Berita Bekasi Nomor Satu
Opini  

Polusi di Jabodetabek dan Upaya Mengurangi Dampaknya

Sony Teguh Trilaksono. Foto Sony for Radarbekasi.id.

Oleh Sony Teguh Trilaksono*

UDARA Kota Bekasi seperti halnya kota-kota di wilayah Jabodetabek lainnya, akhir-akhir ini terasa panasnya sangat menyengat dan warna awannya cenderung abu-abu seperti ketika akan turun hujan.

Fenomena tersebut terjadi karena adanya polusi/pencemaran udara dengan intensitas tinggi, yang menurut hasil pemantauan KLHK, sumber polutannya adalah kendaraan bermotor dan PLTU berbahan baku batubara yang beroperasi di sekitar wilayah Jabodetabek.

Walau sudah diketahui penyebabnya, bagaimana upaya penanggulangannya sampai saat ini belum juga jelas. Masih menjadi perdebatan instansi terkait dan para pakar  lingkungan.

WHO mengindikasikan, bahwa polusi udara di kota-kota besar dan daerah-daerah padat industri di dunia, umumnya disebabkan oleh 3 aktivitas;

  1. Kendaraan bermotor (50-70%).
  2. Industri/pabrik pembangkit listrik berbahan baku batubara.
  3. Kebakaran hutan.

Dalam kondisi pemanasan global yang tengah terjadi di dunia, diperkirakan polusi udara akan semakin sering terjadi.

Upaya Yang Perlu Dilakukan

Menghadapi kondisi udara buruk tersebut, pemerintah dan masyarakat wajib hukumnya melakukan upaya – upaya bersama, baik jangka panjang bersifat preventif dan jangka pendek untuk mengurangi dampak langsung.

Beberapa upaya pemerintah yang perlu segera direalisasikan adalah;

  1. Percepatan penerapan penggunaan sistem/moda transportasi masal seperti KRL, MRT dan LRT, untuk mengurangi pengggunaan kendaraan bermotor pribadi.
  2. Penerapan area Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota sesuai ketentuan UU No. 27/2007 secara konsisten dan konsekuen (30 % dari luas kota).
  3. Melaksanakan secara konsisten gerakan nasional konservasi lingkungan (Adipura, Proklim, Adiwiyata, Ecovillage, Bank Sampah, dll) yang pada dasarnya bertujuan mengedukasi dan melibatkan masyarakat seluas luasnya.
  4. Melaksanakan gerakan penghijauan secara masif yang dimaksudkan untuk memanfaatkan pohon/tanaman sebagai penyaring udara untuk mengurangi polusi dan pensuplai oksigen secara alamiah.
  5. Keseriusan dalam penerapan manajemen pengolahan sampah secara berkelanjutan.
  6. Mengurangi timbulnya polutan (CO,NOx dan Particulate Matter 2.5) dari kendaraan bermotor secara sistemik, misalnya melalui uji emisi yang ketat, pembatasan masa kendaraan bermotor.
  7. Penegakan hukum terhadap pihak-pihak pelanggar regulasi (industri, pebalakan dan pembakar hutan, dll)

Peran Aktif Masyarakat Yang Diharapkan;

  1. Penggunaan kendaraan pribadi berbasis energi listrik. Atau menggunakan moda transportasi publik.
  2. Melakukan perawatan kendaraan bermotor secara rutin.
  3. Menanam pohon di sekitar rumah tinggal.
  4. Mengelola sampah rumah tangga dengan tepat (anggota bank sampah, kurangi pembakaran sampah, penerapan 3 R).
  5. Menggunakan masker sesuai standar untuk meminimalisir terhirupnya gas polutan ke dalam tubuh saat di luar rumah.
  6. Mengurangi aktivitas di luar rumah/di area dengan tingkat polusi yang relatif tinggi.

Tuhan menciptakan masalah di dunia untuk menguji kesabaran manusia dan bahkan mungkin sebagai peringatan yang dirasakan begitu pedih dan berat.

Namun Tuhan pun Maha Adil. Manusia dibekali akal sehingga mampu melewati berbagai ujian betapapun beratnya. Tinggal tergantung manusia itu sendiri  mau atau tidak melaksanakan dan memanfaatkan akal dan pengetahuannya untuk hidup lebih baik.

(*Penulis Pengamat dan Penggiat Lingkungan, Tinggal di Jatimakmur, Kota Bekasi)