Dampak pencemaran udara dari asap kendaraan maupun pabrik yang ada di Kabupaten Bekasi, masuk dalam kategori membahayakan.
Hal itu berdasarkan data dari aplikasi AccuWeather, yang dikemas ringkas dan menyediakan informasi perkiraan hujan hingga kualitas udara di Kabupaten Bekasi, masuk kategori buruk dengan 60 AQI.
Oleh karena itu, disarankan kepada warga untuk mengurangi kegiatan di luar rumah, jika merasakan gejala seperti kesulitan bernapas atau infeksi tenggorokan. Karena saat ini, kualitas udara mencapai tingkat polusi tinggi, dan tidak sehat untuk kelompok yang sensitif.
Menurut keterangan Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, Kabupaten Bekasi ini memiliki kondisi daerah beragam, antar kecamatan juga berbeda kondisinya, tidak seperti di Kota Bekasi.
Untuk mengetahui itu, dirinya sudah menugaskan setiap puskesmas melakukan pengukuran kualitas udara menggunakan alat yang disiapkan di wilayahnya masing-masing.
“Sebenarnya dari minggu lalu sudah tugaskan, tapi saya belum terima hasilnya. Mudah-mudahan, kalau satu sampai dua hari ini sudah keluar, nanti kebijakannya bisa dikaitkan dengan aktivitas warga,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Senin (4/9).
Dani menyampaikan, pengecekan itu menggunakan alat untuk mengukur polusi udara. Tapi dirinya menilai, wilayah-wilayah seperti Sukawangi, Tambelang, Cabang Bungin, Muara Gembong, dan beberapa lainnya, kemungkinan besar tidak ada polusi udara. Sebab, berdasarkan hasil kajian akhir yang dilakukan, polusi udara itu kebanyakan dari transportasi.
“Hasil kajian akhir, itu dari transportasi. Mungkin kalau Tambun Selatan, bisa dikaitkan dengan itu, tapi untuk wilayah-wilayah lain, transportasinya tidak terlalu tinggi,” bebernya.
Lanjut Dani, kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, akan disesuaikan dengan hasil pengukuran kualitas udara. Misalkan memang harus mengurangi buang emisi dari kendaraan.
“Jika diperlukan, para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Bekasi, bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), sambil melihat perkembangan dari DKI Jakarta, dengan diterapkannya WFH, apakah signifikan atau tidak mengurangi polusi udara,” ucap Dani. (pra)