Berita Bekasi Nomor Satu

Sebaran Perpustakaan Desa Belum Merata di Kabupaten Bekasi

ILUSTRASI: Sejumlah remaja membaca buku di taman baca anak Desa Karangmulya Kecamatan Bojongmangu Kabupaten Bekasi, belum lama ini. Belum semua desa di Kabupaten Bekasi punya perpustakaan. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Belum semua desa di Kabupaten Bekasi punya perpustakaan. Dari total 179 desa yang terdata, hanya 23 di antaranya yang memiliki perpustakaan.

Sebaran perpustakaan desa yang belum merata menjadi akar permasalahan rendahnya minat baca masyarakat. Kepala Desa Mekar Sari, Linda, mengakui perpustakaan di desanya belum berjalan secara maksimal. Pada tahun ini, pihaknya tidak menganggarkan dana untuk keperluan perpustakaan.

“Memang perpustakaan belum berjalan dengan baik dan belum bisa memberikan pelayanan untuk umum,” ujar Linda.

Pada 2022 melalui anggaran desa, ungkap Linda, pihaknya mengalokasikan sebesar Rp100 jutaan untuk pembelian meubeler. Meskipun begitu, ia mencatat bahwa pengunjung perpustakaan masih minim.

“Jadi berjalan mah berjalan. Hanya saja pengunjungnya tidak banyak, kebanyakan ibu ibu PKK dan anak anak TK,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Bekasi, Rachmat Atong, menjelaskan secara regulasi pemerintah desa memiliki aturan untuk mengoptimalkan perpustakaan sebagai bagian dari pemberdayaan desa.

“Memang belum tersosialisasikan dengan baik. Dan hal ini akan kami maksimalkan dengan bekerjasama dinas perpustakaan dan kearsipan,” ujarnya.

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bekasi, Eva Yanti Hermansyah, mengatakan pengelolaan perpustakaan yang baik dapat mendorong minat baca, terutama di kalangan usia produktif dan generasi pendidikan anak.

Sebelumnya, wilayah pengembangan terbagi menjadi empat, melibatkan 403 responden dengan perhitungan human error 5 persen. Eva menggunakan lima instrumen, termasuk frekuensi membaca, durasi bacaan, jumlah bacaan, frekuensi akses internet, dan durasi akses internet.

“Dari penelitian minat baca yang kami lakukan naiknya tidak sampai 1 persen. Yaitu dari 57,3 hanya naik menjadi 58,1 persen. Oleh sebab itu dengan kondisi ini kami lakukan pembinaan dan mengajak pemerintah desa untuk memaksimalkan pengelolaan perpustakan sebagai ruang untuk merangsang minat baca masyarakt. Dan perpustakaan keliling juga dibanyakan mobilitasnya,” jelasnya.(and)