Berita Bekasi Nomor Satu

3.618 Hektar Sawah Terancam Gagal Tanam

KEKERINGAN : Kondisi area persawahan yang mengalami kekeringan, sehingga terancam gagal tanam, di Bojongmangu, Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Seluas 3.618,5 hektar sawah di Kabupaten Bekasi, terancam gagal tanam dan panen karena tidak ada air, akibat kemarau yang berkepanjangan.

Dampak kekeringan ekstrim ini pun makin meluas hingga ke 21 kecamatan dari total 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bekasi.

Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, mencatat hingga Agustus 2023, hanya ada dua kecamatan yang tidak terdampak kekeringan, yakni Cikarang Pusat dan Tambun Selatan. Itu pun karena dua wilayah tersebut sebagian besar telah menjadi kawasan perkotaan, sehingga sulit menemukan lahan pertanian.

“Memang di Tambun Selatan itu, area persawahannya sudah hampir tidak ada, Cikarang Pusat juga sama. Data itu berdasarkan hasil survei di lapangan,” ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Eem Embang Lesmanasari, di Cikarang, Rabu (23/8).

Dikatakannya, 3.618,5 hektar sawah yang mengering dan tersebar di seluruh wilayah di Kabupaten Bekasi hingga penghujung Agustus ini, berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai laporan forum petani.

Ribuan hektar sawah yang mengering ini, lanjut Eem, sudah memasuki masa tanam, dengan usia sekitar 30-40 hari. Kini, pihaknya berupaya agar kekeringan ini tidak menyebabkan petani gagal panen.

“Yang pasti, dampak kekeringan berkepanjangan ini gagal tanam, buka gagal panen. Kami akan berupaya memperbaiki saluran airnya, untuk varietas benih ada pergantian ke petani,” bebernya.

Di sisi lain, pihaknya terus berupaya untuk memasok air yang dibutuhkan para petani, melalui koordinasi dengan PJT 2 Jatiluhur dan BBWS Citarum. Kedua instansi tersebut yang berwenang menyalurkan air ke area persawahan.

“Untuk kebutuhan air kami sudah bersurat ke PJT 2 Jatiluhur dan BBWS, termasuk melakukan konsultasi, dengan harapan pasokan air bisa segera disalurkan,” terang Eem.

Untuk menanggulangi dampak kekeringan ini, pihaknya juga berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah terkait, untuk menangani pendangkalan irigasi.

“Sudah ada konfirmasi untuk mengatasi pendangkalan saluran air, sehingga bisa normal kembali. Ini terus kami upayakan, karena memang pertanian sangat terdampak kemarau panjang,” tutur Eem.

Sementara itu, Camat Cibarusah, Muhammad Kurnaepi membenarkan, bahwa saat ini terdapat area persawahan di tiga desa wilayahnya yang terdampak kekeringan, dan tidak dapat menanam padi untuk kedua kalinya.

Ia mencatat, sebanyak 732 hektar sawah pada tiga desa di Cibarusah, gagal tanam, dengan rincian Desa Ridogalih 300 hektar, Desa Ridomanah 250 hektar dan Desa Sirnajati 182 hektar. (ris)


Berita Bekasi Nomor Satu