Berita Bekasi Nomor Satu
Opini  

Rentannya Generasi Strawberry Dalam Asa

Oleh : Risqi Inayah Dwijayanti.

Risqi Inayah Dwijayanti

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Di era Perkembangan masa kini, perubahan zaman semakin banyak melintasi generasi –generasi tercipta. Sebutan pun muncul dalam mewakili setiap generasi dari yang lahir dari tahun ke tahun pada masa ke masanya. Setelah muncul dengan Generasi Z maupun Generasi Milenial sekarang munculah generasi Strawberry. Sebutan ini muncul berada dari Negara Taiwan dan ditujukan kepada generasi muda yang lunak seperti buah strawberry. Generasi yang semakin kreatif dan memiliki banyak ide cemerlang era perembangan digital.

Pemilihan buah strawberry untuk penyebutan generasi baru ini juga karena buah Strawberry tampak eksotik, tapi begitu di pijak atau di tekan ia akan mudah hancur sekali. Kerap sekali remaja jaman sekarang disebut dengan istilah Generasi Strawberry, dianggap buah yang “tidak tahan banting” layaknya mentalitas remaja zaman sekarang yang rentan menggalami Depresi. Namun Ada beberapa penyebab generasi strawberry mengalami Depresi bukan karena labil, bahkan kadang beberapa faktor diantaranya terkait perkembangan Hormon pesat, mengalamai bullying di lingkungan social, kekerasan seksual dan fisik pada masa kecil, stress terkait akademik, masalah romantis bahkan juga ada yang menggalami depresi saat orang tua berpisah atau becerai. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memprediksi depresi akan menjadi masalah gangguan kesehatan utama. Bunuh diri, yang menjadi isu ikutan, menjadi topik kesehatan serius. Tahun 2019 data mengungkap sekitar 800 ribu orang meninggal akibat bunuh diri di seluruh dunia, WHO memang mengaitkan perilaku bunuh diri, baik itu ide, rencana, dan tindakan bunuh diri, dengan berbagai gangguan jiwa, seperti depresi. Ada 55 persen orang depresi yang memiliki ide untuk bunuh diri. Banyak diantara kasus yang di alami remaja masa kini terkait mereka ingin mengakhiri hidupnya terkait kesehatan mental yang di alaminya seperti halnya Menurut Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), sebuah survei kesehatan mental yang dipublikasikan akhir 2022 menyebut, satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental, dalam angka itu adalah 15,5 juta remaja. Sementara survei itu juga menemukan, satu dari dua puluh remaja Indonesia atau 2,45 juta remaja, memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir

Banyak kasus bunuh diri berawal dari depresi yang tidak menemukan jalan keluar, baik karena masalah asmara, keluarga, kuliah atau pertemanan. Di kalangan mahasiswa saja, sepanjang setahun terakhir bisa ditemukan pemberitaan bunuh diri yang tersebar di banyak kota. Pada September 2022, di Semarang setidaknya ada dua mahasiswa bunuh diri dan satu mencoba bunuh diri, dengan dua kasus disebabkan putus cinta.

Kasus serupa juga terjadi di Kediri, Makassar dan Jambi karena tugas kuliah. Mahasiswa di Universitas Gadjah Mada akhir tahun lalu juga bunuh diri, begitu pula dengan mahasiswa Universitas Indonesia yang mengakhiri hidup pekan lalu, hanya beberapa hari sebelum wisuda. Kasus bunuh diri juga terjadi pada siswa sekolah, baik di tingkat menengah pertama maupun menengah atas.Terkait dengan hal tersebut Kasali (2017) dalam salah satu jurnalnya mendeskripsikan tentang buah strawberry dijelaskan bahwa, buah satu ini adalah buah semu yang artinya bukan buah yang sebenarnya. Begitu juga pada generasi masa kini. Mental strawberry adalah mental semu yang bukan sebenarnya dimiliki generasi z/ generasi muda. Generasi yang hebat merupakan generasi yang selalu memiliki mindset yang positif terhadap masa depannya.

Strawberry generation, sebutan untuk generasi strawberry dimana generasi yang manja di zaman sekarang dan perlu dilatih agar tidak berfikir melalui jalan pintas. Munculnya generasi ini dikarenakan beberapa berikut banyaknya generasi strawberry melakukan seperti halnya self diagnosis yang melibatkan banyak pihak yang ahli seperti halnya banyak menjadi orang pintar apalagi di era perkembangan digital semakin orang banyak mendapatkan informasi dengan cepat dengan memanfaatkan informasi kadang belum tentu tepat. Kadang mereka mencoba untuk mencocok -cocokan apa yang terjadi dalam dirinya dengan apa yang di katakan atau apa yang mereka lihat melalui social media. Kadang mereka merasa tertekan di lingkungan social atau merasakan kepenatan dan mengatakan seperti halnya : “butuh healing” untuk memanjakan diri sendiri seperti halnya ingin mendapatkan Self Rewards. Alih-alih ingin mendapatkan sesuai kebutuhannya. Self Reward merupakan suatu istilah yang berasal dari kata self berarti “diri sendiri” dan kata reward berarti penghargaan atau apresiasi. Dengan kata lain, self reward ialah suatu bentuk kegiatan untuk mengapresiasi dan menghargai diri sendiri terhadap pencapaian yang telah diperoleh. Self reward juga bisa dikatakan sebagai bentuk kegiatan memanjakan diri.seperti pendapat yang disampaikan Mardiana (2021)

Kasali (2017) menegaskan bahwa Strawberry Generation, orang-orang generasi yang Penuh dengan gagasan kreatif , tapi mudah menyerah dan sakit hati. Hal ini bias disebabkan karena pola didik orangtua yang tidak bias “keras” lantaran anak bias merasa disakiti sehingga cendereng membantah orangtuanya. Kadang ada juga beberapa factor yang menyebebakan generasi strawberry memili karakter yang tumbuh dilingkungaan yang lebih secure dan serba mudah. Bahkan kadang pola asuh orangtua yang overprotective membuat mereka tidak biasa dkritik dan menghindari hal yang dianggap sulit.

Tidak hanya sisi negative ada juga dari segi positf dari generasi Strawberry ini, Walaupun dikenal sebagai generasi yang lembek atau mudah rapuh tetapi generasi stroberri yang sangat patut di banggakan mereka kreatif dalam membuat konten di social media, kritis dan cerdas memanfaatkan perkembangan teknnologi. Generasi strawberry hamper mirip dengan generasi Milenial atau generasi Z yang mengikuti di era perkembangan zaman. Aktif menggunakan internet untuk mendapatkan segala informasi dan lincah memanfaatkkan teknologi terkini. Bahkan banyak generasi strawbwerry memanfatkan media dengan baik dalam membuat konten-konten di social media semangat dari Generasi Strawberry juga menyukai sebuah tantangan karena dianggap mampu menguji dan mengasah kemampuan mereka dalam pengembangan karir dan siap menjadi seorang profesional (*)

*)Penulis adalah Pendidik dan Peneliti Universitas Satya Negara Indonesia