RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sudah hampir tiga minggu, air bersih yang bersumber dari Perusahaan Umum Daerah Tirta Bhagasasi (Perumda TB), belum juga mengalir ke rumah warga di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Selain mengharapkan bantuan air bersih, warga juga mengambil air dari kubangan pipa Perumda TB yang bocor. Kondisi itu terpaksa dilakukan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengurangi biaya pengeluaran.
Salah satu warga Perumahan Bali Indah, Slamet Budi Raharjo mengungkapkan, dirinya terpaksa mengambil air dari kubangan Perumda TB pada pukul 01.00 dini hari, karena kualitas air di kubangan itu masih jernih.
“Selain menunggu bantuan air, saya terpaksa mengambil dari kubangan pipa yang bocor menggunakan galon. Tidak sedikit warga yang beli air isi ulang, untuk mandi cuci, buat minum dan wudhu. Kalau mandi cuci pakaian, bisa pakai air dari kubangan pipa bocor,” ucapnya saat ditemui di Perumahan Bali Indah, Desa Setiamulya, Tarumajaya, Minggu (1/10).
Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, Slamet harus mengeluarkan uang Rp 60 ribu setiap dua hari untuk membeli air isi ulang.
“Untuk membeli air isi ulang, saya mengeluarkan biaya Rp 60 ribu buat dua hari. Jadi satu galonnya itu Rp 6 ribu, dan ini sudah berjalan mau tiga minggu,” bebernya.
Slamet bersama warga lainnya berharap, Perumda TB dapat memperbaiki mutu dan kualitas air, agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali saat musim kemarau tiba.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan mengklaim, sumber air baku Perumda TB dari Kali Bekasi debit airnya menurun drastis, dan tercemar, lantaran hampir tiga bulan wilayah hulu sungai tidak turun hujan. Oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi meminta bantuan dari BBWS Citarum dan PJT II, untuk bisa menambah debit air Kali Bekasi, dari saluran Tarum Barat (Kalimalang).
“Alhamdulilah, debit airnya sudah ditambah 3.000 liter per detik, lalu ditambah lagi 500 liter per detik. Saya juga sudah cek Water Treatment Plant (WTP) Perumda TB di Babelan, kapasitas produksinya sudah 90 persen. Karena itu kami terus berkoordinasi dengan BBWS dan PJT II, supaya debit air bisa ditambah sampai kemarau berakhir,” terang Dani. (ris)