Berita Bekasi Nomor Satu

Disdamkar Kabupaten Bekasi Hadapi Tantangan Klasik

TERIK MATAHARI: Sejumlah petugas pemadam kebakaran salahsatu perusahaan mengikuti acara 1st Bekasi Fire Fighter Challenge Skill Competition 2023 di Distrik 2 Meikarta Cikarang Selatan, Selasa (8/8). Disdamkar Kabupaten Bekasi menghadapi tantangan klasik yang meruncing, yaitu keterbatasan sarana prasarana dalam menghadapi ancaman kebakaran. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi menghadapi tantangan klasik yang meruncing, yaitu keterbatasan sarana prasarana dalam menghadapi ancaman kebakaran. Dalam situasi cuaca panas ekstrem ini, kebakaran menjadi ancaman serius yang perlu ditangani secara cepat dan efisien.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Bekasi, Hasan Basri, mengakui bahwa ketersediaan sarana dan prasarana yang terbatas telah menjadi hambatan utama dalam menjalankan tugas penanggulangan kebakaran.

“Sarana prasarana kita memang masih terbatas,” ujar Hasan dalam acara 1st Bekasi Fire Fighter Challenge Skill Competition 2023 di Distrik 2 Meikarta Cikarang Selatan, Selasa (8/8).

Hingga kini, Disdamkar Kabupaten Bekasi hanya memiliki 21 armada kebakaran dengan 17 mobil pemadam dan empat mobil pasokan. Menurutnya, jumlah armada kebakaran belum ideal karena harus melayani 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi.

“Kalau dihitung-hitung dengan luas wilayah Kabupaten Bekasi ada 23 kecamatan kita masih kurang, kita terus mengupayakan penambahan pos damkar, unit mobil armada dan peralatan pendukung lainnya,” ujar Hasan.

Menurut data yang dihimpun, baru ada 10 titik pos Damkar. Antara lain Mako Cikarang Barat, Babelan, Cikarang Utara, Cikarang Selatan, Metland Cibitung, Tarumajaya, Serang Baru, Sukatani dan Komplek Stadion Wibawa Mukti. Idealnya, satu kecamatan memiliki satu titik pos Damkar.

Kasus kebakaran di Kabupaten Bekasi cukup tinggi. Kasus kebakaran sepanjang 2021 tercatat 146 peristiwa, kemudian meningkat sepanjang 2022 menjadi 191 peristiwa.

Dengan sarana dan prasarana terbatas itu, upaya penanggulangan kebakaran di wilayah yang luas menjadi jauh lebih sulit. Terlebih lagi, musim kemarau dan cuaca ekstrem telah meningkatkan potensi kebakaran yang dapat terjadi di berbagai titik.

Hasan menyatakan, peristiwa kebakaran belakangan ini cukup tinggi. Peningkatan kasus kebakaran terjadi karena musim kemarau. Rumput ilalang yang tidak dirawat di sekitar rumah juga turut berkontribusi sebagai pemicu kebakaran. Oleh karena itu, peran masyarakat dalam menyadari potensi bencana saat musim kemarau sangat penting dalam usaha mencegah kebakaran.

“Salah satu tindak pencegahan dilakukan dengan peran aktif dari element-element masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, mengatakan pihaknya kemarin telah menerima laporan enam kasus kebakaran dalam satu hari. Untuk menyiasati sarana dan prasarana di Disdamkar yang terbatas, langkah baru telah diambil untuk mengatasi masalah tersebut.

Relawan-relawan pemadam kebakaran akan ditempatkan di setiap kecamatan. Mereka akan diberikan pelatihan untuk menanggulangi tahap awal bencana kebakaran sebelum petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi.

“Dibentuknya relawan kebakaran di tiap kecamatan itu untuk penanggulangan tahap awal, ketika api masih kecil yang pemadamannya masih bisa pake air di ember, kain basah, sehingga bisa mencegah kebakaran yang besar. Nanti kalau sudah besar, baru lah kita sambil menunggu mobil pemadam kebakaran, masyarakat bisa melakukan upaya-upaya untuk menetralisir agar api tidak meluas,” tutur Dani.

Selain itu, Pj Bupati juga menegaskan bahwa sistem proteksi kebakaran di Kabupaten Bekasi akan terus diperkuat. Fokus utamanya adalah memastikan sistem proteksi kebakaran pada bangunan, gedung, dan permukiman penduduk berjalan dengan baik untuk mengurangi risiko kebakaran dan melindungi nyawa manusia.

“Tugas dari pemadam kebakaran itu memastikan sistem proteksi kebakaran baik pada bangunan, gedung maupun rumah berjalan dengan baik dan itu untuk meminimalisir tadi terjadinya kebakaran. Kalau sistem proteksi berjalan, ketika ada asap saja, sudah bekerja dan karena human error ini bisa terjadi kapan saja maka tetap unit pemadam kebakaran harus siap siaga supaya tidak merenggut korban jiwa,” tutupnya. (ris)