Berita Bekasi Nomor Satu

Selisih Lahan, Akses Jalan Ditembok

KESULITAN: Sarmin, suami Manih memanjat tembok untuk keluar rumahnya di RT 02 RW 13 Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, Selasa (19/9). Sudah 10 hari aksesnya jalan tersebut ditutup membuatnya kesulitan untuk pergi berjualan. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kasus penembokan akses jalan di Wilayah Kota Bekasi kembali terjadi, kali ini peristiwa itu terjadi di wilayah RT 02 RW 13 Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi.

Salah satu pemilik rumah, Manih (62) mengatakan, penembokan akses jalan rumahnya sudah memasuki hari ke sepuluh. Akibatnya ia bersama suami tak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

Mirisnya, akses jalan satu-satunya itu ditutup ketika kondisi dirinya sedang sakit dan terpaksa memanjat tembok setinggi 1,5 meter untuk pergi berobat.

“Yang saya sedih banget waktu saya sakit, ya allah saya ujian apa ya kayak gini, terus dibopong sama anak saya, gak bisa lewat saya naik ke pagar,” tangis Manih, saat ditemui di kediamannya, Selasa (19/9).

“Dia (yang nembok) di telepon sama anak saya, ”mak saya ngedrop mau dibawa kerumah sakit”, “itu mah urusan elu mau kemana kek, bodo amat gue gak ikut campur, itu bukan urusan gua”,” kata Manih menirukan komunikasi anaknya dengan orang yang menutup akses jalan tersebut.

Selain Manih dan suaminya, ada empat kontrakan di atas lahan miliknya namun saat ini kondisinya kosong karena ditinggal penghuninya imbas tidak adanya akses jalan.

“Ada tukang nasi goreng kemarin, terus sekarang pindah di gotong gerobaknya kemarin, karena gak punya akses,” ujar Manih.

Keseharian suaminya yang berprofesi sebagai pedagang keripik pun terpaksa harus berhenti berjualan.

“Nggak jualan, udah 10 hari, harapannya sih dibuka, biar suami saya bisa nyari duit, biar saya makan, ya allah, emang saya punya kontrakan tapi gak ada orangnya, mau gimana,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua RW 13, Kelurahan Jatimakmur, Pondokgede, Kota Bekasi, Rohman mengatakan, di tembok jalan tersebut karena tidak ada titik temu antara kedua belah pihak.

“Itu terjadi perihal jual beli tanah, dimana pihak pembeli saat ini ingin meningkatkan suratnya yang tadinya girik menjadi sertifikat,” kata Rohman.

Karena status tanahnya masih girik, lanjut Rohman, pihak yang memiliki tanah Umairoh yang sebelumnya sudah dibeli dari Kakaknya Manih pada tahun 1998, saat ini ia meminta tanda tangan dan fotocopy KTP untuk meningkatkan suratnya.

“Namun terjadi permasalahan, ibu manih tidak mengakui adanya transaksi jual beli tersebut padahal tanah tersebut sudah dibagi waris oleh kakaknya, ibu manih disitulah terjadi kekisruhan yang satu tidak mau ngasih KTPnya dan tanda tanganya yang satunya lagi ingin meningkatkan tanah suratnya. Tidak berjalan prosesnya karena belum ada tanda tangan dari salah satu ahli waris pemilik tanah sebelumnya,” ungkap dia.

Lanjut Rohman, pihaknya sudah melakukan mediasi dengan kedua belah pihak namun sampai saat ini belum ada titik temu.

“Alhamdulillah, kami lakukan mediasi sebanyak 9 kali dan dihadiri oleh ketua RT ataupun ketua RW adapun tokoh masyarakat dimana duduk perkaranya masih hutan belantara kita pecah pecah pokok permasalahanya sudah ada titik temu tadinya dan kita menyerahkan kepada pihak kedua keluarga,” ujar dia.

Namun berjalannya waktu, di tengah perjalanan tidak ditemukan hasil mediasi hingga akhirnya terjadilah penembokan.

“Ternyata kurang lebih tiga minggu dari hasil mediasi tersebut, kita kurang mengupdate tiba tiba terjadi penembokan dan pada saat penembokan itu pun kami tidak diberitahu sama yang menembok,” beber dia.

Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi, Mulyadi mengatakan pihaknya malam ini akan melakukan musyawarah dengan kedua belah pihak antara Manih dengan Umairoh.

“Nanti malam harus kita selesaikan karena ini jalan satu-satunya harus dibuka minimal malam ini kita musyawarahkan duduk persoalan dengan pihak kelurahan, RT, RW Bimaspol dan Babinsa,” ujar dia.

Dirinya berharap akses jalan tersebut tetap dibuka apapun persoalannya nanti. Ada solusi untuk memecahkan permasalahan ini.

“Akan kita tindak lanjut bagaimana hasilnya, kita terus berproses sebenarnya apa akar permasalahannya sih, kita akan musyawarah, mediasi harus mencapai titik temu,” pungkasnya.(rez)