Berita Bekasi Nomor Satu

Bila Saya Pj Wali Kota Bekasi

Sony Teguh Trilaksono. Foto Sony for Radarbekasi.id.

Oleh: Sony Teguh Trilaksono*

Musim hujan mulai tiba. Tetapi temperatur dan polusi udara di Kota Bekasi tidak menunjukkan penurunan yang signifikan.

Suhu udara masih terasa menyengat walaupun temperatur udara  telah menunjukkan skala rata-rata normal, 27-34 Derajat Celsius.

Sementara itu kondisi udara di ruang terbuka pun masih terasa berdebu, karena tiupan kecil angin. Sehingga banyak masyarakat yang menggunakan masker untuk mengurangi resiko terkena penyakit saluran pernapasan yang sering melanda kota-kota besar seperti Bekasi dan Jakarta.

Bila diperhatikan dengan lebih seksama dan jujur, hampir seluruh wilayah Kota Bekasi telah kehilangan banyak pohon besar yang dahulunya secara alamiah berfungsi sebagai peneduh/penyejuk udara dan mengurangi dampak polusi udara.

Pemandangan memprihatinkan tersebut dapat disaksika di jalan-jalan sepanjang Kalimalang, Jatiwarna, Jatiasih, Jatikramat, Jatibening, Raya Kodau, Raya Hankam, Kampung Sawah, Jatimelati dan masih banyak lagi.

Di lokasi-lokasi tersebut, sudah sangat sulit ditemukan pohon-pohon besar yang berdiri kokoh sebagai ciri Kota Bekasi yang dahulu terkenal sebagai kota hijau, asri dan alami.

Selain itu, pemandangan yang kurang elok terlihat di hampir seluruh drainase/saluran air tepi jalan Kota Bekasi. Berbagai jenis sampah menumpuk di dalam saluran air sehingga dapat dimengerti bila datang hujan dapat dipastikan air akan melimpah ke bahu jalan dan menyajikan pemandangan yang menjijikkan bagi yang melihatnya dan tidak sesuai dengan status yang disandang Bekasi sebagai Kota Metropolitan.

Bila kita melihat ke belakang, masalah lingkungan selalu menjadi momok bagi siapapun yang menjadi Wali Kota Bekasi. Bagaimana tidak, adanya masalah timbunan sampah yang menumpuk dengan volume yang makin meningkat, baik dari Kota Jakarta maupun Kota Bekasi, munculnya pencemaran yang makin masif baik di sungai, udara dan air, serta meningkatnya titik banjir, serta masalah sosial sebagai ikutannya, membuat frustasi siapapun yang tinggal di Kota Bekasi. Kecuali orang-orang yang hatinya tertutup dan bersikap masa bodoh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.

Sebagai warga masyarakat yang  sudah  tinggal, makan, minum, beraktivitas dan tidur lebih dari 30 tahun di Kota Bekasi, tidak berlebihan bila saya berharap bermimpi menjadi Pj Wali Kota Bekasi walaupun dengan masa pengabdian yang relatif terbatas namun memiliki kuasa untuk membuat landasan perencanaan yang kokoh bagi siapapun Wali Kota terpilih nanti.

Wabilkhusus dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kota Metropolitan Bekasi yang kondisinya makin memprihatinkan.

Sekilas terbetik sebuah harapan dan mimpi, “bila saya Pj Wali Kota Bekasi” maka akan melakukan langkah-langkah berikut;

  1. Percepatan Penyusunan Masterplan Pengelolaan  Lingkungan dan Pengolahan Sampah Terintegrasi, yang selama ini memang belum ada.
  2. Peningkatan koordinasi lebih efektif dan produktif antar fungsi /unit kegiatan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan lingkungan yang saat ini terlihat kurang bersinergi.
  3. Lebih berupaya memahami masalah lingkungan hidup Kota Bekasi, dengan sering turun lapangan, berdiskusi dengan berbagai pihak terkait, ketimbang hanya sekadar mendengar laporan staf yang sering tidak nyata.
  4. Penerbitan Instruksi-instruksi tugas kepada jajaran operasional Pemkot Bekasi (Camat, Lurah, RW, RT) yang lebih logis dan relatif mudah untuk  dilaksanakan dalam jangka pendek namun berefek luas dan jangka panjang terhadap lingkungan hidup.

Adapun Instruksi tugas yang dapat dilakukan paling tidak mencakup;

  1. Penanaman pohon peneduh secara masif untuk mengurangi dampak pemanasan global akibat efek GRK, polusi udara dan menjaga kecukupan suplai oksigen yang dapat meningkatkan kesejukan udara.
  2. Membersihkan semua saluran air untuk mengurangi titik banjir/genangan air pada musim penghujan yang sudah di depan mata.
  3. Melakukan survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan lingkungan dan sampah,sebagai bahan pertimbangan dalam penyempurnaan sistem pengelolaan lingkungan dan sampah berkelanjutan di Kota Bekasi.

Masih banyak sebenarnya harapan masyarakat yang akan saya realisasikan ketika bermimpi “Bila Saya Pj Wali Kota Bekasi”, namun apa daya itu semua tidaklah nyata sehingga agak sulit merealisasikannya.

Tetapi paling tidak, mimpi saya itu bisa dijadikan inspirasi Pj Wali Kota Bekasi atau Wali Kota Terpilih nanti sebagai inspirasi bagi “Mimpi-Mimpinya” dalam upaya  mewujudkan konsep Pembangunan Berkelanjutan di Kota Metropolitan Bekasi. Semoga. **

(*Penulis adalah Pengamat dan Penggiat Lingkungan, Tinggal di Kota Bekasi)