Berita Bekasi Nomor Satu

Dampak Kekeringan Meluas

LIHAT SAWAH: Seorang petani melihat area persawahan yang baru ditanam satu bulan, namun tanahnya mengering, di Desa Sukamaju, Tambelang, Kabupaten Bekasi. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dampak kemarau yang berkepanjangan, membuat sejumlah lahan pertanian mengering, dan warga kesulitan mendapatkan air bersih di Kabupaten Bekasi, semakin meluas.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi mencatat, sebanyak 78.293 warga yang tersebar di 32 desa, dengan 10 kecamatan terdampak kekeringan. Angka tersebut terus meningkat dari catatan sebelumnya 66.647 warga terdampak.

“Ada 78.293 warga yang terdampak atau terdiri dari 29.049 Kepala Keluarga (KK), dan juga terdapat lahan pertanian seluas 2.423 hektare mengalami kekeringan hingga gagal tanam,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis.

Ia menjelaskan, bahwa pihaknya saat ini telah melakukan berbagai upaya untuk penanganan kekeringan tersebut. Salah satunya, melalui rapat koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), untuk penanganan bantuan secara masif, yakni memberikan jerigen dan toren air serta mendistribusikan air bersih.

“Saat ini jumlah air yang sudah dibagikan ke warga, itu mencapai 1.153.000 liter,” beber Muchlis.

Menurutnya, saat ini ada sejumlah kebutuhan mendesak dalam penanganan kekeringan, yakni air bersih, bak penampungan, jerigen air, saluran pipa PDAM, dan kebutuhan air untuk sektor pertanian.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, menghimbau masyarakat untuk menghemat penggunaan air, meskipun saat ini pihaknya telah melakukan pendistribusian air bersih secara berkala di wilayah yang terdampak kekeringan.

“Kecamatan Sukawangi, merupakan salah satu yang mengalami kekeringan. Tapi, kami sudah mendistribusikan air bersih secara berkala. Oleh karena itu, kami menghimbau warga untuk menghemat penggunaan air di rumah,” kata Dani.

Selain itu, pihaknya juga tengah melakukan penanganan terhadap lahan pertanian yang terdampak kekeringan. Seperti perbaikan saluran irigasi hingga pengadaan pompa.

Sedangkan untuk jangka panjangnya, lanjut Dani, akan ada upaya-upaya normalisasi sungai yang menjadi sumber pengairan area persawahan. Dan untuk sementara, ia juga menghimbau petani beralih tanam ke tanaman palawija yang minim dalam penggunaan air.

“Perbaikan saluran-saluran, pengadaan pompa sedang kami lakukan untuk daerah lain. Kami sarankan bagi warga yang semula menanam padi, beralih ke tanaman lain, yakni tahan panas dan minim penggunaan air, sehingga lahan tersebut tetap bisa dimanfaatkan,” ujar Dani. (ris)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin