Berita Bekasi Nomor Satu

Stok Beras di Kabupaten Bekasi saat Kemarau Kembali Normal

TOKO BERAS: Warga melintasi di depan toko beras, di Pasar Tegal Danas, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Rabu (11/10). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, mengklaim stok beras di wilayah Kabupaten Bekasi saat musim kemarau ini kembali normal.

Padahal, beberapa minggu sebelumnya, stok beras di Kabupaten Bekasi kekurangan, sehingga mengalami kenaikan harga komoditas utama masyarakat. Harga beras premium di Kabupaten Bekasi hampir menyentuh Rp 15.000 di tingkat pengecer.

“Kalau untuk Kabupaten Bekasi, Alhamdulilah daya beli masyarakat masih terjaga. Memang beberapa minggu yang lalu, untuk stok beras mengalami kekurangan sekitar 15 persen, tapi untuk sekarang sudah kembali normal,” ucap Kabid Pengendalian Barang Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yanti, Rabu (11/10).

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil pemantauan Dinas Perdagangan, harga beras medium di pasaran dijual mulai dari harga Rp 11 ribu dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 10.900. Sedangkan untuk beras premium, sudah ada di angka Rp 13 ribu dari HET, yakni Rp 12.900.

“Berarti selisihnya masih kisaran Rp 100 rupiah. Mudah-mudahan ini lebih bagus ke depannya,” ujar Helmi.

Melalui upaya intervensi pasar dan penyaluran beras cadangan daerah ke sejumlah wilayah rawan pangan, harga beras kini telah berangsur turun, disertai stoknya juga sudah kembali normal.

“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi melalui Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang), juga terus membagikan beras cadangan daerah ke wilayah-wilayah terdampak kekeringan dan rawan pangan. Kami juga melakukan intervensi pasar demi menjaga kestabilan harga. Alhamdulillah, daya beli masyarakat masih terjaga,” terang Helmi.

Selain beras, lanjut Helmi, untuk telur berada di angka HET sebesar Rp 23 ribu dan Rp 24 ribu per kilogram. Pihaknya juga mewaspadai harga gula yang kian merangsak naik hingga Rp 15 ribu per kilogramnya.

“Jadi kalau yang sekarang ini, kami malah harus hati-hati harga gula. Per hari ini, untuk Kabupaten Bekasi, gula itu di angka Rp 15 ribu per kilogram. Sementara HET itu Rp 14.500,” beber Helmi.

Dikatakannya, musim kemarau sangat mempengaruhi produksi komoditi hasil pertanian di setiap wilayah. Mulai dari tertundanya masa tanam, hingga dipaksanya beberapa tanaman padi agar panen lebih awal, dana akan sangat mempengaruhi kualitas.

“Karena di daerah pertanian pasti terjadi kekeringan, sehingga panen mereka menurun, otomatis ke konsumen juga berpengaruh. Jadi, dari kekeringan itu pasti akan ada dampaknya,” tutup Helmi. (ris)