RADARBEKASI.ID, JOGJAKARTA – Gunung Merapi masih batuk-batuk. Gunung yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah itu mengeluarkan aktivitas kegempaan.
Sejak November 2020 Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sehingga jalur pendakiannya ditutup.
Berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sepanjang hari pada Jumat (8/12/2023), teramati delapan kali awan panas guguran ke arah barat daya atau ke Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 3.500 meter.
BACA JUGA: 7 Gunung Berapi di Jawa Barat Potensi Erupsi Lebih Cepat di Musim Hujan, Pendaki Diminta Waspada
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan pada saat yang sama juga teramati 22 kali guguran lava ke arah barat daya atau ke Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter dan satu kali guguran lava ke arah selatan dengan jarak luncur 1.200 meter.
“Terdengar suara guguran lima kali dari Pos Babadan dengan intensitas suara kecil hingga sedang,” ujar dia dalam keterangan kepada media pada Sabtu pagi (9/12/2023). Cuaca di sekitar Gunung Merapi terpantau mendung dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah utara, timur, dan barat.
Suhu udara 18.1-26.6 °C, kelembaban udara 71-99 persen dan tekanan udara 873.3-919.3 mmHg. Volume curah hujan 25 mm per hari. Agus mengatakan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh km.
BACA JUGA: Viral Pendaki Wanita Terjebak di Gunung Marapi Minta Tolong, Wajahnya Penuh Abu
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga km dan Sungai Gendol lima km.
“Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga km dari puncak,” ucapnya. BPPTKG meminta masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat juga diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” kata Agus. (jpc)