RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dampak musim kemarau tahun ini satu per satu mulai terasa bagi warga Bekasi. Setelah air sumur warga kering, baru-baru ini limbah mendominasi aliran Kali Bekasi hingga membuat pasokan air bersih terganggu, bahkan pasokan air bersih terhenti di beberapa wilayah pada akhir pekan kemarin.
Diperkirakan kemarau tahun ini berlangsung lebih panjang dan kering, termasuk wilayah Jawa berdasarkan hasil analisis data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akibat Fenomena El Nino.
Masuk pertengahan tahun, sumur warga di sejumlah desa di Kabupaten Bekasi kering, pemerintah pun harus turun tangan menyuplai air bersih untuk warga. Sementara bagi warga yang selama ini air bersihnya bersumber dari PAM, pasokan air sejak akhir pekan kemarin terganggu akibat Kali Bekasi tercemar.
Hal yang sama juga harus dilakukan oleh Perusda Tirta patriot, mengoperasikan mobil tangki ke sejumlah wilayah guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi pelanggannya.
Menghadapi musim kemarau tahun ini, masyarakat dipesan untuk bijak dalam menggunakan air bersih. Selain itu, menampung air bersih di rumah juga disebut akan sangat membantu dalam menghadapi musim kemarau.
“Masyarakat agar lebih siap dan antisipatif terhadap dampak musim kemarau 2023 ini. Kita antisipasi gunakan air dengan bijak, hemat dalam penggunaan air agar tidak terbuang tanpa memberikan manfaat,” kata Plt Walikota Bekasi belum lama ini.
Awal pekan kemarin, sudah hari ke 10 air Kali Bekasi dalam keadaan tercemar. Upaya untuk mendapatkan sumber air baku bagi Perumda Tirta Patriot dilakukan, diawali dengan meninjau langsung saluran irigasi Palanta yang sempat terdampak pembangunan Tol Becakayu.
Diketahui, saluran irigasi Palanta merupakan penghubung pasokan air dari Kalimalang. Pencemaran Kali Bekasi yang selalu berulang setiap tahun berdampak pada masyarakat, khususnya pelanggan PDAM.
Salah satu pelanggan di kawasan Harapan Jaya, Farhan (24) mengatakan bahwa pasokan air Perusda Tirta Patriot terhenti sejak Jumat (11/4) pukul 03:00 WIB dini hari. Selama air berhenti, ia menyuplai air bersih dari tetangga yang masih mengandalkan sumber air bersih dari sumur bor, sebelum akhirnya mendapatkan suplai air bersih dari mobil tangki Perusda Tirta Patriot.
“Untuk air matinya itu mulai hari Jumat pagi sekitar jam tiga. Sampai hari Minggu sore baru keluar, itu pun belum maksimal,” katanya.
Tidak hanya dirinya, ada puluhan pelanggan Perusda Tirta Patriot yang juga terdampak di sekitar rumahnya.
Hasil uji laboratorium sampel air Kali Bekasi diketahui mengandung zat kimia, diduga kuat limbah tekstil. Konsentrasi beberapa zat dalam jumlah besar berbahaya bagi manusia, diantaranya Klorin, Fosfat, hingga Chemical Oxygen Demand (COD).
“Artinya ada limbah terkait dengan sisa aktivitas pencucian pakaian atau pencucian pewarna tekstil. Sehingga diduga limbah itu berasal dari limbah industri garmen atau pencucian pakaian yang ada di wilayah sana (Kabupaten Bogor),” terang Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi, Yudianto.
Hasil penyusuran kali, titik pencemaran berada di wilayah Kabupaten Bogor. Hasil uji laboratorium akan diserahkan kepada DLH Provinsi Jawa Barat, setelahnya DLH Kota Bekasi menunggu langkah berikutnya yang akan diambil oleh DLH Provinsi Jawa Barat.
Sekali lagi, pencemaran yang terjadi di Kali Bekasi berdampak pada produksi air bersih Perumda Tirta Patriot. Sejauh ini, informasi yang diterima dari DLH Provinsi Jawa Barat, ada tiga perusahaan yang dijatuhi sanksi, hanya saja belum diperoleh informasi lebih lanjut terkait dengan perusahaan mana saja yang terbukti mencemari lingkungan.
“Menurut informasi yang disampaikan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, ada tiga perusahaan yang saat sekarang sudah dikenakan sanksi, sanksinya sudah mengarah kepada ranah pidana,” ungkapnya.
Sebagai wilayah yang terdampak, pihaknya berharap DLH Provinsi Jawa Barat dapat mengambil langkah tegas sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan terhadap perusahaan yang terbukti mencemari lingkungan. Sebelumnya, kota atau kabupaten di Jawa Barat telah menandatangani kesepakatan (MOU) bersama dengan DLH provinsi terkait dengan pengendalian lingkungan dalam hal ini kali atau sungai.
Yudianto meyakinkan tidak ada pencemaran yang dilakukan oleh perusahaan di wilayah Kota Bekasi. Sepanjang aliran kali, total da 16 perusahaan.”Ada 16 perusahaan di Kota Bekasi sepanjang bantaran Kali Bekasi, kita harap clear posisinya,” tambahnya.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C), Puarman menyampaikan pencemaran sejatinya tidak terjadi hanya pada musim kemarau. Namun, kondisi air dirasakan sangat tercemar hingga tidak bisa diproduksi oleh Perumda Tirta Patriot lantaran debit air pada musim kemarau berkurang, didominasi oleh limbah.
Tujuh hari saja tidak turun hujan di sepanjang aliran Sungai Cileungsi hingga Kali Bekasi, maka limbah akan mendominasi.”Kalau terjadi di sungai Cileungsi itu lebih dari tujuh hari tanpa hujan, maka debit airnya mengecil, limbahnya mendominasi. Makanya pada saat musim kemarau permasalahan ini muncul ke permukaan,” ungkapnya.
Bekasi kata Puarman, menerima dampak dari pencemaran yang dilakukan oleh perusahaan di aliran Sungai Cileungsi. Perbedaan kualitas air terlihat di antara Jembatan Wika dan Jembatan Cikuda, Kabupaten Bogor, disanalah diduga pencemaran terjadi.
“Dari hilir Kali Bekasi itu berwarna hitam, sampai di jembatan Cikuda sama hitam kental dan bau. Di atasnya lagi, jembatan Wika, disitu airnya bening, masyarakat banyak yang mancing, bahkan masyarakat yang mandi pun masih ada disana,” tambahnya.
Pencemaran juga disampaikan tidak nampak dari aliran Kali Cikeas. Hal ini dapat dijumpai pada titik Pertemuan Sungai Cileungsi dan Cikeas (P2C), sangat nampak perbedaan warga di badan Kali Bekasi, antara air berwarna hitam pekat dan coklat.
Terkait dengan sumber air baku, Dirut Perumda Tirta Patriot, Imam Ali Faryadi mengatakan pada awal pekan kemarin mencapai hampir 400 liter per detik (lps). Jumlah ini sudah cukup baik dibandingkan akhir pekan, namun masih dibawah normal sebesar 560 lps, sehingga pasokan air kepada pelanggan masih belum normal seperti biasanya.
“Jadi memang sementara tangkapan air baku itu masih dari dua sumber. Dari Kalimalang tiga kubik, kemudian dari Kali Bekasi melalui Bendung Nowo yang tercemar limbah itu mulai dimasukin lagi per jam satu (Senin siang),” katanya.
Pada akhir pekan kata Ali, ia meminta pasokan air baku dari Kali Bekasi ditutup total lantaran air tidak bisa diproduksi. Dari total 61 ribu pelanggan Perumda Tirta Patriot, pelanggan di beberapa wilayah seperti Bekasi Utara dan Pondok Ungu tidak bisa terlayani.
Solusinya, dioperasikan mobil tangki untuk memenuhi kebutuhan air bersih para pelanggan.
“Memang dampaknya (cabang) Pondok Ungu sama Babelan itu nggak bisa produksi, airnya tidak dapat,” ucapnya.
Selama air baku yang bersumber dari Kali Bekasi tidak bisa diproduksi, Perumda Tirta Patriot kekurangan air baku untuk melayani pelanggan. Toleransi distribusi air dari Kalimalang hanya tiga kubik.
Solusi permanen jika pencemaran Kali Bekasi terus berulang adalah beralih dari sumber air bakunya menggunakan air Kalimalang.
“Tapi saya sedang berusaha komunikasi dengan pihak-pihak terkait agar solusinya adalah Tirta Patriot beralih sumbernya dari Kali Bekasi ke Palanta (Kalimalang), solusi permanennya itu,” tambahnya. (sur)