Berita Bekasi Nomor Satu

Ratusan Hektar Padi Terancam Mati

Illustrasi Salah satu kondisi area persawahan yang mengalami kekeringan di Desa Kedung Pengawas, Babelan, Kabupaten Bekasi, Senin (18/9/2023). Foto Saidatul/Ppl Radarbekasi.id

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ratusan hektar lahan pertanian yang berada di Desa Satriajaya dan Satriamekar, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, kesulitan untuk mendapatkan air, setelah saluran irigasi yang mengairi pertanian di wilayah tersebut, dibangun tempat pengelolaan air milik Perusahaan Umum Daerah Tirta Bhagasasi (Perumda TB).

Akibatnya, lahan pertanian yang sudah memasuki masa tanam, terancam mati, karena minimnya pasokan air.

Seperti yang disampaikan Kelompok Tani Tambun Kelapa Dua, Anda (52), berkurangnya debit air untuk pertanian di Desa Satriajaya dan Desa Satriamekar dari Pintu Air Mangga, setelah dibangunnya pengelolaan air milik Perumda TB, di saluran irigasi tersebut.

“Memang sebelumnya di Pintu Air Mangga ini ada pipa Perumda TB,  tapi kecil. Kemudian sekarang, dibangun lagi dengan pipa besar. Semenjak ada itu, air berkurang ke area pertanian, dan biasanya sampai ke utara, sekarang sudah nggak sampai. Dulu sebelum ada pipa besar Perumda TB, air lumayan besar, dan bisa bergantian,” ucapnya kepada Radar Bekasi.

Karena kondisi yang terjadi saat ini, Anda menuturkan, lahan pertanian yang sudah memasuki masa tanam, jadi kekeringan. Sedangkan sebagian lahan pertanian lagi, belum masuk masa tanam, karena tidak air. Oleh karena itu, kata Anda, para petani di wilayahnya ini menjerit, karena lahan pertaniannya terancam mati.

“Kalau luas lahan pertanian disini kurang lebih ada 100 hektar. Itu yang sudah masuk masa tanam dan yang belum, sedangkan pengairannya dari irigasi itu,” beber Anda.

Pihaknya berharap, agar aparatur desa sampai tingkat Kabupaten Bekasi, bisa turun langsung melihat kondisi lahan pertanian di wilayah tersebut, dan sudah sangat mengkhawatirkan.

“Coba tolong dikomunikasikan dengan pihak Perumda TBP, sebab kalau petani yang menyampaikan, tidak bakalan didengar. Bagaimana caranya, air biar bisa mengalir ke lahan pertanian. Sekarang sudah memasuki masa tanam yang ketiga. Tapi dua kali panen, gagal semua,” keluh Anda. (pra)