Berita Bekasi Nomor Satu

Bekasi Siaga Pneumonia

Illustrasi

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kasus Mycoplasma Pneumonia telah masuk ke Jakarta. Kasus Pneumonia misterius ini mirip dengan yang merebak di beberapa negara seperti China dan Belanda. Beberapa cara bisa dilakukan di Kota Bekasi untuk mencegah penularan wabah Pneumonia ini, mulai dari disiplin menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) hingga menjaga dengan baik sirkulasi udara di dalam ruangan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta tengah mendata jumlah anak yang terinfeksi. Untuk mencegah penularan di Kota Bekasi kedisiplinan masyarakat sangat dibutuhkan.

Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global, Dicky Budiman mengatakan bahwa Pneumonia ini bukan hal baru. Ia membenarkan bahwa anak-anak beresiko terinfeksi.

“Satu, sebetulnya bukan hal baru, bukan hal aneh,” katanya.

Beberapa upaya bisa dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah guna menekan penularan. Diantaranya dengan disiplin menjalankan Prokes seperti memakai masker, vaksinasi, hingga memastikan sirkulasi udara yang baik.

Tidak hanya pada anak, langkah-langkah ini juga penting dilakukan oleh orang dewasa.

“Bicara infeksi ini sebetulnya sama dengan yang dilakukan ketika kita melakukan pencegahan terhadap Covid,” tambahnya.

Beberapa waktu lalu, sejumlah langkah telah disusun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap resiko penularan Mycoplasma Pneumonia. Diantaranya dengan memperketat pintu masuk lewat Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) serta surveilans di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas.

Kepala Dinkes Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengatakan bahwa Pneumonia dilatarbelakangi oleh banyak faktor. Mulai dari kualitas udara yang dihirup, makanan, hingga perubahan musim.

“Selain dari udara, orang yang aktifitasnya sampai malam juga bisa, kemudian dari konsumsi makanannya juga bisa, tapi yang paling utama biasanya itu iklim ya,” ungkapnya.

Tidak hanya anak-anak, Pneumonia juga beresiko pada orang tua, masuk dalam kelompok usia rentan. Bahkan, kelompok masyarakat usia produktif pun beresiko jika aktivitasnya tidak diperhatikan dengan baik.”Usia-usia rentan ya, karena anak masuk dalam kelompok usia rentan,” tambahnya. (sur)