Berita Bekasi Nomor Satu

Penggunaan Pembalut Reject Berpotensi Tularkan HIV

Illustrasi Pembalut

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kaum perempuan Kota Bekasi layaknya waspada dengan keberadaan pembalut reject atau yang dikenal dengan istilah “period poverty”. Direktur Rumah Sakit Ananda Bekasi, Stefanry Hariyanto menyampaikan, bahwa saat ini dirinya belum memahami dan mendalami betul terkait pembalut reject.

“Terkait pembalut reject ya, sebenarnya saya belum menelusuri lebih jauh yang dimaksud “reject” ini seperti apa, apakah memang pembalut baru namun tidak lolos standar ataupun pembalut yang didaur ulang,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (24/10).

Namun apapun itu mengenai pembalut reject, tentu ada efek lebih lanjut baik itu kecil maupun besar. Sebab pembalut merupakan sebuah produk yang langsung bersentuhan dengan organ kewanitaan.

“Apapun itu yang pasti ada efeknya baik kecil ataupun besar. Karena bahan tersebut langsung bersentuhan dengan organ kewanitaan yang bisa menjadi tempat masuk terhadap bakteri, virus, ataupun jamur yang bisa menimbulkan masalah kesehatan,” tuturnya.

Salah satu contoh pembalut riject atau pembalut yang didaur ulang dan digunakan kembali, tentu akan berpotensi menyebabkan beberapa penyakit seperti bakterial vaginitis (infeksi di daerah kewanitaan).

“Contoh pembalut daur ulang yang digunakan kembali itu bisa menyebabkan beberapa penyakit, atau yang bahaya nya dapat terinfeksi hepatitis, sifilis atau bahkan HIV,” tuturnya.

Dimana dalam hal ini wanita tentu harus lebih selektif dalam memilih sebuah produk, salah satunya produk pembalut atau produk lainnya yang berkaitan dengan organ intim kewanitaan.

“Nah untuk saat ini saya cuma bisa jawab mungkin bisa belinya di tempat-tempat yang terpercaya seperti minimatket atau apotek, karena untuk membedakannya memang agak sulit,” ucapnya.

Terpisah, Lia (22) seorang wanita yang ikut berkomentar terkait adanya isu pembalut reject ini.

“Persoalan pembalut reject memang harus diwaspadai, apalagi kita wanita harus benar-benar selektif dalam memilih sebuah produk. Jangan sampai karena murah terus dibeli dan dipakai gitu aja, padahal belum tentu aman untuk kita,” terangnya.

Selama ini dirinya memilih untuk membeli produk pembalut yang sudah lama dikenal, tentunya pembelian pembalut dilakukan ditempat yang aman seperti supermarket.

“Beli produk yang udah terkenal aja terus beli nya di supermarket biar aman, gak usah ribet-ribet cari yang murah karena belum tentu aman,” tuturnya.(dew)