RADARBEKASI.ID, BANTARGEBANG – Mengklaim sebagai ahli waris, seorang warga menyegel SDN Bantargebang 5 sejak Minggu (27/8/2023).
Ahli waris mengklaim, penyegelan terhadap SDN Bantargebang 5 bakal dilepas jika Pemkot Bekasi melakukan pembayaran atas tanah yang diklaim sebagai tanah warisan tersebut.
Akibat penyegelan itu, sejumlah siswa dan guru tidak bisa masuk ke sekolah untuk belajar mengajar, karena disegel ahli waris.
BACA JUGA: Ahli Waris Ancam Urug Tol Jatikarya, Tuntut Pembayaran Ganti Rugi Lahan
Kepala SDN 5 Bantargebang, Aisyah mengatakan, karena disegel anak-anak melakukan Pelajaran Jarak Jauh (PJJ) sekarang.
“Mudah-mudahan nggak lama lah, tadi juga sudah dikomunikasikan. Satu sampai tiga hari PJJ, itu harapan kami,” kata Aisyah kepada awak media, Senin (28/8/2023).
Menurut Aisyah, dengan penyegelan itu, ia sudah melakukan komunikasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik).
BACA JUGA: Ahli Waris Kecewa Pemalsu Surat Tanah Dituntut Rendah
“Saya sudah sampaikan ke Dinas Pendidikan dan kepala bidang. Kalau ke Wali Kota itu bukan wewenang saya,” ucapnya.
Sementara, saat penyegelan dilakukan oleh ahli waris. Itu tidak ada konfirmasi sama sekali ke pihaknya. Dan penyegelan itu dilakukan pada hari Minggu (27/8/2023).
“Adanya penyegelan. Bukan kaget lagi, syok berat bagi guru, orang tua, siswa, semuanya. Dan bukan kecewa lagi, ini mah sudah luar biasa. Ahli waris pun sampai saat ini belum bisa dihubungi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Tiga SDN di Bantargebang Bekasi Disegel Ahli Waris
Sementara, Wali Murid SDN Bantargebang 6, Dede Wahyudi (32) mengaku, anak baru kelas satu. Dirinya menyayangkan, harusnya tidak seperti ini ahli waris.
“Bagusnya dibuka lagi, pengennya mah kan muridnya anak-anak kita juga. Apalagi anak saya cocok maunya sekolah di sini,” katanya.
Akibat penyegelan itu, imbuhnya, kegiatan upacara Senin ditiadakan. Tahunya sekolah ditutup sejak Minggu kemarin. Saat ini belajar online.
“Saya ikuti instruksi sekolah belajar online. Sampai sekolah dibuka kembali. Saya harap secepatnya dibuka kasihan anak-anak yang sekolah,” harap Wahyudi. (pay)