RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sudah tiga terbakar, Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ilegal, di Desa Sumberjaya, belum juga padam. Kondisi kebakaran tersebut terjadi sejak hari Sabtu hingga saat ini.
Dengan kondisi tersebut, lalu lintas di Tol Cibitung-Cilincing, terganggu lantaran tertutup asap tebal, karena tumpukan sampah yang begitu tebal, dan membuat petugas pemadam kebakaran kesulitan memadamkan api.
“Pada malam Minggu, sampah di TPS ilegal tersebut sudah terbakar. Titiknya TPS ilegal itu berada di sebelah Tol Cibitung-Cilincing. Asapnya juga menyebar kemana-mana,” ucap Ketua RT setempat, Eli Sanusi.
Dirinya tidak mengetahui penyebab kebakaran tersebut, namun api tiba-tiba membesar.
“Jadi langsung besar aja. Khawatir, walaupun lumayan jauh dari pemukiman warga, tapi dekat ke tol. Cuma khawatir, asapnya masuk ke rumah warga,” kata Eli.
Untuk diketahui, lokasi yang terbakar ini merupakan TPS ilegal yang sempat viral, karena luasnya yang mencapai 3,6 hektar, dan berada tepat di samping Tol Cibitung-Cilincing, kilometer 9.
Penemuan TPS ilegal ini sempat mendapat perhatian publik, lantaran jumlah sampahnya terbilang cukup banyak. Perkiraan KLHK, jumlah sampah yang berada di TPS ilegal itu mencapai 508.776 meter kubik.
Tidak sekadar menumpuk, sampah pun tercecer hingga mencemari kanal Cikarang-Bekasi-Laut, yang berada di sampingnya.
Pemkab Bekasi bersama KLHK telah menutup TPS ilegal ini pada Januari 2022 lalu. Bahkan TPS ilegal itu, rencananya hendak dihijaukan kembali. Namun rencana itu tak kunjung terealisasi, hingga akhirnya kini terbakar.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bekasi, Hasan Basri menjelaskan, pemadaman api telah dilakukan sejak Sabtu malam. Hanya saja, akibat api belum dapat dijinakkan, lantaran tebalnya tumpukan sampah yang terbakar.
“Kami berupaya melakukan pemadaman dari hari Sabtu, Minggu, sampai hari ini. Tapi karena tumpukkan sampahnya tebal, disemprot bagian atas, namun api di bawahnya masih tetap ada, hingga mengeluarkan asap. Itu persoalannya. Jadi perlu waktu yang agak lama. Apalagi lahannya cukup luas,” beber Hasan.
Selain tebalnya sampah, lokasi kebakaran pun tidak bisa dijangkau mobil pemadam. Upaya pemadaman hanya bisa dilakukan dari jalan tol.
“Karena akses armada kami tidak bisa masuk, jadi baru bisa dari tol saja,” tuturnya.
Tidak hanya itu, petugas pemadam kebakaran pun kesulitan memperoleh air, lantaran Kabupaten Bekasi tengah dilanda kekeringan, akibat kemarau yang berkepanjangan.
“Jadi personel kami harus bolak balik ke kantor, karena sulit dapat air. Dan terpaksa memanfaatkan bak penampungan di kantor. Tapi penanganan terus dilakukan,” terang Hasan.
Ia belum mengetahui penyebab utama terjadinya kebakaran. Pasalnya, sejak Agustus lalu, peristiwa kebakaran sering terjadi, terutama pada lahan terbuka dan penampungan sampah.
“Memang sejak Agustus banyak sekali lahan kosong yang terbakar, baik di pembuangan sampah maupun lahan kosong, yaitu kebakaran ilalang,” pungkasnya. (and)