Berita Bekasi Nomor Satu

Narto Jukir di Tambun Bekasi Bayar Umrah Keempat Pakai Uang Receh  

PARKIRKAN KENDARAAN: Narto memarkirkan kendaraan di U-Turn Jalan Diponegoro Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, Minggu (26/11). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASINarto (59), juru parkir (jukir) di Tambun Selatan Kabupaten Bekasi ini membayar biaya umrah memakai uang receh. Ia akan berangkat umrah pada Ramadan 2024. Dengan penuh semangat, Narto sibuk mengayunkan bambu berbendera merah polos untuk memarkirkan para pengendara roda dua dan empat saat memutar arah di U-Turn Jalan Diponegoro Kecamatan Tambun Selatan.

Pria yang tinggal di kampung Kedung Gede RT 05 RW 01 Desa Setiamekar Kecamatan Tambun Selatan itu telah tiga kali umrah seorang diri. Ia akan kembali umrah untuk yang keempat kalinya pada Ramadan 2024. Yang membuat perjalanan umrahnya semakin istimewa, Narto membiayai seluruhnya memakai uang receh yang dikumpulkan dari hasil markirnya sehari-hari.

“Insya allah ini umrah yang keempat. Semuanya biayanya dari hasil memarkir. Yang pertama 2019 itu alhamdulillah ada langganan yang bantuin. Ada yang nyumbang Rp6 juta dari orang yang gak saya kenal waktu 2019,” ungkap Narto di Tambun Selatan, Minggu (26/11).

Pria asal Grobogan Jawa Tengah ini telah menjadi juru parkir di U-Turn Jalan Diponegoro selama bertahun-tahun. Dalam per hari, Narto bisa mendapatkan uang mencapai Rp250 ribu dari tiga titik lokasi parkir.

Dengan rajin, ia menyisihkan uang hasil markirnya sekitar Rp50 ribu sampai Rp100 ribu untuk menabung biaya umrah. “Ngumpulinnya gak tentu. Bulan Ramadan tahun kemarin itu berangkat juga, terus tahun ini insya allah berangkat lagi mulai nabung lagu. Udah nabung mulai masuk Rp15 juta,” tambahnya.

BACA JUGA: Kemenag Diminta Aktif Awasi Travel Umrah Nakal

Untuk berangkat umrah pada Ramadan 2024, Narto harus menyetorkan uang sebesar Rp38.750.000 ke agen travel. Pada Selasa (21/11) lalu, Narto menyetorkan uang receh sebanyak Rp5 juta.

“Minggunya itu saya kirim Rp10 juta. Terus 21 Novembernya itu uang receh dua ribuan sama seribuan jumlahnya Rp5 juta. Jadi totalnya Rp15 juta tabungan buat umrah,” tutur Narto.

Sebelum menyisihkan uang hasil memarkirnya untuk berangkat umrah, Narto mendahulukan kewajibannya sebagai seorang ayah. Setiap bulannya, Narto mengirimkan uang sebesar Rp3 juta sampai Rp5 juta untuk biaya pendidikan tiga orang anaknya di kampung halaman.

“Setiap bulannya transfer Rp3 juta buat tiga anak. Kadang sampai Rp5 juta kalau ada tambahan biaya sekolah. Insya allah yang kuliah di Universitas Negeri Semarang ini dua bulan lagi wisuda. Ya biaya anak kuliah dari parkir ini,” beber Narto.

Sebagai juru parkir, Narto harus ikhlas dan tidak membandingkan antara pengendara yang memberikan uang dengan yang tidak. Ia yakin akan mendapatkan rezeki yang cukup.

“Kalau ada yang ngasih alhamdulillah. Kalau gak yaudah saya gak maksa. Saya juga markir kadang pake jubah buat inspirasi anak-anak muda yang parkir biar menyisihkan uang buat ibadah,” tandasnya. (ris)