RADARBEKASI.ID, BEKASI – Krisis air baku masih dialami Perumda Tirta Patriot akibat pencemaran dan menurunnya debit air Kali Bekasi yang menjadi sumber air baku. Dampaknya, distribusi pelayanan air bersih mengalami gangguan.
Direktur Teknik Perumda Tirta Patriot Tjetjep Achmadi mengatakan, terganggunya sumber air baku membuat perusahaan merugi dan tersendatnya pelayanan ke masyarakat.
“Ya tentunya merugikan perusahaan lah, selain itu juga tidak bisa berproduksi, yang harusnya kita jualan air, air yang diproduksi aja sudah tidak bisa,” ungkapnya saat ditemui di Kantor Perumda Tirta Patriot, Rabu (13/9).
Lanjut Tjetjep, produksi air baku di Perumda Tirta Patriot terganggu sejak satu minggu lalu. Saat ini pihaknya tetap memaksakan melakukan produksi meski dengan debit lebih rendah supaya dapat mendistribusikan air bersih ke pelanggan.
Dirinya mengklaim, jika Perum Tirta Patriot tidak akan bermasalah jika air bakunya menggunakan kualitas nomor satu.
“Kualitas air baku nomor satu itu di Tarum Barat, kalo kita dapet dari Kali Bekasi itu kelas dua, kelas dua itu peruntukanya untuk perikanan, pertanian, sawah,” katanya.
Untuk mensiasati pasokan air bersih hingga sampai ke pelanggan yang tidak terjangkau, pihaknya menerjukan lima mobil tangki air untuk tiga kecamatan.
“Ada lima mobil tangki untuk Bekasi Utara, Medansatria, Bekasi Barat, tapi tentunya itu gak akan maksimal,” katanya.
Tjetjep mengatakan, ia terus melakukan koordinasi dengan Perum Jasa Tirta II untuk meminta suplai air baku dari Kalimalang agar kebutuhan air bersih bisa tercukupi.
Permintaannya air baku dari tarum barat ditambah, agar bisa memenuhi kebutuhan air bersih di wilayahnya, jika sumber air baku Kali Bekasi tercemar limbah.
“Kita mengajukan permohonan agar kita dapat suplesi dari tarum barat, sekarang baru 2,2 kubik kita maunya 3 kubik,” ungkapnya.
Pihaknya bersama Pemerintah Kota Bekasi pekan depan akan mengundang pihak-pihak instansi terkait untuk mencari solusi sehingga tahun yang akan datang tidak akan ada permasalahan serupa.
“Jangka menengah dan jangka panjang sistem ini harus diubah, jadi gak pakai saluran terbuka lagi tapi pakai saluran tertutup, nah pak wali kota sudah bicara dengan Balai Provinsi Jawa Barat kita akan mencoba mengusulkan sistem saluran air baku ini menggunakan saluran pipa tertutup,” pungkasnya.
Diketahui kondisi pencemaran Kali Bekasi yang menjadi sumber air baku perusahaan air minum ini terus berulang. Saat musim kemarau debit air juga menurun. Air yang hitam dan berbau juga dikeluhkan warga sekitar.
“Sebelumnya keringnya gak sampai kering banget, cuma air kotornya ini sudah sampai seminggu, resahlah, namanya airnya sudah kayak air got,” kata Sain warga sekitar saat ditemui di lokasi, Rabu (13/9).
Menurutnya, sebelum kondisi surut, air kali masih bisa digunakan untuk mencuci pakaian, “Dulu pas bening, masih bisa cuci cuci, sekarang sama sekali gak bisa dipakai,” tambahnya.
Dia berharap, pencemaran cepat ditangani dan tidak terulang lagi, “Ya harapannya jangan sampai begini (bau), kalau sudah item baunya nyesek di dada, ” bebernya. (rez)