak yang masih sekolah. Dari SMP maupun SMA. Mereka yang ikut di seleksi dan dipilih dari orang-orang yang mempunyai kecakapan dan keterampilan yang baik. Kemampuan juga yang cukup,” ujarnya.

Salah satu penanggung jawab kontingen dari Kota Bekasi mengatakan bahwa cuaca selama pelaksanaan jambore cukup ekstrim. Panas hingga 38 derajat Celcius sempat dirasakan pada hari ketiga hingga hari kelima.

Selain itu, Kondisi kesehatan beberapa kontingen sempat dilaporkan menurun, saat ini telah tertangani oleh dokter di klinik dan Rumah Sakit (RS) yang disiapkan oleh pemerintah Korea Selatan.

“Walaupun memang sempat ada yang drop, tapi dropnya itu bukan karena panas juga sih ya. Satu, ada yang terkilir kakinya pada saat kegiatan, terus ada yang demam juga,” kata Andalan Bina Muda Kwarcab Kota Bekasi, Ronald Stevanus Saptenno.

Cuaca panas berdampak pada fisik kontingen, menderita kelelahan pada saat mengikuti setiap kegiatan. Sejauh ini, ia menyebut kontingen dari Kota Bekasi seluruhnya masih mengikuti kegiatan jambore.

Berbagai kegiatan diikuti dalam jambore tersebut, mulai dari wisata budaya Korea Selatan hingga kegiatan Outdoor seperti games.

Kemarin, seluruh kontingen dari Kota Bekasi mengikuti kegiatan pertukaran budaya, saling memperkenalkan budaya negara asal.”Kalau dilihat dari aktivitas anak-anak dari Kota Bekasi sih sejauh ini masih mobile, masih bisa ikut kegiatan,” ungkapnya.

Pasokan makan dan minum disebut sempat tersendat pada hari pertama dan kedua, sebelum akhirnya mengalir deras mulai hari ketiga. Saat ini kata Ronald, pemerintah Korea Selatan telah memasok peralatan seperti kipas angin, hingga menggerakkan militer untuk membuat peralatan pendingin di sepanjang jalan, hingga bus pendingin bagi peserta jambore.

“Jadi kalau cuaca terik, panas, itu peserta bisa masuk terus bisa mendinginkan tubuh disitu,” tambahnya.

Sekedar diketahui, kontingen jambore dari Kota Bekasi tiba di Korea Selatan tanggal 1 Agustus, rencananya akan kembali ke Kota Bekasi pada tanggal 12 Agustus mendatang. (sur)