RADARBEKASI.ID, BEKASI – Asyifa (12), anak dari pasangan Jahrudin (45) dan Nurhalimah (40) ini mengalami penderitaan akibat tumor ganas pada mata sebelah kanannya sejak dua bulan terakhir.
Benjolan yang semakin membesar membuat Asyifa lemas, sering menangis, dan kesulitan tidur di kediamannya di Kampung Garon Tegah RT 006/003 Desa Setialaksana Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi.
Saat ini, Asyifa tengah menjalani pengobatan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo atau sering disebut RSCM Jakarta. “Sekarang dalam penanganan RSCM,” ungkap Jahrudin saat ditemui Radar Bekasi, Selasa (7/11).
Proses pengobatan di bawah pengawasan Kementerian Sosial (Kemensos) ini membuat Jahrudin dan istrinya harus bolak-balik ke RSCM Jakarta dari Cabangbungin, karena mereka enggan tinggal di rumah singgah.
Jahrudin menyatakan kekecewaannya terhadap lambatnya penanganan di rumah sakit di bawah Kementerian Kesehatan RI tersebut.
“Menurut kami yang memang orang awam, proses pengobatannya terbilang lambat di RSCM. Karena harus ke sana-ke sini, bolak balik,” ujarnya.
“Kondisi seperti ini masih dua bulan lagi. Saya mohon untuk pihak rumah sakit, mungkin hatinya bisa terketuk. Tolong anak saya bisa ditangani secepatnya,” imbuhnya.
Menurut Jahrudin, kondisi yang terjadi pada anak bungsu dari lima bersaudara ini berawal ketika pulang sekolah merasakan gatal-gatal. Kemudian pada pagi harinya mata Asyifa langsung merah dan bengkak. Melihat mata anaknya mengalami perubahaan, dirinya langsung membawanya ke klinik hingga dirujuk ke RSCM Jakarta.
“Sudah dibawa ke klinik dan lain sebagainya. Ternyata harus ketemu dokter spesialis mata. Akhirnya saya ke puskesmas, ditangani dan dirujuk ke rumah ananda, dan dirujuk lagi ke RSCM. Saat itu matanya langsung merah dan bengkak,” tuturnya.
Sejak Asyifa didiagnosa terkena tumor ganas, banyak perwakilan pemerintah, termasuk dari desa, kecamatan, dan Baznas, yang memberikan bantuan.
“Alhamdulilah banyak yang bantu, mulai dari ambulan dan sebagainya,” tuturnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Supriadinata, mengaku belum mendapat laporan mengenai Syifa. “Saya belum dapat info, jadi kurang paham. Nanti saya coba kroscek ke Kepala Bidang (Kabid) yang menangani,” ucapnya. (pra)