RADARBEKASI.ID, BEKASI – Angka kasus stunting di wilayah Bojong Rawalumbu Kota Bekasi mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 terdapat 92 anak dengan stunting. Namun tahun 2023 angka kasus stunting di wilayah tersebut melonjak hingga 128 kasus.
Hal itu diakui Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Ni Made Sumartini. “Di tahun 2022 itu angka stunting (Bojong Rawalumbu) berada pada angka 92 anak, dan tahun 2023 mengalami kenaikan jumlah kasus yaitu menjadi 128 anak,” ujarnya kepada Radar Bekasi.
Sementara pihak Dinkes Kota Bekasi menyampaikan bahwa pada dasarnya Puskesmas Bojong Rawalumbu, secara aktif telah melakukan pemantauan pertumbuhan balita.
Salah satunya ialah melakukan rujukan pasien dengan status gizi stunting. Dijelaskannya stunting bukan hanya menjadi masalah tunggal namun multi faktor.
“Masalah stunting itu bukan hanya menjadi masalah tunggal, namun stunting merupakan masalah multi faktor yang dihadapi saat ini,” jelasnya.
Sementara dalam rangka pelaksanaan intervensi di lapangan, pihak Dinkes Kota Bekasi masih mengalami kendala dalam melakukan pencegahan dan penurunan angka stunting.
Diantaranya, kurangnya kesadaran orang tua untuk membawa balitanya ke Posyandu. Dimana pada saat pandemi Covid-19, pengukuran balita dilakukan secara sweeping. Namun selepas pemerintah menyatakan endemi banyak orang tua balita yang enggan membawa anaknya ke posyandu.
Padahal kegiatan penimbangan balita, memegang peran utama dalam deteksi dini masalah gizi, termasuk stunting. “Apabila terdapat balita yang tidak terpantau, akan menyulitkan bagi tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi dini, dan penanganan masalah status gizi balita,” tuturnya.
Tidak hanya itu, kurang kooperatifnya orang tua juga menjadi hambatan penanganan. Dimana terdapat beberapa kasus, puskesmas sudah melakukan rujukan balita stunting, namun setelah proses berjalan kegiatan terpaksa putus ditengah jalan. Orang tua enggan kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Lebih lanjut, status kependudukan dan status ekonomi pada beberapa balita stunting di Bojong Rawalumbu, merupakan keluarga tidak tetap atau mengontrak dan memiliki permasalahan ekonomi. (dew)