RADARBEKASI.ID, BEKASI – Motor skutik Honda menjadi sorotan setelah sosial media diramaikan unggahan warganet yang mengeluhkan rangka motornya karatan dan patah. Kejadian ini menimpa pada motor skutik dengan rangka eSAF (enhanced Smart Architecture Frame). Bahkan, sejumlah warga Bekasi menjadi korban.
Persoalan ini bermula saat jagat media sosial diramaikan dengan keluhan rangka motor milik mereka berkarat hingga patah. Jika tidak segera diketahui penyebab dan membuahkan kesimpulan, hal ini tentu merugikan pemilik kendaraan, serta menggangu nama baik pabrikan motor yang selama ini sangat akrab di tengah masyarakat Indonesia.
Patahnya rangka eSAF ini membuaf konsumen setia Honda khawatir. Mereka menginginkan agar PT AHM turun langsung ke lapangan untuk melihat permasalahan yang terjadi.
Salah satu warga Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Aldi Fadilah (27) mengalami hal ini. Kerangka kendaraan Honda Beat miliknya tiba-tiba patah saat dikemudikan. Beruntung kejadian itu tidak berujung kecelakaan. Aldi masih bisa menjaga keseimbangan hingga laju motornya benar-benar berhenti.
Kepada Radar Bekasi, pria yang bekerja di kawasan Cakung, Jakarta Timur ini mengungkapkan, saat berangkat kerja dari rumah kendaraan miliknya tidak ada kendala apa-apa. Namun tiba-tiba di tengah perjalanan kendaraan yang sudah setiap menemaninya selama 2,5 tahun ini tidak seperti biasanya. Kerangka kendaraan miliknya tiba-tiba goyang setiap ngerem ketika ada jalan rusak maupun polisi tidur. Namun saat itu dirinya menduga, bukan sesuatu yang berbahaya.
“Awalnya saya kira segi tiganya kendor, karena saya cek ban nggak goyang. Makanya saya lanjutin perjalanan,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Kamis (24/8).
Secara perlahan dirinya terus mengemudikan kendaraan miliknya akhirnya sampai di tempat kerjanya. Singkat cerita, pada pukul 15.00 WIB dirinya pulang kerja. Kemudian hal serupa kembali terjadi, bahkan ini lebih parah dari saat berangkat kerja. Pasalnya stang kendaraan milik copot, tetapi masih bisa dikendarai. Walaupun setiap ngerem stang motor maju dan mundur, mengikuti kerangka motor.
“Saya naik motor pelan bangat, sampai rumah sampai tiga jam. Biasanya hanya satu jam, karena kondisi stang motor copot. Saya terpaksa maksain, karena posisinya nggak megang duit dan nggak ada bengkel las yang buka, karena udah malem,” tuturnya.
Esok harinya, pria yang akrab disapa Pladut ini membawa miliknya ke bengkel las yang berada di wilayahnya. Di bengkel saat dicsk oleh tukang las, kerangka kendaraan miliknya itu terbelah dua. Karena kondisinya sudah berkarat semua. Kejadian seperti ini kata tukang las bukan hal yang pertama, karena sudah banyak pengendara yang datang dengan permasalahan serupa.
“Udah banyak kayak gini kata tukang lasnya. Bahkan sampai ada yang kecelakaan. Kalau saya alhamdulilah masih selamat,” tuturnya.
Dengan kejadian ini, dirinya mengaku kapok membeli kendaraan merk Honda, karena kualitasnya sudah terbukti tidak bagus. “Kalau punya duit buat beli motor lagi, kagak bakalan saya beli merek Honda, karena kualitasnya kagak bagus, sangat membahayakan,” ungkapnya.
Bagi pengemudi Ojek Online (Ojol) motor produk pabrikan besar ini terkenal irit. Sejak 2016 salah satu pengemudi Ojol, Derry adalah konsumen setia Honda meskipun beberapa kali berganti motor.
Namun, sangat disayangkan muncul persoalan rangka motor ini. Sementara, ia baru saja berganti kendaraan delapan bulan yang lalu, saat ini ia menunggangi Honda Beat. Ia berharap PT AHM bisa segera turun ke lapangan melihat langsung persoalan yang terjadi sesungguhnya.
“Melihat secara langsung ada apa dan terkait dengan produk mereka diteliti dulu lah kekurangannya apa dan panggil lah vendornya yang mengerjakan itu. Itu cukup membuat nama Honda tercoreng di dalam bisnis motor,” katanya.
Jika terbukti ada kekurangan dari rangka eSAF tersebut, ia berharap pabrikan motor Honda ini bisa memberikan kompensasi kepada konsumen. Selain itu, Honda bisa segera memutuskan solusi penggunaan rangka untuk produksi motor berikutnya.”Dan ada lah kompensasinya kalau bisa,” ungkapnya.
Diketahui, motor dengan rangka eSAF ini diproduksi sejak 2019 silam ada motor skutik. Tidak semua motor skutik menggunakan rangka eSAF, ada pula yang menggunakan rangka pipa besi.
Rangka eSAF ini merupakan pelat baja yang kemudian di lress dan di las menggunakan las laser yang diklaim dapat meminimalisir deformasi. Rangka eSAF diklaim 8 persen lebih ringan dibanding rangka sebelumnya.
Namun, Derry menyaksikan bahwa rangka motor Honda milik tetangganya yang tidak menggunakan rangka eSAF masih dalam kondisi baik-baik saja meskipun setiap hari digunakan untuk mengangkut beban berat. Setiap harinya, motor tersebut disaksikan mengangkut berbagai macam sayur mayur dari Pasar Induk Cibitung menuju ke Bekasi Selatan Kota Bekasi.
Berdasarkan kesaksian ini, menurutnya penggunaan rangka lama lebih menjamin mutu kendaraan bagi konsumen.”Mungkin juga jadi buat pembelajaran juga buat Honda. Sudah lah kembali ke rangka yang lama itu bagus, sudah banyak contohnya,” tambahanya.
Terpisah, GM Corporate Communication Astra Honda Motor (AHM) Ahmad Muhibbuddin mengatakan bahwa persoalan ini tengah dalam penanganan PT AHM. Dilakukan dengan cara menemui konsumen bersama jaringan bisnis Honda. “Kami berkomitmen merespon dengan cepat setiap keluhan terkait masalah rangka ini agar dapat segera memberikan layanan dan rasa nyaman untuk konsumen,” ungkapnya.
Manajemen Honda harus melakukan investigasi terhadap kejadian yang dialami oleh konsumen. Investigasi ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah keluhan konsumen ini bersifat kasuistik atau sistemik, disebabkan oleh faktor cacat produk atau faktor lainnya.
“Penjelasan detail dari pihak Honda sangat diperlukan untuk memberikan kepastian dan rasa aman kepada konsumen,” ungkap Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi.
Jika ditemukan penyebab kejadian yang dialami konsumen ini berasal dari faktor cacat produk, ganti rugi dan kompensasi harus diberikan oleh Honda kepada konsumen.
Terlebih jika dimungkinkan terjadi secara masif, maka perlu dilakukan penarikan produk dari pasaran.
“Jika ditemukan adanya cacat produk dan kemungkinan masif, maka perlu adanya Recall produk dari pasaran,” tambahnya. (pra/sur)