RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga sekitar Stasiun Pengumpul (SP) Gas Lapangan Jatinegara di Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi, masih waswas ledakan tangki gas suatu saat kembali terjadi.
Meski saat ini rumah korban yang mengalami kerusakan sudah mulai diperbaiki namun sejumlah warga lebih memilih pindah ke tempat lebih aman. Terlebih ledakan besar yang terjadi sempat membuat anak-anak trauma.
Nur Anita (41) misalnya, warga yang rumahnya rusak akibat ledakan tabung gas yang tengah diperbaiki itu berharap rumahnya dibebaskan oleh pihak PT Migas dan ia bisa tinggal di tempat yang lebih aman.
“Harapannya biar sama-sama enak, lebih baik mah dibebasin, jadi keselamatan masyarakat juga terjaga dan mereka punya kegiatan pengeboran lebih leluasa,” katanya.
Dia mengatakan, rumah yang ditempati selama tiga tahun hanya berjarak sekitar 200 meter dari sumur gas dan mengalami kerusakan cukup parah akibat ledakan tersebut.
“Kerusakannya, kusen pintu jadi renggang, dalem sama belakang pada copot plafonnya sama tembok pada retak. Terus jendela juga rusak kuncinya. Udah tiga tahun, selama saya tinggal sudah ada aktivitas dan ini baru pertama kali kejadian,” bebernya.
Nur mengaku pasca kejadian itu membuat dia dan anaknya trauma, “Kita mah bukan masalah bangunan aja, kita juga masalah psikis anak, soalnya anak trauma, kalau bangunan mah bisa dandanin (perbaiki) lah pelan pelan,” jelasnya.
“Soalnya mental anak jadi down, takutnya kalau ada kegiatan yang bener, dia trauma,” tegasnya.
Diketahui, sebanyak 125 rumah yang mengalami kerusakan akibat ledakan tangki gas di Stasiun Pengumpul (SP) Gas Lapangan Jatinegara di Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi, mulai diperbaiki, Rabu (30/8) pagi.
Direktur Utama PT Migas Perseroda, Apung Widadi, menjelaskan, total jumlah rumah dan bangunan yang terdampak ledakan ada sebanyak 125 unit.
Jika dirinci, kata Apung, terdapat dua rumah mengalami kerusakan berat, 30 rusak sedang dan 93 rusak ringan.
“Setelah didata kemarin, kami sudah mulai melakukan perbaikan rumah yang mengalami kerusakan. Hari ini ada satu unit rumah yang mengalami kerusakan berat yang sudah diperbaiki 100 persen,” ujar Apung, Rabu (30/8).
Bagi rumah yang terdampak rusak berat, saat ini dijadikan prioritas, setelah itu dilanjutkan dengan rumah dengan kondisi rusak ringan.
Dirinya mengupayakan, dalam seminggu ini, pihaknya memprioritaskan perbaikan rumah yang mengalami rusak berat terlebih dahulu.
“Priority work untuk kondisi berat, saat ini sedang berjalan perbaikan. Perbaikan untuk rumah dengan kondisi rusak berat akan dikerjakan pada minggu ini, sesegera mungkin,” bebernya
Pendataan ini pihaknya bekerjasama dengan RT, RW setempat untuk supaya perbaikan berjalan tepat sasaran.
Perbaikan ini dilakukan dengan Kerja Sama Operasi (KSO) Pertamina, Foster Oil & Energy PTE Ltd dan PT Migas (Perseroda).
“Dalam melakukan pendataan bangunan atau rumah terdampak kami juga melibatkan pengurus RT, RW dan tokoh masyarakat setempat. Sehingga, pendataan dan perbaikan yang dilakukan bisa tepat sasaran,” pungkasnya.
Diketahui, peristiwa ledakan itu terjadi pada Jumat (25/8) sekira pukul 14.00. Insiden tersebut juga mengakibatkan satu pekerja las tewas, dan satu lainnya mengalami luka luka.(rez)











