Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Warga Tak Kenal Caleg

BERI PENJELASAN : Tim relawan memberikan edukasi kepada calon pemilih saat simulasi sosialisasi pemilu 2024 Radar Bekasi di Pasar Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa, (12/12). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Calon anggota Legislatif (caleg) tingkat DPRD Kota Bekasi ataupun provinsi Jawa Barat, mesti harus rajin menyapa warga. Pasalnya, banyak warga Bekasi belum mengenal calon wakil rakyat, baik wajah maupun namanya.

Ungkapan warga ini diutarakan dalam kegiatan simulasi dan sosialisasi Pemilu 2024 yang dilaksanakan oleh Radar Bekasi, kemarin.”Nggak banyak yang kenal, kaya DPR RI kan nggak kenal, paling yang kenal ya yang di sini aja (Caleg yang ada di sekitar tempat tinggal),” kata Warga Rawalumbu, Angga (31).

Pengetahuan masyarakat tentang figur yang akan mereka pilih jadi tantangan Parpol maupun Caleg yang bertarung. Dalam perebutan kursi DPRD Kota dan Kabupaten Bekasi, hal ini bisa jadi tantangan berat yang harus ditaklukkan.

Melihat hal ini Pakar Komunikasi Politik, Hendri Satrio membenarkan bahwa belum ada kampanye yang menonjol dari para Caleg pada masa kampanye ini. Setelah dimulai masa kampanye, seharusnya para Caleg sudah bisa bergerak secara masif dan tidak tertutup oleh kampanye Capres dan Cawapres.

“Harusnya mereka per hari ini sudah mulai bergerak untuk mempromosikan atau mengkampanyekan program-program mereka dan tidak tertutup dengan Pilpres-Pilpresan,” katanya.

Henri mengingatkan bahwa efek dari Capres dan Cawapres tidak selalu memberikan pengaruh secara langsung maupun tidak langsung pada Caleg. Nomor urut kata dia, cenderung hanya akan berpengaruh pada Parpol, tidak pada Caleg.

Untuk itu jika ingin dipilih oleh masyarakat, para Caleg harus memperkenalkan diri dan program yang diusung.”Jadi kalau memang mereka mau dipilih tidak berdasarkan nomor urut, jadi dipilih langsung, ya mereka harus berkampanye dari sekarang,” tambahnya.

Apa yang disampaikan oleh masyarakat pada saat simulasi Pemilu 2024 Radar Bekasi kemarin disebut sebagai tantangan para Caleg. Seluruh Caleg harus turun mengedukasi masyarakat mulai dari pencoblosan hingga mensosialisasikan dirinya kepada masyarakat.

“Tapi saya berkeyakinan, walaupun masyarakat masih banyak yang belum tahu terkait hal itu. Tetapi ini menjadi tantangan buat kita memfollow-up bagaimana kita memahami, mengetahui partai Nasdem dan mengenal Calegnya di tingkat kota, provinsi, maupun RI,” kata Ketua DPD Nasdem Kota Bekasi, Aji Ali Sabana.

Aji memastikan saat ini seluruh Caleg partai Nasdem masif mensosialisasikan dirinya kepada masyarakat. Sosialisasi dilakukan di tingkat RT dan RW dalam pertemuan-pertemuan terbatas.

Baru berjalan dua pekan, ia menyebut sudah ada dinamika di lapangan seperti APK yang hilang. Meskipun hal ini ia anggap positif, menandakan para Caleg bergerak di lapangan.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua DPD PSI Kota Bekasi, Tanti Herawati dimana setiap hari Caleg turun ke dapil masing-masing. Metode kampanye berikutnya, seluruh Caleg di tiap dapil turun ke lapangan bersamaan satu kali dalam sepekan.

Setiap partai memang telah memulai sosialisasi di tengah masyarakat sejak masa kampanye belum dimulai, termasuk pra Caleg PSI. Begitu masuk masa kampanye, sosialisasi dilakukan lebih terbuka dan lebih leluasa mengajak masyarakat untuk memilih.

Salah satu faktor adanya masyarakat yang belum mengetahui Caleg PSI di wilayah mereka kata Tanti, dimungkinkan lantaran para Caleg berkampanye dengan strategi tertentu.

“Kita kan udah pernah ngalamin Pemilu sebelumnya dan kalah saat 2019 lalu. Jadi untuk Pemilu sekarang PSI Kota Bekasi lebih siap dalam menjalani kampanye dengan strategi-strategi khusus pastinya, kita gak mau terulang seperti dulu di 2019 yang belum ngerti apa-apa saat itu,” ungkapnya.

Bertemu dan berdialog langsung dengan konstituen adalah cara yang harus dilakukan pada Pemilu saat ini. Hal ini penting dilakukan agar masyarakat mengenal dan mengetahui isi pikiran Caleg untuk dipilih oleh masyarakat.

Ketua DPD Partai Gelora Kota Bekasi, Muhammad Kurniawan menyebut dua metode kampanye yang saat ini dilakukan oleh mayoritas Caleg. Yakni bertemu langsung dengan Konstituen, serta berkampanye lewat relawan atau menggunakan APK.

Termasuk dirinya yang saat ini menjadi Caleg, disampaikan bahwa relawan dan APK saja tidak cukup.”Jadi kunci utamanya adalah semua Caleg Gelora harus bertemu dengan basis konstituennya, tidak bisa hanya mengandalkan relawan saja, atau hanya mengandalkan APK saja itu tidak bisa,” paparnya. (sur)